Latar Belakang Hubungan Kebisingan Terhadap Tajam Dengar Dan Tekanan Darah Pada Pekerja Di Departemen Produksi PT. SAG Kupang.
Permenker, 2011. Bising dengan intensitas 85 dB atau lebih dalam waktu yang cukup lama 10
–15 tahun akan menyebabkan robeknya sel-sel rambut organ Corti sampai terjadi destruksi total organ Corti Rambe. A, 2003. Masa kerja
yang lama bagi pekerja yang terpapar bising dengan intensitas tinggi melebihi nilai ambang batas NAB dapat menyebabkan pekerja mempunyai risiko
terjadinya gangguan pendengaran akibat bising atau Noise Induce Hearing Loss Suma’mur, 2014.
Noise Induce Hearing Loss NIHL adalah tuli akibat terpapar bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising
lingkungan kerja Soetirto, 2001. Thorne, et al 2008 melaporkan dalam Study Epidemiology Noise Induce Hearing Loss NIHL di Selandia Baru, menjunjukan
terjadinya peningkatan kasus NIHL. World Health Organization in South East Asia Regional Office WHO-SEARO Intercountry Meeting 2002, menyebutkan
bahwa kebisingan merupakan salah satu yang menjadi masalah utama dalam penyebab terjadinya gangguan pendengaran di Indonesia. Kenaikan ambang
pendengaran yang menetap dapat terjadi setelah 3,5 sampai 20 tahun terjadi pemaparan Rambe. A, 2003. Hal tersebut dapat didukung penelitian Tana,
1998 menunjukan dari 22 orang yang terpajan bising dengan intensitas 85-108 dB didapatkan 31,81 mengalami NIHL, empat orang diantaranya dengan masa
kerja tiga sampai lima tahun telah mengalami NIHL. Penelitian Tana 2002, menunjukan dari 35 orang yang terpapar bising kurang dari sepuluh tahun,
didapatkan 29 mengalami NIHL. Kebisingan juga dapat menyebabkan perubahan fisiologi berupa peningkatan tekanan darah ± 10 mmHg, peningkatan
nadi, konstriksi pembuluh darah perifer Prabu, 2009. Hal tersebut didukung oleh penelitan Adriati 2003, menyebutkan terdapat hubungan kebisingan dengan
peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik pekerja dengan rata-rata sistolik 13 mmHg dan diastolik 12 mmHg.
Perseroan Terbatas Sarana Agra Gemilang PT. SAG Kupang adalah perusahaan yang bergerak dalam industri processing antara lain industri semen. PT. SAG
Kupang beroperasi mulai dari tahun 2009 sejak menjalin Kerja Sama Operasi KSO dari PT. Semen Kupang. Depertemen produksi merupakan depertemen
yang mengatur kegiatan proses produksi semen mulai dari bahan baku mentah sampai semen jadi. Departemen produksi mempunyai bagian seperti Crusher,
Raw Will, Kiln, Cement Mill, dan Peker yang mengatur tahap pengelolaan selama
proses produksi semen, yang mana pada tempat ini terdapat alat-alat produksi seperti mesin generator, mesin pengiling, mesin penghalus, dan mesin
pembakaran dan mesin packing produk semen. Mesin-mesin tersebut menghasilkan suara bising dengan intensitas berbeda dan suhu yang panas,
dengan beroperasi selama 24 jam setiap hari tanpa henti. Pengaturan waktu kerja pada bagian produksi PT. SAG Kupang dilakukan
dengan cara pembagian Shift jam kerja yaitu setiap 8 jamhari. Lamanya masa kerja dan waktu shift jam kerja pekerja sejak beroperasinya pabrik dalam kegiatan
produksi menjadi pertimbangan lamanya pekerja terpapar dengan suara bising mesin produksi. Hasil pengamatan selama peneliti bekerja di PT. SAG Kupang,
fenomena yang terjadi pada pekerja dari bagian produsksi yaitu ditemukan adanya keluhan, dimana pekerja mengatakan adanya perubahan pendengaran setelah
meninggalkan lingkungan kerja yang bising seperti telinga berdenging, perubahan pendengaran atau menangkap pembicaraan, merasa pusing dan haus.
Pengambilan data awal didapatkan hasil pengukuran rata-rata tigkat kebisingan diperhitungkan pada area produksi masing-masing pada intensitas bising di bagian
Cruser sebesar 95 dB, Raw Will sebesar 90 dB, kiln sebesar 86 dB, Cement Mill yaitu sebesar 95 dB dan Peker sebesar 86 dB. Tampak jelas dari hasil pengukuran
diketahui bahwa intensitas kebisingan di bagaian produksi telah melebihi NAB yang telah ditetapkan. Pengukuran tekanan darah pada lima orang pekerja
sebelum dan sesudah bekerja selama 8 jam menunjukan kenaikan rata-rata tekanan sistolik 13 mmHg dan kenaikan rata-rata tekanan diastolik 11 mmHg.
Kondisi pekerja yang terpapar langsung dengan lingkungan fisik kebisingan di atas NAB dalam lama waktu perpapar bising berakibat pada risiko timbulnya
gangguan pendengaran dan peningkatan tekanan darah bagi pekerja yang ada di departemen produksi.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.02Men1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan keselamatan, sudah
dilakukan di PT. SAG Kupang dalam upaya pengendalikan kebisingan melalui administratif control berupa pengawasan penakaian alat pelinding telinga dan
personal control antara lain mewujudkan pengunaan APD Ear Plug dan Ear Muff, melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menerima atau menempatkan
pekerja, dan penyediaan pelayanan kesehatan salah satunya seperti pengontrolan tekanan darah bagi pekerja di Poliklinik PT. SAG. Pasal tiga menjelaskan
pemeriksaan kesehatan berkala dimaksudkan untuk mempertahankan derajat
kesehatan tenaga kerja yang sudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu
dikendalikan dengan usaha-usah pencegahan Permenker,1980. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakuakan penelitian
mengenai “Hubungan Kebisingan Terhadap Tajam Dengar Dan Tekanan Darah
Pada Pekerja Di Departemen Produksi PT. SAG Kupang ”.