30
lain, kecuali memang kegiatan tersebut selain menyenangkan juga bervarisai dan tidak membosankan. Berg 1988 disebutkan bahwa sepuluh  menit  adalah waktu
yang wajar bagi anak usia sekitar 5 tahun untuk dapat duduk dan memperhatikan sesuatu  secara  nyaman.  Daya  perhatian  yang  pendek  membuat  ia  masih  sangat
sulit  untuk  duduk  dan  memperhatikan  sesuatu  untuk  jangka  waktu  yang  lama, kecuali  terhadap  hal-hal  yang  menyenangkan.  Pembelajaran  dapat  dilakukan
dengan menggunakan pendekatan  yang bervariasai  dan menyenangkan, sehingga tidak membuat anak terpaku di tempat dan menyimak dalam jangka waktu lama.
g. Anak merupakan masa belajar yang paling potensial
Masa  anak  usia  dini  disebut  sebagai  masa  Golden  age  atau  magic  years. NAEYC  1992  mengemukakan  bahwa  masa-masa  awal  kehidupan  tersebut
sebagai  masa- masanya  belajar  dengan  slogannya  sebagai  berikut:  “Early  Years
are Learning Years”.Hal ini disebabkan bahwa selama rentang waktu usia dini, anak mengalami berbagai pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat dan
pesat  pada  berbagai  aspek.  Pada  periode  ini  hampir  seluruh  potensi  anak mengalami  masa  peka  untuk  tumbuh  dan  berkembang  secara  cepat  dan  hebat.
Oleh  karena  itu,  pada  masa  ini  anak  sangat  membutuhkan  stimulasi  dan rangsangan  dari  lingkungannya.  Pembelajaran  pada  periode  ini  merupakan
wahana yang memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak guna mencapai harapan sesuai dengan tugas perkembangannya.
C. Kerangka Berpikir
Perkembangan  motorik  adalah  suatu  perubahan  dalam  perilaku  motorik yang  melibatkan  interaksi  dari  kematangan  makhluk  dan  lingkungannya.  Pada
31
manusia  perkembangan  motorik  merupakan  perubahan  perkembangan  motorik dari  bayi  sampai  dewasa  yang  melibatkan  berbagai  aspek  perilaku  dan
kemampuan  motorik.  Aspek  perilaku  dan  perkembangan  motorik  tersebut  saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Dalam perkembangan motorik terdapat dua macam motorik yaitu motorik kasar  dan  motorik  halus.  Motorik  kasar  adalah  keterambilan  yang  melibatkan
koordinasi otot-otot besar seperti melompat, berlari, berjalan dan lain sebagainya. Motorik  halus  adalah  keterampilan  yang  melibatkan  koordinasi  otot-otot  kecil
seperti  meronce,  menggunting,  menempel  dan  lain  sebagainya.  Dalam perkembangan motorik kasar anak terdapat unsur-unsur motorik kasar yang perlu
diperhatikan.  Unsur-unsur  motorik  kasar  adalah  seperti  kekuatan,  koordinasi, kecepatan, keseimbangan dan kelincahan.
Perkembangan  motorik  kasar  anak  dapat  dikembangkan  dengan menggunakan
metode yang
bermacam-macam salah
satunya dengan
menggunakan  permainan  tradisional.  Permainan  tradisional  termasuk  kekayaan budaya  yang  tidak  ternilai  harganya  dan  banyak  mengandung  nilai-nilai  budaya
tertentu serta mempunyai fungsi melatih pemainnya melakukan hal-hal yang akan penting nantinya bagi  kehidupan mereka di  tengan masyarakat  Sukirman, 2008:
27.  Permainan  tradisional  yang  memiliki  banyak  manfaat  salah  satunya  yaitu permainan tradisional Engklek Gunung.
32
Dalam penelitian ini peneliti fokus pada kemampuan motorik kasar anak. Kemampuan motorik kasar tersebut  yaitu mengenai keseimbangan, kekuatan dan
kelincahan  anak  dalam  gerak  dasar  melompat  melalui  permainan  tradisional Engkelk Gunung.
Harapan  peneliti  yaitu  dapat  meningkatkan  kemampuan  motorik  kasar anak  kelompok  B  melalui  Permainan  Tradisional    Engklek  Gunung,  agar  dapat
menarik perhatian anak pada kelompok B dan juga Guru di TK PKK minggiran. Dengan  demikian,  diharapkan  dengan  adanya  permainan  tradisional  Engklek
Gunung sebagai media dapat meningkatan motorik kasar pada anak kelompok B dan juga dapat memotivasi guru di TK PKK Minggiran.
D. Hipotesis