Uji Normalitas Analisis Regresi Linier Berganda

4.3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak Sumarsono, 2004:40. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov test. Adapun hasil dari pengujian normalitas adalah: Tabel 4.7: Hasil Uji Normalitas No Variabel Penelitian Kolmogorov Smirnov Tingkat Signifikan 1 Perspektif Keuangan X 1 0,701 0,710 2 Perspektif Pelanggan X 2 0,691 0,727 3 Perspektif Proses Bisnis Internal X 3 1,151 0,141 4 Perapektif Pembelajaran dan Pertumbuhan X 4 1,957 0,001 5 Kinerja Keuangan Y 0,580 0,889 Sumber: Hasil olahan data Lampiran 2 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa distribusi data pada variabel Perspektif Keuangan X 1 , Perspektif Pelanggan X 2 , Perspektif Proses Bisnis Internal X 3 , Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran X 4 , dan Kinerja Perusahaan Y mengikuti distribusi normal, karena nilai signifikan dari Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0,05 sig 5.

4.4. Analisis Regresi Linier Berganda

4.4.1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Autokorelasi Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai DW sebesar 1,443 lampiran 4. Untuk mengetahui adanya gejala autokorelasi maka perlu dilihat pada tabel Durbin Watson lampiran 6 dengan jumlah pengamatan n = 24 dan jumlah variabel bebas k = 4, maka diperploh nilai d L =1,013; 4-d L = 2,897 dan nilai d u = 1,775; 4-d u = 2,225, maka hasilnya adalah sebagai berikutnya: Gambar 4.2: Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi Gambar 4.1 menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 1,443 berada pada daerah keragu – raguan sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan telah terbebas dari penyimpangan. Ada Autokorelasi Positif Daerah Ker agu- raguan Daerah Ker agu- raguan Ada Autokorelasi Negati Tidak Autokorelasi d L = 1,013 4-du= 2,225 du= 1,775 4- d L = 2,897 4 DW = 1,443 a. Uji Multikolinearitas Pembuktian ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara menghitung VIF Variance Inflation Factor. Jika VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas, namun bila lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4.8: Hasil Uji Multikolinearitas Sumber: Hasil olahan data Lampiran 2 Nilai VIF keempat variabel adalah 10 sehingga tidak terjadi multikolinearitas yang tinggi. Dengan demikian asumsi multikolinearitas dapat dipenuhi. No Variabel Bebas Tolerance VIF 1 Perspektif Keuangan X 1 0,661 1,512 2 Perspektif Pelanggan X 2 0,871 1,148 3 Perspektif Proses Bisnis Internal X 4 0,687 1,455 4 Perapektif Pembelajaran dan Pertumbuhan X 4 0,952 1,051 b. Uji Heteroskedastisitas Salah satu metode yang dipakai untuk mengetahui adanya Heteroskedastisitas adalah dengan Uji Rank Spearman atau Spearman Rho. Adapun hasil perhitungan dari komputer adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Korelasi antara variabel bebas dengan Residual error Variabel Koefisien Korelasi Rank Spearman Tingkat Signifikansi X1 0,093 0,665 X2 -0,017 0,939 X3 0,094 0,662 X4 -0,236 0,268 Sumber: Hasil olahan data Lampiran 5 Pengambilan keputusan :  Ho ditolak, jika Probabilitas  0,05, maka terjadi Heteroskedastisitas  Ho diterima jika Probabilitas 0,05, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dengan metode Glejser menunjukkan nilai signifikansi variabel X 1 = 0,665; X 2 = 0,939; X 3 = 0,662; dan X 4 = 0,268 yang semuanya 0,05, atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asumsi tidak terjadi heteroskedastisitas pada persamaan regersi dapat dipenuhi. Dari Pendeteksian terhadap asumsi-asumsi klasik diatas dapat disimpulkan bahwa regresi sudah tidak terdapat estimator-estimator yang bias atau sudah memenuhi kriteria BLUE Best Linear Unbiased Estimator.

4.4.2. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mendapatkan hasil perhitungan yang akurat, maka perhitungan regresi linier berganda digunakan alat bantu program SPSS 15,0, adapun hasil pengolahan analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.10: Hasil Analisis Linier Berganda Variabel Bebas Koefisien Regresi R 2 R Konstanta -2,433 Perspektif Keuangan X 1 2,470 Perspektif Pelanggan X 2 -0,009 Perspektif Proses Bisnis Internal X 3 2,817 Perapektif Pembelajaran dan Pertumbuhan X 4 0,015 0,840 0,917 Sumber: Hasil olahan data Lampiran 5 Secara statistik diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = -2,433 + 2,470X 1 – 0,009X 2 + 2,817X 3 + 0,015X 4 Dari persamaan regresi diatas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut: a = konstanta = -2,433 Menunjukkan besarnya nilai dari kinerja perusahaan Y. Apabila perspektif keuangan X 1 , perspektif pelanggan X 2 , perspektif proses bisnis internal X 3 , perspektif pembelajaran dan pertumbuhan X 4 sama dengan nol atau konstan, maka Y sebesar -2,433. b 1 = koefisien regresi untuk perspektif keuangan X 1 = 2,470 Artinya jika perspektif keuangan naik satu satuan, maka kinerja perusahaan Y akan naik sebesar 2,470 dengan asumsi perspektif pelanggan X 2 , perspektif proses bisnis internal X 3 , perspektif pembelajaran dan pertumbuhan X 4 adalah konstan. Begitu sebaliknya. b 2 = koefisien regresi untuk perspektif pelanggan X 2 = -0,009 Artinya jika perspektif keuangan naik satu satuan, maka kinerja perusahaan Y akan turun sebesar -0,009 dengan asumsi perspektif keuangan X 1 , perspektif proses bisnis internal X 3 , perspektif pembelajaran dan pertumbuhan X 4 adalah konstan. Begitu sebaliknya. b 3 = koefisien regresi untuk perspektif proses bisnis internal X 3 = 2,817 Artinya jika perspektif keuangan naik satu satuan, maka kinerja perusahaan Y akan naik sebesar 2,817 dengan asumsi perspektif keuangan X 1 , perspektif pelanggan X 2 , perspektif pembelajaran dan pertumbuhan X 4 adalah konstan. Begitu sebaliknya. b 4 = koefisien regresi untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan X 4 = 0,015 Artinya jika perspektif keuangan naik satu satuan, maka kinerja perusahaan Y akan naik sebesar 0,015 dengan asumsi perspektif keuangan X 1 , perspektif pelanggan X 2 , perspektif proses bisnis internal X 3 adalah konstan. Begitu sebaliknya. Nilai R 2 sebesar 0,840 menunjukkan bahwa variabel perspektif keuangan X 1 , perspektif pelanggan X 2 , perspektif proses bisnis internal X 3 , perspektif pembelajaran dan pertumbuhan X 4 tidak mampu menjelaskan variasi dari kinerja perusahaan sebesar 84 dan sisanya sebesar 16 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Sedangkan korelasi R sebesar 0,917 menunjukkan korelasi yang kuat antara X 1 , perspektif pelanggan X 2 , perspektif proses bisnis internal X 3 , perspektif pembelajaran dan pertumbuhan X 4 dengan kinerja perusahaan yaitu sebesar 91,7

4.5. Pengujian Hipotesis