2.6 Skala Usaha
Skala usaha merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola usahanya dengan melihat beberapa jumlah karyawan yang dipekerjakan dan
berapa besar pendapatan yag diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi Nicholls dan Holmes, 1988. Jumlah karyawan dapat
menunjukkan berapa kapasitas perusahaan dalam mengoperasikan usahanya, semakin besar jumlah karyawan semakin besar tingkat
kompleksitas perusahaan, sehingga informasi akuntansi sangat dibutuhkan, Kristian 2010.
Indikator variabel skala usaha dilihat dari karyawan yang bekerja full time. Untuk pengukuran variabel ini juga menggunakan jumlah karyawan
yang bekerja full time.
2.7 Good Corporate Governance GCG
Komite Cadbury mendefinisikan Corporate Governance sebagai : sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan,
agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan
pertanggungjawaban kepada stakeholders Surya dan Ivan, 2006. Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan manajer, direktur, manajer,
pemegang saham, dan pihak lain yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan di lingkungan tertentu. Menurut Forum Corporate Governance
in Indonesian, 2002 dalam Maskur, 2012 salah satu kegunaan dari GCG adalah untuk memperbaiki kinerja usaha dan memperbaiki kinerja ekonomi.
Menurut OECD dalam Maskur, 2012 Corporate Governance adalah sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board,
pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur
perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Corporate governance yang baik dapat memberikan rangsangan bagi board dan
manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi pengawasan yang
efektif sehingga mendorong perusahaan menggunakan sumber daya dengan lebih efisien. Dibangun melalui kultur organisasi, nilai-nilai, sistem,
berbagai proses, kebijakan-kebijakan dan struktur organisasi, yang bertujuan untuk mencapai bisnis yang menguntungkan, efisien, dan efektif dalam
mengelola risiko dan bertanggung jawab dengan memerhatikan kepentingan stakeholders. Para pengambil keputusan di perusahaan haruslah dapat
dipertanggungjawabkan, dan keputusan tersebut mampu memberikan nilai tambah bagi shareholders lainnya.
Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP- 117M-MBU2002, corporate governance adalah suatu proses dari struktur
yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham
dalam jangka panjang dengan tetap memerhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. Menurut
Menteri Keuangan bahwa tata kelola perusahaan yang baik adalah struktur
dan proses yang digunakan dan diterapkan pada organ perusahaan untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai
perusahaan bagi seluruh stakeholder. Peraturan Menteri Negara Badan Milik Negara tentang “Penerapan
Tata Kelola yang baik Good Corporate Governance ” tahun 2011 dalam
menyebutkan bahwa GCG adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme perusahaan berlandaskan peraturan perundang-
undangan dan etika berusaha. Menurut KNKG 2006, prinsip-prinsip GCG terdiri dari :
1. Tranparency keterbukaan informasi, yaitu keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
2. Accountability akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem,
dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
3. Responsibility pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian kepatuhan di
dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.
4. Independency kemandirian, yaitu suatu keadaan di mana perusahaan
dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5. Fairness kesetaraan dan kewajaran, yaitu perlakuan yang adil dan
setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan dan perundangan yang berlaku.
Arsanto 2014 penerapan prinsip GCG pada hakikatnya akan meningkatkan citra dan kinerja perusahaan serta meningkatkan nilai
perusahaan bagi pemegang saham dengan tujuan : 1.
Memaksimalkan nilai perusahaan denga cara meningkatkan penerapan prinsip-prinsip
transparansi, kemandirian,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran dalam pelaksanaan kegiatan
perusahaan. 2.
Terlaksananya perusahaan secara profesiobal dan mandiri. 3.
Terciptanya pengambilan keputusan oleh seluruh organ perusahaan yang didasarkan pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4.
Terlaksananya tanggungjawab sosial perusahaan terhadap stakeholder. 5.
Meningkatkan iklim investasi nasional yang kondusif.
2.8 Penelitian Terdahulu