Mengoperasikan Peralatan Uraian Materi

88 Gambar 41. Neraca Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000 LEMBAR TUGAS Lakukan penimbangan bahan dengan menggunakan timbangan sesuai SOP pengoperasian : 1. Timbangan kasar coarse balance 2. Timbangan halus Analitikal balance 2 Mengukur Volume Volume zat cairan dapat diukur dengan menggunakan gelas ukur atau pipet ukur. Cara pengukurannya adalah sebagai berikut :  Gunakan gelas ukur atau pipet ukur yang bersih dan ukurannya sesuai dengan volume bahan kimia yang akan diukur.  Baca skala yang tercantum pada gelas ukur atau pipet ukur dan tentukan harga setiap skala.  Tuang bahan kimia yang akan ditentukan volumenya ke dalam gelas ukur. 89  Bacalah skala untuk menentukan volumenya. Pembacaan skala harus lurus dengan mata. Bila permukaan bahan kimia cekung, pembacaan skala dilakukan pada permukaan terbawah dan bila permukaannya cembung pembacaan skala dilakukan di permukaan atas Gambar 42.  Bila volumenya sudah terbaca, tuangkan bahan kimia cair tersebut ke dalam wadah lain dan gelas ukur atau pipet ukur dicuci sehingga siap untuk digunakan kembali. Gambar 42. Cara pembacaan skala untuk menentukan volume cairan menggunakan gelas ukur dan menggunakan pipet volume Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000 Bila pengukuran volume dilakukan dengan menggunakan pipet volume, maka prosedurnya adalah sebagai berikut :  Pilih pipet sesuai dengan volume bahan kimia yang akan diukur  Bilas bagian dalam pipet dengan air suling dan dilanjutkan dengan bahan kimia yang akan diukur volumenya.  Isaplah bahan kimia cair yang akan diukur volumenya sampai di atas garis batas. Bila bahan kimia yang akan diukur volumenya bersifat racun, sebaiknya gunakan penghisap karet ball pipet. 90  Tutup ujung pipet dengan menggunakan jari telunjuk, tahan terus sambil mengangkat pipetnya dari wadah bahan kimia yang akan diukur volumenya. Keringkan ujung pipet dengan menggunakan kertas saring. Turunkan permukaan bahan kimia dalam pipet dengan cara membuka ujung jari telunjuk secara hati-hati sampai permukaan bahan kimia mencapai tanda volume.  Masukan bahan kimia cair tersebut ke dalam wadah yang telah disediakan. Pipet ukur dicuci kembali. LEMBAR TUGAS Lakukan pengukuran volume cairan sesuai SOP pengoperasian : 1. Ukurlah volume dengan Gelas ukur 2. Ukurlah volume dengan pipet ukur 3. Ukurlah volume dengan pipet volume 4. Ukurlah volume dengan Labu takar 3 Menuangkan Bahan Peralatan dasar juga dapat digunakan alat untuk menuangkan bahan kimia dari satu wadah ke wadah lainnya. Bahan kimia dapat berupa padatan atau cair. Proses penuangan bahan kimia merupakan kegiatan yang sering dilakukan dan memerlukan kecermatan dan ketelitian tersendiri. Bacalah terlebih dahulu label pada botol agar tidak terjadi kesalahan. Pegang botol dengan baik, bagian yang berlabel diletakan di permukaan tangan untuk mencegah bahan yang menetes atau menempel pada label. 91 a Menuangkan bahan padat Adapun cara menuangkan bahan kimia berbentuk padat adalah sebagai berikut :  Peganglah botol dengan bagian yang berlabel di letakan pada permukaan tangan  Miringkan botol secara perlahan hingga bahan kimia keluar ke dalam tutup botol  Ketuk tutup botol secara perlahan dengan menggunakan telunjuk atau batang pengaduk sehingga bahan kimia yang terdapat pada tutup jatuh ke wadah yang telah disediakan Gambar 43. Selain cara di atas, penuangan bahan kimia padat juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :  Ambil bahan kimia padat dari dalam botol dengan menggunakan spatula atau sendok yang sesuai.  Ketuk secara perlahan spatula atau sendok dengan menggunakan telunjuk atau batang pengaduk agar bahan kimia padat jatuh ke wadah yang diinginkan Gambar 44. Gambar 43. Teknik menuangkan bahan kimia padat dengan menggunakan tutup botol 92 Gambar 44. Teknik penuangan bahan kimia padat menggunakan spatula atau sendok Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000 Cara lain untuk menuangkanbahan kimia padat dari dalam botol dapat dilakukan secara langsung, yaitu :  Buka tutup wadah bahan kimia padat yang akan dipindahkan.  Miringkan botol secara perlahan dan guncang atau ketuk. sehingga bahan kimia padat yang ada di dalamnya jatuh ke arah wadah yang diinginkan.  Setelah diperoleh jumlah yang diinginkan, tutup kembali wadah bahan kimia padat tersebut. LEMBAR TUGAS Lakukan teknik penuangan bahan kimia padat sesuai SOP pengoperasian : 1. Penuangan bahan kimia padat dengan menggunakan batang pengadukspatula 2. Penuangan bahan kimia padat secara langsung dari botol 93 Gambar 45. Teknik penuangan bahan kimia padat langsung dari botolnya Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000 b Menuangkan bahan cair Pada prinsipnya cara menuangkan bahan kimia cair tidak berbeda dengan bahan kimia padat, yaitu :  Bacalah secara teliti label yang terdapat pada botol untuk meyakinkan bahwa bahan kimia yang akan diambil benar.  Untuk mencegah kotornya label, botol dipegang secara benar dan bagian labelnya menempel pada permukaan tangan.  Miringkan botol sedemikian rupa agar tutupnya menjadi basah oleh bahan kimia. Cara ini dilakukan untuk memudahkan melepaskan tutup botol  Jika akan menuangkan bahan kimia cair yang ada di dalam botol, buka dan jepitlah tutup botol diantara jari.  Tuangkan bahan cair dengan bantuan batang pengaduk. LEMBAR TUGAS Lakukan teknik penuangan bahan kimia cairsesuai SOP pengoperasian : 1. Penuangan bahan kimia cair dengan menggunakan batang pengadukspatula 2. Penuangan bahan kimia cair secara langsung dari botol 94 Gambar 46. Teknik penuangan bahan kimia cair dari dalam botol Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000 4 Menyaring Kegunaan lainnya dari peralatan dasar adalah untuk menyaring. Tujuan menyaring adalah memisahkan materi dari medianya. Kegiatan menyaring dapat dilakukan dengan cara :  Gunakan kertas saring yang sesuai. Bentuk kertas saring tersebut sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ukuran corong.  Tempatkan kertas saring pada corong dan tuangkan beberapa tetes akuades ke permukaannya agar kertas saring dapat menempel pada corong  Pasang corong pada statif sedemikian rupa sehingga ujungnya masuk ke dalam wadah penampungan filtrat.  Tuangkan larutan yang akan disaring secara perlahan. Perhatikan agar permukaan bahan kimia tidak melebihi batas kertas saring. LEMBAR TUGAS Lakukan teknik penyaringan bahan kimia padatsesuai SOP pengoperasian : 1. Penyaringan bahan kimia dengan menggunakan kertas saring, corong pemisa hdan batang pengaduk 2. Penyaringan bahan kimia dengan pemvacuman 95 Gambar 47. Urutan penyiapan kertas saring dan menyaring Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000 5 Memanaskan Diperlukan keterampilan khusus dalam menggunakan peralatan dasar untuk memanaskan atau menguapkan bahan kimia, karena harus memiliki pengetahuan mengenai bahan kimia. Pemanasan bahan kimia dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa peralatan, yaitu : a Memanaskan dengan Tabung Reaksi Pemanasan bahan kimia dalam tabung reaksi dapat dilakukan sebagai berikut :  Nyalakan sumber panas dengan baik kecil dan biru  Jepit tabung reaksi dengan menggunakan penjepit  Panaskan tabung reaksi di atas nyala api. Proses pemanasan dimulai dari permukaan cairan ke arah dasar, sehingga pemanasan tidak hanya berlangsung pada satu bagian saja 96 Gambar 48. Selama pemanasan, jangan mengarahkan tabung ke wajah untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Gambar 48. Proses pemanasan bahan dalam tabung reaksi Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000 b Memanaskan dengan Gelas Kimia Pemanasan bahan kimia menggunakangelas kimia dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :  Gunakan kawat kasa berasbes sebagai alas  Masukan batang pengaduk atau batu didih agar panas dapat merata ke seluruh bahan  Nyala api harus diarahkan tepat ke arah batang pengaduk atau batu didih 97 Gambar 49. Proses pemanasan bahan dalam gelas kimia Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000 LEMBAR TUGAS Lakukan teknik pemanasan bahan kimia sesuai SOP pengoperasian : 1. Pemanasan bahan kimia dengan menggunakan tabung reaksi dan lampu bunsen 2. Pemanasan bahan kimia dengan menggunakan beaker glass dan lampu bunsen 6 Menggunakan peralatan Penginokulasi Kegunaan peralatan dasar lainnya adalah untuk kegiatan menginokulasi mikroba. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam menginokulasi mikroba, yaitu penyiapan media, proses inokulasi, dan proses inkubasi. Media inokulasi untuk menumbuhkan mikroba dapat dibagi menjadi media kaldu broth dan media agar. Ada beberapa jenis media agar sesuai dengan fungsinya. Sebagai contoh media agar miring digunakan untuk media tumbuh mikroba yang akan disimpan sebagai biakan murni. Sedangkan media agar pada cawan petri digunakan sebagai media tumbuh untuk tujuan tertentu. Proses inokulasi adalah 98 proses penanaman mikroba ke media kultur Gambar 50. Selanjutnya dilakukan proses inkubasi untuk menumbuhkan mikroba tersebut. Proses inkubasi berlangsung 1-3 hari, tergantung suhu inkubator, media yang digunakan, dan jenis mikroba yang diinokulasi. Gambar 50. Proses inokulasi mikroba Sumber : www.thesciencefair.comMerchant2merchant.mvc ... LEMBAR TUGAS Lakukan inokulasi mikroba secara aseptis dengan alat inokulasi sesuai SOP : 1. Cara taburan 2. Cara goresan 3. Cara tusukkan

c. Merawat Peralatan Laboratorium

Perawatan dan pemeliharaan peralatan laboratorium merupakan hal yang mutlak dilakukan di laboratorium. Pemilihan, penggunaan, pembersihan, pengeringan dan penyimpanan yang tepat menjadi kunci perawatan peralatan gelas, keramik dan alat penunjang kerja lainnya. Perawatan dan pemeliharaan peralatan laboratorium merupakan tindakan pencegahan yang dilakukan agar peralatan laboratorium selalu dalam keadaan baik. 99 Tindakan yang dapat dilakukan untuk merawat dan memelihara peralatan laboratorium :  Sebelum menggunakan peralatan gelas, periksa dengan seksama apakah peralatan yang digunakan dalam keadaan baik.  Peralatan gelas yang baru biasanya bersifat basa dan harus dicuci pada saat diterima. Umumnya direndam dengan HCl atau HNO 3 sebelum dicuci dan dibilas dengan air destilasi.  Tidak merendam peralatan gelas dalam waktu lama dalam basa kuat karena akan merusak gelas.  Gunakan peralatan volumetri yang terbuat dari borosilikat, jika digunakan untuk asam korosif dan lain-lain.  Saat mengaduk larutan dalam wadah gelas seperti gelas piala dan labu hindari penggunaan batang pengaduk dengan ujung tajam yang dapat menggores peralatan gelas  Tidak mencampur asam sulfat pekat dengan air di dalam gelas ukur. Reaksi panas dapat memecahkan dasar gelas ukur  Jangan gunakan sikat dengan bulu yang rusak dapat menggores gelas  Peralatan gelas yang tergores, retak atau pecah tidak digunakan untuk memanaskan karena suhu yang kuat akan membuat peralatan gelas cenderung mudah pecah  Lakukan pemanasan secara bertahap untuk mencegah pecahnya alat akibat perubahan suhu yang mendadak  Tidak meletakan peralatan gelas dingin ke atas hotplate apabila hotplate telah dalam keadaan panas. Hangatkan terlebih dahulu melalui suhu yang bertahap.  Buang pecahan atau alat yang rusak dengan aman. Gunakan tempat pembuangan khusus yang didesain tahan bocor dan diberi label dengan jelas