23 kehidupan manusia lahir dan batin. Bagi manusia, nilai dijadikan landasan,
alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik disadari maupun tidak Darmodiharjo dan Shidarta, 2006: 233. Meski nilai yang hidup dalam
masyarakat berbeda-beda namun nilai tersebut bersifat universal, artinya kebenaran nilai itu diterima secara luas dan mutlak.
Merujuk pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat dipahami bahwa nilai merupakan sesuatu atau hal-hal yang berguna bagi kemanusiaan. Nilai
berkaitan erat dengan kebaikan yang ada pada sesuatu hal. Namun kebaikan itu berbeda dengan sesuatu yang baik belum tentu bernilai.
b. Pengertian Pendidikan
Secara etimologis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani
paedagogik.
Ini merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata
pais
yang berarti ‖anak‖ dan
ago
yang berarti ‖aku membimbing‖. Jadi
paedagogik
berarti aku membimbing anak Hartini, 2013: 21
Menurut Ikhsan 2010: 4 pendidikan adalah proses di mana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di
dalam masyarakat di mana ia hidup, proses sosial di mana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol, sehingga ia dapat
memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum. Panjaitan dkk 2014: 22 mengemukakan
bahwa pendidikan adalah suatu proses yang didesain untuk memindahkan atau menularkan pengetahuan dan keahlian atau kecakapan serta kemampuan.
Adapun menurut Horne Listyarti, 2013: 2, pendidikan merupakan proses yang terjadi secara terus menerus abadi dari penyesuaian yang lebih
tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan.
Merujuk pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah keseluruhan yang kompleks, dimana seorang pendidik
berusaha menfasilitasi peserta didik untuk membuka wawasan dan perasaannya berhubungan dengan akal budi yang berkembang dalam kehidupan seseorang
sebagai anggota masyarakat. Pendidikan berupaya membantu mereka untuk
24 memiliki dan meyakini nilai yang lebih hakiki, lebih tahan lama, dan
merupakan kebenaran yang dihormati, diyakini secara shahih sebagai manusia yang beradab.
c. Pengertian Karakter
Rutland Hidayatullah, 2010:14 mengemukakan bahwa karakter berasal dari bahasa Latin yang memiliki arti ―dipahat‖. Jika kehidupan
diibaratkan sebuah blok granit, maka karakter adalah gabungan dari kebaikan dan nilai-nilai yang dipahat dalam batu kehidupan tersebut dan menyatakan
nilai yang sesungguhnya. Adapun menurut Samani 2012: 37 mengemukakan bahwa karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap
individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga , masyarakat, bangsa, dan Negara.
Marzuki Agus Wibowo 2013: 10 mengemukakan karakter identik dengan akhlak, sehingga karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang
universal yang meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, maupun lingkungan,
yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan yang berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat
istiadat. Edgington 2002: 116 mengungkapkan
“According to Aristotle, morality and character are not random acts
but habits, which have been describe as habits of mind, habits of heart and
habits of action”. Moralitas dan karakter bukan tindakan tanpa tujuan tetapi kebiasaan,
yang telah digambarkan sebagai pola berpikir, pola hati dan pola tindakan. Josephson 2002: 41 menambahkan, ―Character is not an inborn disposition. It
is a ―second nature‖ developed through education, experience, and choice,‖
Karakter bukanlah watak bawaan. Karakter adalah kebiasaan yang dikembangkan melalui pendidikan, pengalaman, dan pilihan. Seseorang dapat
dikatakan berkarakter jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang
25 dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam
kehidupannya. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat dipahami bahwa karakter
merupakan nilai-nilai yang dipahat dalam kehidupan meliputi kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi yang menjadikan ciri khas pada
setiap individu dan bukanlah watak bawaan. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada setiap diri manusia dan merupakan pendorong bagi manusia
dalam berpikir, berujar dan bertindak.
d. Pengertian Pendidikan Karakter