sebagai bahan buangan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan lingkungan karena berbagai bahan yang terkandung di dalamnya dapat menimbulkan dampak
kesehatan dan menimbulkan cidera atau penyalahgunaan. Berdasarkan hasil penelitian Wiraswaty Kusumah Ratu yang berjudul
“Studi Pengelolaan Sampah Rumah Sakit dan Prospek Pengembangannya di Kota Makassar”. Sumber limbah padat rumah sakit diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 2.3 : Sumber penghasil limbah padat non medis Rumah Sakit No.
Ruangan Komposisi
1. Ruang Tunggu
Sisa makanan, plastik pembungkus, kertas, botol plastik.
2. Instalasi DapurGizi
Sisa makanan dan bahan makanan, plastik, kertas.
3. Kantin
Plastik pembungkus, botol bekas minuman, sisa makanan dan bahan makanan.
4. Kantor Administrasi
Sisa makanan, plastik pembungkus, kertas, alat tulis kantor, kardus.
5. Halaman
Daun, kertas, plastik
Sumber : Wiraswaty Kusumah; 2014.
2.1.5 Pemisahan dan Pewadahan
Pemisahan limbah adalah langkah yang mendasar dalam pengelolaan limbah mulai dari pemilahan limbah medis dan non medis, serta pemisahan sejak
dari tangan pertama. Cara penampungan dan pengumpulannya harus jelas agar limbah tidak tercampur dan sulit diurus. Tercampurnya limbah medis dengan
limbah domestik akan menyebabkan semuanya menjadi limbah B3 sehingga ongkos penanganannya meningkat. Pemilahan yang baik akan mengurangi jumlah
limbah yang akan harus dibakar Damanhuri, 1994. Cara penting untuk mengurangi resiko dalam menangani limbah adalah menggunakan pembungkus
atau pewadahan yang tepat, yaitu dengan menangani limbah sejak dari sumber
timbulnya ke suatu wadah
kontainer
. Bila hal ini dilaksanakan maka kontak selama penanganan limbah seperti saat
sortir
dan
repacking
yang beresiko terjadi penularan dapat dihindari. Faktor yang mempertimbangkan dalam menentukan
wadah atau kontainer untuk limbah infeksius adalah : a.
Jenis limbah b.
Prosedur dalam penanganan c.
Prosedur dalam pengumpulan d.
Prosedur dalam penyimpanan e.
Pengolahan limbah f.
Transport limbah bila menggunakan pengolahan
offsite
Pertimbangan pertama adalah mengetahui tipe limbah infeksius, dimana dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu : limbah benda tajam, limbah padat, dan
cair. Ketiganya memiliki perbedaan besar secara fisik, kimia, dan risiko yang dapat ditimbulkan sehingga persyaratan dalam pewadahan dan penanganannya
pun berbeda Reinhardt et.al 1991. Syarat pemilahan dan pewadahan limbah rumah sakit diatur dalam Keputusan
Menkes RI No: 1204MENKESSKX2004 yaitu : 1.
Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan limbah
2. Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah
yang tidak dimanfatkan kembali. 3.
Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti
bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat membukanya.
4. Jarum dan
syringes
harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali.
5. Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui
proses sterilisasi. Untuk menguji efektifitas sterilisasi panas harus dilakukan tes
Bacillus stearothermophilus
dan untuk sterilisasi kimia harus dilakukan tes Bacillus subtilis.
6. Limbah jarum hipodermik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali.
Apabila rumah sakit tidak mempunyai jarum yang sekali pakai
disposable
, limbah jarum hipodermik dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui proses salah satu metode sterilisasi.
7. Pewadahan limbah mdis padat harus memenuhi persyaratan dengan
penggunaan wadah dan label. 8.
Daur ulang tidak bias dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk pemulihan perak yang dihasilkan dari film sinar X.
9. Limbah sitotoksis dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan
dibe ri label bertuliskan “Limbah Sitotoksis”.
Tabel 2.4 Metode sterilisasi Metode
Suhu Waktu Kontak
Sterilisasi dengan panas Sterilisasi kering dalam oven
“Poupinel” Sterilisasi basah dalam otoklaf
160°C 170°C
120 menit 60 menit
Sterilisasi dengan bahan kimia Ethylene oxide gas
Glutaraldehyde cair 121°C
50°C- 60°C
30 Menit
3- 8 jam 30 menit
Sumber : Keputusan Menkes RI No: 1204MENKESSKX2004
Tabel 2.5 Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya
Kategori Warna
KontainerKantong Plastik
Lambang Keterangan
Radioaktif Merah kantong boks
timbal dengan symbol
radioaktif
Sangat Infeksius
Kuning kantong plastik
kuat, anti bocorcontainer
yang dapat disterilisasi
dengan otoklaf
Limbah infeksius,
patologi dan
anatomi Kuning
kantong plastik kuat
dan anti bocor, atau
container
Sitotoksis Ungu
Kontainer plastik kuat
dan anti bocor
Limbah kimia dan
farmasi Coklat
Kantong plastik atau
container
Sumber : Keputusan Menkes RI No : 1204MENKESSKX2004
Gambar 2.1 : Pewadahan tempat sampah organik dan non organik Non medis.
Sampah biasanya ditampung di tempat produksi sampah untuk beberapa lama. Untuk itu setiap unit hendakya disediakan tempat penapungan dengan
bentuk, ukuran, dan jumlah yang disesuaikan dengan jenis dan jumlah sampah serta kondisi setempat. Hendaknya sampah tidak dibiarkan di tempat
penampungan terlalu lama atau dapat pula langsung ke tempat penampungan sampah antara lain Departemen Kesehatan, 2002 :
a. Bahan tidak mudah berkarat.
b. Kedap air terutama untuk menampung sampah basah.
c. Bertutup rapat.
d. Mudah dibersihkan.
e. Mudah dikosongkan atau diangkut.
f. Tidak menimbulkan bising.
g. Tahan terhadap benda tajam dan runcing.
Untuk memudahkan pengosongan dan pengangkutan, penggunaan kantong plastik pelapis dalam bak sampah sangat disarankan. Kantong plastik tersebu
membantu membungkus sampah saat pengangkutan sehingga mengurangi kontak langsung mikroba dengan manusia, mengurangi bau dan tidak terlihat sehingga
lebih estetis dan memudahkan pencucian bak sampah Wilson, 1977.
2.1.6 Pewadahan Limbah Benda Tajam