2.4. Trust Kepercayaan
Modal sosial sosial capital menurut James coleman dalam Fukuyama,2002yakni kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama-sama demi
mencapai tujuan-tujuan bersama didalam berbagai kelompok dan organisasi. Coleman menambahkan bahwa selain pengetahuan dan keterampilan, porsi lain dari
human capital adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi berhubungan satu sama lain. Kemampuan berasosiasi ini menjadi modal yang
sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi, tetapi juga bagi setiap aspek ekstensi sosial yang lain. Tetapi, kemampuan ini sangat bergantung pada suatu
kondisi dimana komunitas itu mau saling berbagi untuk mencari titik temu norma- norma dan nilai nilai bersama. Jika titik temu etis-normatif ini ditemukan maka pada
giliranya kepentingan-kepentingan individu akan tunduk pada kepentingan- kepentingan komunitas kelompok. Dari nilai nilai bersama ini akan bangkit apa yang
disebut kepercayaan. Lawang dalam Damsar, 2009:186 menyimpulkan inti konsep kepercayaan
sebagai berikut: 1 Hubungan sosial antara dua orang atau lebih. Temasuk dalam hubungan ini adalah institusi, yang dalam pengertian di wakili orang. 2 Harapan
yang akan terkandung dalam hubungan itu, yang jika direalisasi tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak. 3 Interaksi yang memungkinkan hubungan dan
harapan itu berwujud.
Universitas Sumatera Utara
Kepercayaan memperbesar kemampuan manusia untuk bekerjasama, bukan didasarkan atas kalkulasi rasional kognitif tetapi melalui pertimbangan dari suatu
ukuran penyangga antara keinginan yang sangat dibutuhkan dan harapan yang mungkin secara parsial akan mengecewakan. Kerjasama tidak mungkin terjalin kalau
tidak didasarkan adanya saling percaya diantara sesama pihak yang terlibat Damsar, 2009:202.
Meskipun kepercayaan melibatkan pertukaran informasi, tetapi ia tidak bias direduksi menjadi sekedar informasi. Komunitas bergantung pada kepercayaan, dan
kepercayaan ditentukan secara cultural, maka komunitas spontan akan muncul dalam berbagai tingkatan yang berbeda dalam budaya yang berbeda pula. Masyarakat
berkepercayaan tinggi high trust seperti jepang berhasil menciptakan berbagai jaringan dengan baik sebelum revolusi informasi memasuki kecepatan yang lebih
tinggi, masyarakat berkepercayaan rendah low trust mungkin tidak akan pernah untuk meningkatkan efisiensi yang ditawarkan teknologi informasi. Trust, dengan
demikian adalah pengharapan yang muncul dalam sebuah komunitas norma yang dimiliki bersama, demi kepentingan anggota yang lain dari komunitas itu.Fukuyuma,
2002:36 Social capital dibutuhkan untuk menciptakan jenis komunitas moral yang
tidak bisa diperoleh seperti dalam kasus bentuk-bentuk human capital yang lain. Akuisisi capital social, memerlukan pembiasaan terhadap norma-norma moral dan
sebuah komunitas dan dalam konteksnya, sekaligus mengadopsi kebajikan-kebajikan
Universitas Sumatera Utara
seperti kesetiaan, kejujuran, dan dependability. Kelompok harus mengadopsi norma- norma bersama sebagai satu keseluruhan sebelum kepercayaan bisa di generalisasikan
diantara anggota-anggotanya, dengan kata lain, social capital mustahil diperoleh oleh individu-individu yang bisa bertindak diatas kepentingan sendiri. Fukuyuma,
2002:38 Dalam mewujudkan tujuan koperasi dalam memerangi kemiskinan, tentu
setiap individu yang ada didalam koperasi tersebut harus mampu menahan diri dan membiasakan hidup untuk patuh terhadap norma-norma moral seperti kesetiaan,
kejujuran. Karena koperasi adalah merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang sosial dan ekonomi serta dijalankan oleh sekelompok orang maka perlu adanya rasa
saling percaya untuk setiap orang dalam koperasi tersebut. Selain itu dalam setiap transaksi ekonomi yang dilakukan koperasi, setiap anggota dan pengurus harus
memiliki rasa saling percaya, tujuannya adalah untuk mendidik anggotanya agar lebih beranggung jawab dan jujur.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN