Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

51

3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

1. Perencanaan Pada tahap perencanaan tindakan siklus I, peneliti dan kolaborator guru melakukan kegiatan antara lain: a Menyusun Rencana Kegiatan Harian Rencana Kegiatan Harian disusun oleh peneliti bekerjasama dengan guru kelas B. RKH disusun dengan indikator yang sesuai berdasarkan dengan tema yaitu Lingkunganku. Setelah dikonsultasikan kepada guru kelas B, dapat kesepakatan bahwa materi yang diajarkan pada siklus I pertemuan I adalah belajar seperti biasa hanya saja kegiatan awal pembelajaran diawali dengan kegiatan keluar kelas yaitu permainan Engklek Gunung. b Menyiapkan bahan-bahan mengajar dan kapur putih atau berwarna untuk membuat garis Engklek Gunung. c Menyiapkan lembar observasi d Pendokumentasian proses belajar anak, pelaksanaan pendokumentasian dilakukan ketika pembelajaran berlangsung.

2. Pelaksanaan Tindakan

a Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 September 2016 dengan tema lingknganku. Berikut ini deskripsi langkah-langkah pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kegiatan pembelajaran fisik motorik kasar melalui permainan Engklek Gunung. 52 1 Kegiatan Awal Pada kegiatan awal ini pertama berdoa sebelum belajar, setelah itu anak diperkenalkan hari, tanggal, bulan dan tahun dengan cara guru menulis dipojok kiri atas papan tulis dan setelah itu anak disuru membacanya bersama-sama. Selanjutnya membicarakan tema hari itu juga dan mengulas tema sebelumnya atau pembelajaran hari sebelumnya. Pada penelitian ini aspek yang akan dikembangkan adalah motorik kasar sehingga kegiatan dilaksanakan pada awal kegiatan. Setelah bercakap-cakap tentang tema, guru dan anak melakukan tanya jawab mengenai nama benda di sekitar sapu, sulak, tong sampah, dll, dan setelah kegiatan tanya jawab selesai guru mengajak anak keluar kelas dan menuju halaman depan sekolah untuk bermain Engklek Gunung. Sampai di halaman, anak- anak membuat lingkaran sambil bernyanyi “Lingkaran besar lingkaran kecil”. Setelah anak sudah membentuk lingkaran guru memberikan pemanasan terlebih dahulu kepada anak yaitu dengan bernyanyi menggunakan gaya. Kemudian setelah pemanasan, guru mulai membuat petak Engklek Gunung menggunakan kapur. Anak satu persatu maju bermain Engklek sesuai absen. 2 Kegiatan Inti Setelah dari halaman depan sekolah, guru mempersilahkan anak-anak untuk istirahat terlebih dahulu atau diperbolehkan minum. Setelah kondisi anak sudah stabil, guru menerangkan kegiatan yang akan dilakukan oleh anak pada hari itu. Anak-anak aktif mendengarkan penjelasan dari guru, pada hari itu ada 3 kegiatan yang harus dilakukan oleh anak yaitu pertama membuat rumah dari lego 53 secara berkelompok, yang kedua mengenal kata rumah dengan menulis kata RUMAH, dan yang ketiga mengenal alat pertukangan dengan memainkan alat pertukangan. 3 Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dilaksanakan dengan kegiatan Menyanyi “Rumah Kami Kecil”, Menceritakan dan menunjukkan hasil karya, dan dilanjutkan penguatan pengetahuan yang di dapat anak atau tanya jawab tentang kegiatan dalam satu hari. Anak-anak sangat senang dengan kegiatan pada hari itu, terlihat dari semangat anak dari awal sampai akhir pembelajaran. Kemudian berdoa bersama, pesan-pesan yang diberikan guru untuk anak, kemudian berdoa mau pulang. Tabel 9. Hasil Observasi Keseimbangan Anak Siklus I Pertemuan I No. Kriteria Jumlah Anak Persentase 1. Seimbang 5 27,8 2. Kurang Seimbang 8 44,4 3. Belum Seimbang 5 27,8 Jumlah 18 100 Pada siklus I pertemuan I belum terjadi banyak perubahan pada keseimbangan anak, tetapi pada kriteria Kurang Seimbang menurun menjadi 8 anak atau 44,4 dari jumlah anak keseluruhan. Tabel 10. Hasil Observasi Kekuatan Anak Siklus I Pertemuan I No. Kriteria Jumlah Anak Persentase 1. Kuat 4 22,2 2. Kurang Kuat 8 44,5 3. Belum Kuat 6 33,3 Jumlah 18 100 54 Kekuatan pada anak siklus I pertemuan I masih belum terjadi banyak perubahan, karena di kriteria Kurang Kuat menurun menjadi 8 anak atau 44,4 dari jumlah anak keseluruhan. Tabel 11. Hasil Observasi Kelincahan Anak Siklus I Pertemuan I No. Kriteria Jumlah Anak Persentase 1. Lincah 5 27,8 2. Kurang Lincah 7 38,9 3. Belum Lincah 6 33,3 Jumlah 18 100 Kelincahan anak pada siklus I pertemuan I anak sudah mulai meningkat, pada kriteria Lincah dari yang sebelumnya hanya ada 3 anak dari jumlah keseluruhan 18 anak atau 16,7. Menjadi 5 anak atau 27,8 dari jumlah keseluruhan. Tabel 12. Hasil Observasi Motorik Kasar Anak pada Siklus I Pertemuan I No. Kriteria Jumlah Anak Persentase 1. Sangat Baik 2. Baik 8 44,4 3. Cukup 6 33,3 4. Kurang 3. Kurang Sekali 4 22,2 Jumlah 18 100 Dari hasil Keseimbangan, Kekuatan dan Kelincahan, dapat dirata-rata kemampuan motorik kasar anak pada siklus I pertemuan I yang memiliki kriteria baik hanya ada 8 anak atau 44,4. 55 b Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Pertemuan II Siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Jumat 23 September 2016 dengan tema lingkungan. Berikut ini deskripsi langkah-langkah pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kegiatan pembelajaran fisik motorik kasar melalui permainan Engklek Gunung. 1 Kegiatan Awal Pada hari jumat seluruh anak kelas B berkumpul diaula kelas A, karena kelas B akan melakukan senam. Anak-anak dikondisikan terlebih dahulu membentuk lingkaran dengan bernyanyi menyanyikan lagu “Naik-naik ke puncak gunung” sambil menggunakan gerakan. Setelah anak sudah dikondisikan dan membentuk lingkaran besar, anak-anak kelas B mulai melakukan kegiatan senam yang dipandu oleh guru. Setelah kegiatan senam selesai anak-anak kembali ke kelas B. 2 Kegiatan Inti Guru menerangkan kegiatan pada hari itu. Guru menjelaskan pada anak jika hari itu ada 3 kegiatan. Kegiatan pertama yaitu bermain Engklek Gunung, anak-anak kelas B semuanya dikondisikan untuk menuju halaman depan sekolah. Setelah selesai bermain Engklek Gunung, anak kembali ke kelas dan beristirahat sejenak untuk minum. Lanjut kegiatan yang kedua yaitu membuat peralatan masak dari plastisin, anak-anak dibebaskan membuat macam-macam peralatan masak dari plastisin. Kegiatan ketiga yaitu Mengenal huruf awal MASAK , anak diminta untuk menulis huruf “M”. 56 3 Kegiatan Akhir Setelah istirahat, kegiatan akhir pada hari itu adalah bercakap-cakap mengenai kegiatan yang dilakukan pada hari itu. Seperti tanya jawab macam- macam peralatan masak ada apa saja, fungsi peralatan masak dan pengalaman anak-anak apakah anak-anak pernah belajar masak atau tidak. Setelah itu guru mengevaluasi kegiatan pada hari itu, lalu bernyanyi “ Gelang si patu gelang “, berdoa, guru memberikan pesan-pesan pada anak lalu pulang. Tabel 13. Hasil Observasi Keseimbangan Anak Siklus I Pertemuan II No. Kriteria Jumlah Anak Persentase 1. Seimbang 6 33,3 2. Kurang Seimbang 7 38,9 3. Belum Seimbang 5 27,8 Jumlah 18 100 Pada siklus I pertemuan II mulai ada sedikit peningkatan pada keseimbangan anak yaitu pada kriteria Seimbang saat pertemuan pertama 5 anak menjadi 6 anak atau 33,3 dan pada kriteria Kurang Seimbang pada pertemuan pertama 8 anak menjadi 7 anak atau 38,9 dari jumlah anak keseluruhan. Tabel 14. Hasil Observasi Kekuatann Anak Siklus I Pertemuan II No. Kriteria Jumlah Anak Persentase 1. Kuat 5 27,80 2. Kurang Kuat 6 33,30 3. Belum Kuat 7 38,90 Jumlah 18 100 57 Pada siklus I pertemuan II Kekuatan anak mengalami penurunan, tepatnya pada kriteria Belum Kuat pada pertemuan I ada 6 anak dan pada pertemuan ke II menjadi 7 anak atau 38,9 dari jumlah anak keseluruhan. Tabel 15. Hasil Observasi Kelincahan Anak Siklus I Pertemuan II No. Kriteria Jumlah Anak Persentase 1. Lincah 8 44,40 2. Kurang Lincah 5 27,80 3. Belum Lincah 5 27,80 Jumlah 18 100 Pada siklus I pertemuan II terjadi peningkatan pada Kelincahan anak, pada kriteria Lincah dari yang sebelumnya ada 5 anak dari jumlah keseluruhan 18 anak menjadi 8 anak atau 44,4 dari jumlah anak keseluruhan. Tabel 16. Hasil Observasi Motorik Kasar Anak Siklus I Pertemuan II No. Kriteria Jumlah Anak Persentase 1. Sangat Baik 2. Baik 9 50 3. Cukup 5 27,7 4. Kurang 5. Kurang Sekali 4 22,2 Jumlah 18 100 Dari hasil Keseimbangan, Kekuatan dan Kelincahan, dapat dirata-rata kemampuan motorik kasar anak pada siklus I pertemuan II yang memiliki kriteria Baik dari yang sebelumnya hanya ada 8 anak atau 44,4 menjadi 9 anak atau 50 dari jumlah anak keseluruhan. 58 c Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Pertemuan III Siklus I pertemuan III ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 24 September 2016 dengan tema lingkungan. Berikut ini deskripsi langkah-langkah pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kegiatan pembelajaran fisik motorik kasar dengan menggunakan permainan Engklek Gunung. 1 Kegiatan Awal Kegiatan awal pada hari ini pertama dimulai dengan membaca doa bersama-sama, setelah itu bernyanyi, dan dilanjutkan dengan kegiatan pembukaan yaitu mengucap syair “POLISI“. Setelah kegiatan mengucap syair “POLISI” selesai, anak-anak dikondisikan untuk keluar kelas menuju halaman depan sekolah untuk bermain Engklek Gunung. Setelah anak-anak berkumpul di halaman sekolah, peneliti dan guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi bersama terlebih dahulu agar anak-anak tambah semangat dalam bermain Engklek Gunung. Setelah anak selesai bernyanyi dan sudah dikondisikan anak mulai berbaris menjadi dua baris yaitu satu baris laki-laki dan satu baris perempuan. Setelah peneliti menjelaskan kembali cara bermain permainan Engklek Gunung tersebut, anak diperbolehkan mencoba bermain satu persatu. 2 Kegiatan Inti Setelah kegiatan permainan Engklek Gunung selesai, anak-anak kembali ke dalam kelas dan istirahat sejenak untuk minum. Kemudian guru menjelaskan kepada anak bahwa hari itu ada tiga kegiatan yang akan dilakukan anak. Kegiatan pertama yaitu Mengenal polisi, guru bercerita tentang polisi dan melakukan tanya jawab dengan anak mengenai polisi. Kegiatan kedua yaitu anak diminta maju satu 59 persatu untuk menyanyikan lagu perjuangan. Dan kegiatan yang ketiga anak-anak bermain maket polisi, Angkatan Udara, pesawat, dll. 3 Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir di isi dengan makan sehat, disini anak-anak membawa makanan sendiri-sendiri dari rumah dan dimakan bersama-sama di sekolah setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Setelah makan sehat selesai, guru meminta anak untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang tercecer di meja atau lantai. Setelah itu anak cuci tangan dan kembali duduk untuk membaca doa sesudah makan. Dan sebelum pulang sguru mengulas kembali kegiatan apa saja yang telah dilakukan anak pada hari itu, kemudian bernyanyi “sayonara”, berdoa dan memberikan pesan pada anak lalu pulang. Dibawah ini adalah tabel hasil observasi mengenai pengembangan kemampuan motorik kasar anak dalam kegiatan Engklek Gunung yang dilakukan awal kegiatan. Tabel 17. Hasil Observasi Keseimbangan Anak Siklus I Pertemuan III Pada siklus I pertemuan III mulai meningkat pada Keseimbangan anak yaitu pada kriteria Seimbang saat pertemuan pertama 6 anak atau 33,3 menjadi 9 anak atau 50 dari jumlah anak keseluruhan. No. Kriteria Jumlah Anak Persentase 1. Seimbang 9 50 2. Kurang Seimbang 5 27,8 3. Belum Seimbang 4 22,2 Jumlah 18 100 60 Tabel 18. Hasil Observasi Kekuatann Anak Siklus I Pertemuan III No. Kriteria Jumlah Anak Persentase 1. Kuat 8 44,4 2. Kurang Kuat 5 27,8 3. Belum Kuat 5 27,8 Jumlah 18 100 Pada siklus I pertemuan III Kekuatan anak mengalami kenaikan, tepatnya pada kriteria Kuat pada pertemuan II ada 5 anak dan pada pertemuan ke III menjadi 8 anak atau 44,4 dari jumlah anak keseluruhan. Tabel 19. Hasil Observasi Kelincahan Anak Siklus I Pertemuan III No. Kriteria Jumlah Anak Persentase 1. Lincah 10 55,5 2. Kurang Lincah 5 27,8 3. Belum Lincah 3 16,7 Jumlah 18 100 Pada siklus I pertemuan III terjadi peningkatan pada Kelincahan anak, yaitu pada kriteria Lincah dari yang sebelumnya ada 8 anak menjadi 10 anak atau 55,5. Dan pada kriteria Belum Lincah juga mengalami peningkatan dari yang sebelumnya ada 5 anak menjadi 3 anak atau 16,7 dari jumlah anak keseluruhan. Tabel 20. Hasil Observasi Motorik Kasar Anak Siklus I Pertemuan III No. Kriteria Jumlah Anak Persentase 1. Sangat Baik 2. Baik 11 61,1 3. Cukup 5 27,8 4. Kurang 5. Kurang Sekali 2 11,1 Jumlah 18 100 Dari hasil Keseimbangan, Kekuatan dan Kelincahan, dapat dirata-rata kemampuan motorik kasar anak pada siklus I pertemuan III yang memiliki kriteria 61 Baik dari yang sebelumnya hanya ada 9 anak atau 50 menjadi 11 anak atau 61,1 dari jumlah anak keseluruhan. 3. Observasi Kegiatan observasi yang diamati adalah kegiatan anak ketika kegiatan awal berlangsung. Adapun yang diamati adalah kemampuan motorik kasar anak yang meliputi aspek keseimbangan, kekuatan dan kelincahan yang ada dalam permainan Engklek Gunung. Tabel 21. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Motorik Kasar Anak Siklus I Siklus 1 No. Kriteria Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Jumlah anak Jumlah anak Jumlah anak 1. Sangat Baik 2. Baik 8 44,4 9 50 11 61,1 3. Cukup 6 33,3 5 27,8 5 27,8 4. Kurang 5. Kurang Sekali 4 22,2 4 22,2 2 11,1 Jumlah 18 100 18 100 18 100 62 Gambar 5. Grafik Peningkatan Motorik Kasar Siklus I Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat dilihat peningkatan kemampuan motorik kasar anak khususnya dalam aspek keseimbangan, kekuatan dan kelincahan. Pada pertemuan I yang mendapat kriteria Baik ada 8 anak atau 44,,4, sedangkan pertemuan II masih dalam kriteria Baik sedikit meningkat menjadi 9 anak atau 50 dan pada pertemuan III kriteria Baik meningkat menjadi 11 anak atau 61,1. Sedangkan pada kriteria Cukup pertemuan I ada 6 anak atau 33,3 sedangkan pertemuan II dan III ada 5 anak atau 27,8. Dan pada kriteria Kurang Sekali pada pertemuan I dan II ada 4 anak atau 22,2 dan pertemuan III menjadi 2 anak atau 11,1. 4. Refleksi Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, peneliti dan guru kelompok B melakukan evaluasi tentang hambatan dalam pelaksanaan penelitian pada siklus I, adapun hasil dari observasi siklus I tersebut mengenai hambatan yang ada di 27.8 33.3 50 44.4 38.9 27.8 27.8 27.8 2 2 .2 P E R T E M U A N I P E R T E M U A N I I P E R T E M U A N I I I Baik Cukup Kurang Sekali 63 kelompok B yaitu dapat kita lihat dalam pembahasan dibawah ini yaitu sebagai berikut: 1. Sebagian anak masih belum mau mencoba bermain permainan Engklek Gunung dominan anak perempuan. 2. Ada anak yang mau mencoba bermain tetapi harus didampingi atau dipegang tangannya. 3. Peningkatan kemampuan motorik kasar anak meningkat namun belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti. 4. Ada anak yang tidak bisa sama sekali melakukan Engklek. 5. Beberapa anak suka berebut ingin lebih dahulu untuk bermain Engklek Gunung. Pelaksanaan tindakan pada siklus I yaitu dengan kegiatan bermain Engklek Gunung sudah mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu ada 11 anak yang mendapat kriteria baik atau sekitar 61. Sehingga diharapkan dengan melakukan kegiatan ulang di siklus II dan dilakukan perbaikan proses tindakan kelas siklus II akan dapat lebih berhasil dan meningkat sesuai dengan harapan. Adapun beberapa hal yang akan dilaksanakan dalam siklus II sebagai perbaikan adalah sebagai berikut: 1. Bermain Engklek secara berurutan sesuai dengan absen, agar lebih terkondisikan dan semua anak dapat mencoba bermain permainan Engklek Gunung. 2. Memberikan motivasi kepada anak yang mau mencoba tetapi kurang percaya diri, agar anak dapat melakukan Engklek sendiri. 64 3. anak yang menang atau dapat Engklek sampai finish akan diberikan Reward berupa permainan kecil “Becak-becakan” yaitu yang menang akan naik becak atau digendong oleh anak yang kalah, dan yang kalah akan menjadi becaknya atau yang menggendong anak yang menang. 4. Lebih mengutamakan anak yang belum bisa engklek sama sekali, yaitu dengan memberikan semangat dan pujian pada anak. 5. Anak-anak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan agar anak laki-lak dan perempuan tidak saling berebut untuk bermain Engklek diurutan pertama.

4. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Lompat Tali Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Planggu 2 Klaten Tahun 2012/2013.

0 1 16

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Pada Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Al Fatah, Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 3 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Pada Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Al Fatah, Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN ENCRAK PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Encrak Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Ii Keden Kalijambe Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 13

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELOMPAT ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

7 32 36

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL (ENGKLEK) DI RA AL-HIDAYAH BALEENDAH.

0 4 37

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN ENGKLEK PADA ANAK KELOMPOK A TK PUSPASIWI 2 SLEMAN.

0 3 169

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA NGABEAN 2 TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA.

0 7 135

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN GOBAK SODOR ANAK KELOMPOK B TK KHALIFAH SUKONANDI YOGYAKARTA.

1 3 175

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN GOBAK SODOR ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA DEMANGAN

1 3 9