terdakwa Joko Soegiarto Tjandra. Unsur melawan hukum dalam putusan perkara tersebut seharusnya terbukti dan dinyatakan bersalah serta dihukum, bukan
diputus lepas dari segala tuntutan.
2. Faktor Kekhilafan Hakim
Peninjauan kembali yang diajukan Jaksa Penuntut Umum bertalian dengan dasar diajukan permohonan peninjauan kembali sebagaimana diatur dalam Pasal
263 ayat 2 huruf c Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, yaitu putusan itu jelas memperlihatkan suatu kekhilafan Hakim yang nyata, dapat dibenarkan
berdasarkan pertimbangan dan alasan-alasan dalam putusan Nomor 12PKPid.Sus2009 sebagai berikut:
a Salah dalam penafsiran unsur Melawan Hukum Judex Juris Mahkamah Agung tingkat kasasi yang mengambil alih
pertimbangan Judex Factie pengadilan umum tingkat pertama mengenai unsur melawan hukum yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan.
Bahwa pertimbangan
Judex Juris tersebut merupakan suatu kekhilafan atau suatu kekeliruan yang nyata karena hanya melihat peran Joko Soegiarto
Tjandra sebatas pembuatan Akta Cessie, seharusnya juga mempertimbangkan peran Joko Soegiarto Tjandra dalam memfasilitasi pertemuan antara pejabat-
pejabat moneter dalam membahas klaim PT. Bank Bali,Tbk dan adanya perbuatan Joko Soegiarto Tjandra PT.EGP yang menguasakan kembali hak
menagih kepada PT. Bank Bali.
30
b Unsur yang secara langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negara dan atau perekonomian negara atau diketahui atau patut disangka olehnya
bahwa perbuatan tersebut merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, pertimbangan Judex Juris, menyatakan bahwa tentang kerugian
keuangan negara telah dipertimbangkan oleh Judex Factie dengan benar.
Bahwa pertimbangan
Judex Juris tersebut merupakan suatu kekhilafan atau kekeliruan yang nyata karena hanya mempertimbangkan bahwa uang
sebesar Rp. 904.462.428.369,- adalah hak PT.Bank Bali,Tbk karena adanya transaksi antara PT.Bank Bali.Tbk dengan PT.BDNI, seharusnya
30
Ibid., h.115.
mempertimbangkan apakah transaksi tersebut dijamin oleh Pemerintah sesuai aturan yang ada.
31
c Unsur perbuatan turut serta Pasal 55 ayat 1 ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, dihukum sebagai orang yang melakukan tindak pidana
Judex Juris dalam pertimbangannya menyatakan : Judex Factie tidak salah menafsirkan pengertian turut serta,karena Judex Facti
telah mempertimbangkan peranan terdakwa dan yang terungkap dalam persidangan terdakwa hanya melakukan cessie dengan Bank Bali.
Bahwa pertimbangan Judex Juris tersebut diatas merupakan suatu kekhilafan atau kekeliruan yang nyata karena hanya mempertimbangkan bahwa
untuk terjadinya turut serta seorang pelaku harus melakukan semua unsur delik dan harus ada pelaku pokok seharusnya mempertimbangkan doktrin
ataupun yurisprudensi lain tentang ajaran turut serta.
32
d Unsur perbuatan berlanjut sebagaimana dalam Pasal 64 ayat 1 Kitab Undang- Undang Hukum Pidana.
Pertimbangan Judex Factie pada menyatakan : Bahwa beberapa perbuatan
yang satu sama lain ada hubungannya yaitu agar dikwalifisir sebagai suatu perbuatan yang diteruskan dalam praktek peradilan harus memenuhi syarat-
syarat :
1 Harus timbul dari satu niat, kehendak atau keputusan atau harus ada kesatuan
tekad. 2 Perbuatan harus serupa atau sejenis.
3 Angka waktu diantara terjadinya perbuatan tidak boleh terlalu lama. Menurut
Judex Factie perbuatan terdakwa sudah memenuhi unsur tersebut, namun tidak ditemukan unsur sifat melawan hukum atas perbuatan terdakwa
baik materiil maupun formil. Bahwa pertimbangan Judex Juris tersebut diatas merupakan suatu
kekhilafan atau kekeliruan yang nyata karena hanya mempertimbangkan bahwa perbuatan Joko Soegiarto Tjandra dalam kapasitas sebagai pihak dalam
perjanjian yang bersifat keperdataan sebagai Cessionaris seharusnya juga mempertimbangkan peran Joko Soegiarto Tjandra dalam pencairan klaim PT.
Bank Bali yang bersifat melawan hukum, Bahwa sifat melawan hukum dari perbuatan Joko Soegiarto Tjandra yang dilakukan bersama-sama dengan
Syahril Sabirin dan Pande Nasorahona Lubis.
33
31
Ibid., h. 118.
32
Ibid., h. 120.
33
Ibid., h. 125.
3. Analisa Jaksa Penuntut Umum