Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari berbagai aspek, salah satunya dilihat dari aspek pendidikan. Kualitas pendidikan menjadi ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 pasal 13 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Ketiga jalur tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu mengembangkan potensi manusia. Pendidikan nonformal berperan dalam peningkatan kualitas pendidikan masyarakat, salah satunya melalui program Taman Bacaan Masyarakat. Taman Bacaan Masyarakat TBM adalah sebuah tempatwadah yang didirikan dan dikelola baik oleh masyarakat maupun pemerintah dalam rangka penyediaan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai salah satu sarana utama dalam perwujudan konsep pembelajaran sepanjang hayat untuk mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar TBM Kemendikbud, 2014: 3. Taman Bacaan Masyarakat TBM sebagai salah satu program yang ingin mewujudkan budaya baca dimasyarakat karena minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Menurut survey UNESCO minat baca masyarakat Indonesia baru 0,01 persen. Artinya, dalam 10.000 anak bangsa hanya ada satu anak bangsa yang memiliki minat baca Kompas.com: 2015. 2 Dan berdasarkan studi Most Littered Nation In the World yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca Kompas.com: 2016. TBM selain berfungsi untuk meningkatkan minat baca masyarakat, juga berfungsi sebagai pendukung gerakan pemberantasan buta aksara karena penduduk Indonesia khususnya DIY belum terbebas dari buta aksra. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun 2015 penduduk usia 15-44 tahun yang mengalami buta aksara sebanyak 1,1 dan untuk penduduk usia diatas 45 tahun ada sekitar 11,89 . Sedangkan untuk DIY pada pada tahun 2015 penduduk usia 15-44 tahun yang mengalami buta aksara sebanyak 0,19 dan untuk penduduk usia diatas 45 tahun ada sekitar 12,8. TBM menjadi sarana pendukung yang efektif dalam pemberantasan buta aksara. Hal tersebut dilakukan dengan cara memberikan layanan pendidikan nonformal bagi masyarakat Muhsin Kalida, 2012: 5-6. Salah satu penyebab rendahnya minat baca masyarakat Indonesia adalah tingginya budaya menonton televisi. Dewasa ini, budaya baca termarjinalkan oleh hadirnya media televisi yang lebih menawarkan fitur-fitur yang menggiurkan sehingga banyak menarik minat masyarakat untuk menonton Nurul Hayati dan Yoyon Suryono, 2015: 176. Merujuk data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik tahun 2012, sebanyak 91,58 persen penduduk Indonesia yang berusia 10 tahun ke atas lebih suka menonton televisi Kompas.com: 2016. Menonton dianggap kegiatan yang lebih praktis 3 dan menyenangkan untuk dilakukan dari pada membaca. Apalagi dengan kemajuan IPTEK yang sangat pesat. Kita dapat melihat media televisi telah mendominasi dikalangan masyarakat karena menawarkan tontonan yang menggiurkan. Bahkan media televisi memberikan dampak yang besar dalam kehidupan manusia, baik dampak positif maupun negatif. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dampak negatif yang ditimbulkan lebih besar. Apalagi dikalangan anak-anak karena mereka belum dapat memilah apa yang ditonton. Dewasa ini sering ditemui fenomena taman bacaan masyarakat bukanlah tempat menyenangkan untuk dikunjungi bahkan menjadi tempat yang dianggap membosankan. Hal tersebut menyebabkan taman bacaan masyarakat sepi pengunjung. Ada beberapa faktor yang menyebabkan taman bacaan masyarakat sepi peminat, diantaranya adalah terbatasnya koleksi buku yang dimiliki, fasilitas yang belum memadai, pengelolaan yang belum profesional, dan tidak adanya kegiatan-kegiatan yang menarik minat pengunjung. Selain faktor-faktor tersebut, sepinya taman bacaan masyarakat juga karena masih kurangnya pengembangan dalam penyelenggarannya. Taman bacaan masyarakat sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat, keberadaannya memang seringkali mengalami ketertinggalan dari penelusuran informasi. Keadaan ini dimungkinkan karena masyarakat belum mengetahui seluk-beluk taman bacaan masyarakat, disamping minat baca masyarakat yang masih rendah Muhsin Kalida, 2012: 8. Melihat fenomena tersebut perlu adanya pengembangan dalam penyelenggaran taman bacaan masyarakat, baik dari segi fasilitas maupun 4 kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. Dalam hal ini perlu adanya dukungan dari berbagai pihak. Selain dari pemerintah, diperlukan juga dukungan dari masyarakat sekitar taman bacaan masyarakat termasuk didalamnya adalah keterlibatan pemuda. Pemuda adalah motor penggerak dalam menciptakan perubahan di masyarakat. Seperti yang dikatakan Akbar Tandjung dalam Lutfi Wibawa 2016: 22 pemuda memiliki idealisme murni, dinamis, kreatif, inovatif, dan memiliki energi yang besar bagi perubahan sosial. Dengan adanya partisipasi dari pemuda diharapkan taman bacaan masyarakat dapat lebih berkembang dan diminati masyarakat. Namun, dalam prakteknya pemuda saat ini jauh dari kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut menyebabkan keterlibatan pemuda dalam kegiatan sosial sangat minim. Fenomena ini dapat kita lihat dalam kegiatan- kegiatan sosial yang ada dimasyarakat. Dalam kegiatan tersebut sangat sulit melihat pemuda yang terlibat didalamnya. Pemuda hari ini sering dibingkai di media massa sebagai: sumber masalah, sumber kerusuhan, apatis, dan individualis yang jauh dari pergerakkan masyarakat Lutfi Wibawa, 2016: 34. Ada beberapa faktor yang menyebabkan minimnya keterlibatan pemuda dalam kegiatan sosial diantaranya: kesibukan di lingkungan sekolah, kampus, maupun pekerjaan, sikap acuh terhadap kegiatan sosial dimasyarakat, dan keingin tahuan yang besar terhadap hal baru diluar lingkungan masyarakatnya. Masalah-masalah yang dihadapi pemuda juga menjauhkan mereka dari kehidupan bermasyarakat dan menjadi isu yang dikhawatirkan untuk segera menemukan solusinya, misalnya rumah tangga single parent, obat terlarang 5 dan penyalahgunaan alkohol, gaya hidup dan materialisme, serta kesenjangan tingkat pendidikan Lutfi Wibawa, 2016: 26-32. Terkait dengan hal tersebut Kompas.com 2016 melangsir data tentang pengguna narkoba. Ira Rachmawati menyebutkan pengguna narkoba di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan, sebelumnya pada bulan juni 2015 tercatat 4,2 juta pengguna dan pada November menjadi 5,9 juta pengguna. Program taman bacaan masyarakat merupakan salah satu kegiatan sosial yang ada dimasyarakat. Seperti Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun yang merupakan salah satu program Karang Taruna Guyub Rukun. Karang Taruna Guyub Rukun memiliki tiga program besar yaitu Taman Bacaan Masyarakat TBM, Bank Pupuk Organik BPO, dan Barisan Remaja Peduli Alam Sekitar BARKAS. Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun berlokasi di Dusun Jambon, Desa Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Untuk sementara TBM berada di teras dan ruang tamu kediaman Saudara Triyanto RT 29 dengan sedikit modifikasi. Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun diresmikan pada tanggal 17 Mei 2015 dengan besaran koleksi masih sekitan 500 judul buku yang berasal dari beberapa swadaya masyarakat dan sumbangan- sumbangan dari donatur, dan fasilitas yang masih minim. Bersadarkan hasil wawancara dengan saudara “Ty” pada tanggal 11 November 2016 selaku Ketua Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun, diketahui bahwa ada beberapa kegiatan atau program yang dilaksanakan di Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun, diantaranya: sirkulasi buku, layanan 6 paket pinjam, bimbingan belajar, bermain sambil belajar sabtu sore, bank sampah, dan bank pupuk organik. Dalam penyelenggaraannya, Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun masih memerlukan pengembangan agar lebih dapat menarik minat masyarakat untuk datang berkunjung. Pengembangan yang dapat dilakukan meliputi pengembangan koleksi, pengembangan sumber daya, pengembangan pengunjung, dan pengembangan sistem layanan. Dalam pengembangan tersebut dibutuhkan partisipasi pemuda sebagai anggota Karang Taruna Guyub Rukun. Partisipasi pemuda dalah keikutsertaan pemuda dalam kegiatan guna mencapai tujuan yang diharapkan. Partisipasi pemuda dalam pengembangan taman bacaan masyarakat sangatlah penting karena pemuda memiliki potensi yang sangat besar. Gagasan-gagasan pemuda dapat menjadi bahan masukan untuk pengembangan taman bacaan masyarakat. Namun, pada kenyataannya pemuda belum menyadari akan pentingnya partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Guyub Rukun. Bersadarkan hasil wawancara dengan saudara “Ty” pada tanggal 11 November 2016 selaku Ketua Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun, diketahui bahwa sebagian pemuda tidak pernah terlibat dalam kegiatan atau program rutin TBM seperti bimbingan belajar dan bermain sambil belajar sabtu sore. Hal tersebut dikarenakan adanya rasa malas untuk mengajar dan kurangnya percaya diri. Belum menyadari akan pentingnya partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Guyub Rukun berdampak pada 7 kurang maksimalnya partisipasi pemuda dalam hal tersebut. Bersadarkan hasil wawancara dengan saudara “Ty” pada tanggal 11 November 2016 selaku Ketua Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun, diketahui bahwa pemuda akan berpartisipasi ketika mendapat ajakan atau teguran dari pengelola taman bacaan masyarakat. Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengambil penelitian tentang “Partisipasi Pemuda Dalam Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul”.

B. Identifikasi Masalah