Dasar Jaksa Penuntut Umum

bahwa pembebasan yang dijatuhkan pengadilan tidak adil “In Justice” karena didasarkan ada alasan ”non yuridis”. 41 Putusan Mahkamah Agung yang mengabulkan peninjauan kembali yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum dianggap sesuai dengan konsep Daad- Dader-Stra-Recht yang oleh Muladi disebut Model Keseimbangan Kepentingan, yaitu model yang realistis yang memperhatikan berbagai kepentingan yang harus dilindungi hukum pidana yaitu kepentingan Negara, kepentingan umum, kepentingan individu, kepentingan pelaku tindak pidana dan kepentingan korban kejahatan dan selaras pula dengan tujuan hukum dari filsafat hukum Pancasila, yaitu pengayoman dimana hukum harus mengayomi semua orang, baik yang menjadi tersangka, terdakwa atau terpidana, maupun korban tindak pidana. 42

3. Dasar Jaksa Penuntut Umum

Dasar hukum Jaksa Penuntut Umum mengajukan upaya hukum peninjauan kembali dalam perkara tindak pidana korupsi, perlu dikemukakan sebagai bahan analisa hukum sebagaimana ketentuan-ketentuannya sebagai berikut : a. Pasal 248 ayat 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 Tentang Peradilan Militer, menentukan : Atas dasar alasan yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat 2 terhadap suatu putusan pengadilan yang sudah memperoleh kekuatan hukum yang tetap, Oditur dapat mengajukan permintaan peninjauan kembali apabila dalam putusan itu suatu perbuatan yang didakwakan sudah dinyatakan terbukti tetapi tidak diikuti oleh suatu pemidanaan. b. Article 8 Statute of International Criminal Court in principle to determine : 41 M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP, Sinar Grafika, Jakarta, 2000, Edisi Kedua, h.642-643. 42 Muladi, Kapita Selekta Hukum Pidana, Universitas Diponegoro, Semarang, 1995, h. 5. 1. The convicted person or, after death, spouses, children, parents, or one person alivee at the time of the accuseds death who has been given Express written instructions from the accused to bring such a claim or the prosecutor on the persons behalf, may apply to the Chamber to revise the final judgmen of conviction or sentence on the grounds that..................”; artinya : Pasal 8 Undang-Undang Mahkamah Pidana Internasional pada pokoknya menentukan: 1. Orang dihukum atau setelah kematiannya, pasangan, anak-anak, orang tua, atau satu orang yang hidup pada saat kematian terdakwa yang telah diberikan instruksi tertulis secara tegas dari terdakwa untuk membawa seperti permohonan oleh penuntut umum atas nama seseorang, dapat diajukan permohonan ke majelis hakim untuk meninjau kembali putusan akhir keyakinan atau hukuman dengan dasar bahwa..................; c. Pasal 37 Peraturan Hukum Acara Pidana Hindia Belanda Reglement of Straf Vordering Sv S.1847-40 pada pokoknya menentukan: Permohonan Peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung oleh Jaksa Agung dibuat pengajuan permohonan secara tertulis dari seorang pelaku yang telah memperoleh putusan pidana yang telah kekuatan hukum tetap atau dapat diajukan oleh pihak yang berkepentingan khusus atau oleh penasehat hukumnya, sesuai Ketentuan Pasal 120 apabila terjadi gangguan maka berlaku perubahan-perubahan seperlunya, disebutkan dalam paragraf kedua dari Pasal itu, diajukan kepada ketua Mahkamah Agung Sv. 3.563, 358v.”. d. Pasal 10 ayat 1 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 1980 tentang Peninjauan Kembali Putusan yang telah Memperoleh Kekuatan Hukum yang Tetap menentukan : “Permohonan peninjauan kembali suatu putusan pidana yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap harus diajukan oleh Jaksa Agung, oleh terpidana atau pihak yang berkepentingan”. Berdasarkan analisa hukum tersebut di atas ketentuan-ketentuan tersebutlah yang dipakai Jaksa Penuntut Umum untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung sebagai bahan perbandingan hukum acara pidana Indonesia secara formal dapatlah diterima.

BAB V PENUTUP

Dokumen yang terkait

Kewenangan Jaksa Dalam Melakukan Peninjauan Kembali Dalam Perkara Pidana

2 70 135

Kewenangan Jaksa Penuntut Umum Mengajukan Peninjauan Kembali.

0 2 7

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PENINJAUAN KEMBALI YANG DIAJUKAN OLEH PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI YANG TELAH DIAJUKAN LEBIH DAHULU OLEH TERPIDANA DI MAHKAMAH AGUNG.

0 0 1

STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO. 183 PK/PID/2010 TENTANG PENINJAUAN KEMBALI YANG DIAJUKAN OLEH TERPIDANA ATAS PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI YANG DIAJUKAN OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM.

0 0 1

PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN OLEH JAKSA SEBAGAI AKIBAT HUKUM PENOLAKAN PENINJAUAN KEMBALI KEDUA TERPIDANA MATI DALAM TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 144 PK/Pid.Sus/2016).

0 0 14

Pengajuan Peninjauan Kembali Oleh Terpidana Mati Atas Dasar Kekeliruan Menerapkan Hukum Dan Kekhilafan Hakim Dalam Perkara Tindak Pidana Psikotropika (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor: 39.PK/Pid.Sus/2011).

0 0 13

Alasan Pengajuan Peninjauan Kembali Terpidana Atas Dasar Novum dan Pertimbangan Hukum Mahkamah Agung Dalam Memutus Perkara Penipuan (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 36 PK/PID/2013).

0 0 12

TINJAUAN TENTANG ADANYA KEKHILAFAN HAKIM ATAU SUATU KEKELIRUAN YANG NYATA SEBAGAI ALASAN PENGAJUAN PENINJAUAN KEMBALI OLEH TERPIDANA DALAM PERKARA KORUPSI GRATIFIKASI (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG Nomor 64 PK/Pid.Sus/2012).

0 2 11

KEWENANGAN JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM PENGAJUAN UPAYA PENINJAUAN KEMBALI PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 12Pid.Sus2009 Terpidana Joko Soegiarto Tjandra SKRIPSI

0 0 24

KEWENANGAN JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM MENGAJUKAN UPAYA HUKUM PENINJAUAN KEMBALI PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 33/PUUXIV/ 2016 - Unika Repository

0 0 13