Efek Kebisingan Terhadap Manusia

f. Trauma Akustik Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh alat pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa pajanan dari bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau suara yang sangat keras, seperti suara ledakan meriam yang dapat memecahkan gendang telinga, merusakkan tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran. g. Presbycusis Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala yang dialami hampir semua orang dan dikenal dengan prebycusis menurunnya daya dengar pada nada tinggi. Gejala ini harus diperhitungkan jika menilai penurunan daya dengar akibat pajanan bising ditempat kerja. h. Tinitus Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran . Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat merasakan tinitus dapat merasakan gejala tersebut pada saat keadaan hening seperti saat tidur malam hari atau saat berada diruang pemeriksaan audiometri Prabu, 2009.

2.3.7 Pengendalian Kebisingan

a. Pengendalian kebisingan secara teknik Engineering Control

Pengendalian suara pada sumber yaitu dengan menutup sumber mengisolir sumber kebisingan, mengubah desain peredam suara pada sumber, menurunkan tingkat kebisingan pada sumber, pemilihan dan pemasangan mesin dengan tingkat kebisingan rendah, pemeliharaan dan pelumasan mesin-mesin dengan teratur, penggunaan bahan-bahan peredam suara, menyekat sumber bising, membuat perubahan pada peralatan yang sudah ada, mengganti proses sehingga peralatan dengan suara yang lebih kecil dapat digunakan. b. Pengendalian kebisingan secara administrasi Administrative Control Dengan mengatur jam kerja, memberlakukan standar prosedur operasinal, melakukan komonikasi hazard dengan memberikan pelatihan kepada pekerja mengenai bising dan dampaknya bagi kesehatan, pengawasan pemakaian alat pelindung telinga, mengatur jarak antara pekerja dan sumber bising, serta pemasanagan peta bising diarea dengan tingkat kebisingan yang tinggi. c. Pengendalian kebisingan dengan terhadap pekerja Personal Control Antara lain dengan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menempatkan pekerja dan melakukan surveilens kesehatan bagi pekerja beresiko terpajan bising, mewajibkan pelaksanaan pekerjaan sesuai standar operasional prosedur serta mewajibkan mengunakan alat pelindung telinga sesuai dengan tingkat bising setempat Kurniawidjaja, 2012, seperti: 1 Sumbat telinga Ear Plug Ukuran dan bentuk saluran telinga tiap-tipa individu dan bahkan untuk kedua telinga dari orang yang sama adalah berbeda. Untuk itu ear plug harus dipilih sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ukuran dan bentuk saluran telinga pemakainya. Pada umumnya diameter saluran antara 5-11 mm dan liang telinga pada umumnya berbentuk lonjong dan tidak lurus. Ear plug dapat terbuat dari plastik, karet alami dan bahan sintetis. Untuk ear plug yang terbuat dari spon dan malam wax hanya dapat digunakan untuk sekali pemakaian disposable. Sedangkan yang terbuat dari bahan karet dan plastik yang dicetak molded rubberplastic dapat digunakan berulang kali non disposable. Alat ini dapat mengurangi suara sampai 20 dB. 2 Tutup telinga Ear Muff Alat pelindung telinga jenis ini terdiri dari 2 buah tutup telinga dan sebuah headband. Isi dari tutup telinga dapat berupa cairan atau busa yang berfungsi untuk menyerap suara frekuensi tinggi. Pada pemakaian untuk waktu yang cukup lama, efektivitas ear muff dapat menurun karena bantalannya menjadi mengeras dan mengerut sebagai akibat reaksi dari bantalan dengan minyak dan keringat pada permukaan kulit. Alat ini dapat mengurangi intensitas suara sampai 30 dB dan juga dapat melindungi bagian luar telinga dari benturan benda keras atau percikan bahan kimia Kurniawidjaja, 2012.

2.3.8 Mengukur Tingkat Kebisingan

Untuk mengetahui intensitas bising di lingkungan kerja, digunakan Sound level meter. Sound Level Meter merupalan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar suara bising mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Alat ini digunakan untuk mengukur intensitas kebisingan antara 30-130 dBA dan dari frekuensi 20 Hz. 2.4 Konsep Tekanan Darah 2.4.1 Pengertian Tekanan Darah Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh. Tekanan darah dinyatakan dalam satuan milimeter air raksa mmHg karena manometer air raksa. Bila seeorang mengatakan bahwa tekanan dalam pembuluh darah adalah 50 mmHg, hal itu berarti bahwa ada daya yang dihasilkan cukup untuk mendorong kolam air raksa untuk melawan gravitasi samapi setinggi 50 mm Gayton Hall, 2007.

2.4.2 Jenis Tekanan darah

Siklus Jantung terdiri atas satu priode relaksasi yang di sebut diastolik, yaitu priode pengisian jantung dengan darah, yang diikuti oleh priode kontraksi yang disebut sistolik Gayton Hall, 2007. a. Sistolik adalah menyatakan puncak tekanan yang dicapai selama jantung menguncup. Tekanan yang terjadi bila otot jantung berdenyut memompa untuk mendorong darah keluar melalui arteri , dimana tekanan ini berkisar antara 95- 140 mmHg. b. Diastolik adalah tekanan yang terjadi ketika jantung rileks di antara tiap denyutan.Tekanan diastolik menyatakan tekanan terendah selama jantung mengembang. Dimana tekanan ini berkisar antara 60-95 mmHg .

2.4.3 Penyebab Peningkatan Tekanan Darah

Faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu: a. Obesitas Kegemukan Merupakan ciri khas penderita hipertensi. Walaupun belum diketahui secara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi daripada penderita hipertensi dengan berat badan normal.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ASUPAN KAFEIN DENGAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT TIGA SERANGKAI SURAKARTA Hubungan Asupan Kafein dengan Tekanan Darah pada Pekerja Bagian Produksi PT Tiga Serangkai Surakarta.

0 4 15

HUBUNGAN ASUPAN KAFEIN DENGAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT TIGA SERANGKAI Hubungan Asupan Kafein dengan Tekanan Darah pada Pekerja Bagian Produksi PT Tiga Serangkai Surakarta.

0 4 18

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PEKERJA DI BAGIAN PROSES GRINDA DAN PERMESINAN DI PT. BAJA Hubungan Intensitas Kebisingan terhadap Peningkatan Tekanan Darah Pekerja di Bagian Proses Grinda dan Permesinan Ceper, Klaten J

0 2 16

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PEKERJA BAGIAN PROSES GRINDA DAN Hubungan Intensitas Kebisingan terhadap Peningkatan Tekanan Darah Pekerja di Bagian Proses Grinda dan Permesinan Ceper, Klaten Jawa Tengah.

0 4 17

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Penurunan Daya Dengar Pada Pekerja Di PG. Poerwodadie Magetan.

0 1 17

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP KENAIKAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA DI PT PERTANI (PERSERO) Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Kenaikan Tekanan Darah Pada Pekerja Di PT Pertani (Persero) Cabang Surakarta.

0 0 16

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP KENAIKAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Kenaikan Tekanan Darah Pada Pekerja Di PT Pertani (Persero) Cabang Surakarta.

0 1 17

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN DAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA KERAJINAN TEMBAGA CEPOGO BOYOLALI.

0 0 11

Hubungan kebisingan dan tekanan panas dengan tekanan darah pekerja weaving pt. iskandar indah printing Surakarta COVER

0 2 11

Hubungan Intensitas Kebisingan dan Masa Kerja Terhadap Nilai Ambang Dengar Pada Pekerja di Bagian Produksi PT. WIKA Beton Boyolali - UNS Institutional Repository

0 0 12