Membuat Larutan Uraian Materi

117 Dalam pembicaraan sehari-hari, larutan sering diartikan sebagai campuran berbentuk cair atau larutan dengan pelarut air. Sebenarnya larutan dapat berbentuk gas atau padat. Tabel 20. Bentuk Larutan Wujud Terlarut Wujud Pelarut Wujud Pelarutan Contoh Gas Gas Gas Udara, gas alam Cair Cair Cair Asam sulfat, alkohol Padat Padat Padat Kuningan tembaga dan seng, emas 22 karat emas murni dan perak atau logam lain Gas Cair Cair Minuman berkarbonasi Padat Cair Cair Air laut Gas Padat Padat Hidrogen dalam platina Larutan adalah campuran serba sama homogen antara 2 atau lebih zat yang komposisinya dapat diatur dan sifat masing-masing penyusunnya masih tampak. Contoh : Apabila gula dicampurkan dengan air lalu diaduk maka gula akan larut sehingga diperoleh larutan gula. Konsentrasi larutan adalah kadar zat larutan yang menyatakan susunan atau komposisi zat yang terdapat dalam larutan. Konsentrasi larutan :  Persen berat per berat bb yaitu jumlah gram zat terlarut dalam setiap 100 g larutan.  Persen volume per volume vv yaitu jumlah ml zat terlarut dalam setiap 100 mL larutan. 118  Persen berat per volume bv yaitu jumlah gram zat terlarut dalam setiap 100 mL larutan.  Konsentrasi Molaritas M yaitu jumlah mol zat terlarut dalam larutan dibagi oleh volume larutan yang dinyatakan dalam liter.  Konsentrasi Normalitas N yaitu jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam larutan dibagi oleh volume larutan yang dinyatakan dalam liter. 1 Pembuatan larutan dengan konsentrasi persen, molaritas dan normalitas. Zat kimia di laboratorium pada umumnya berupa zat padat. Larutan dibuat dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu. Padatan Timbang Gram a Konsentrasi Persen bv Konsentrasi n zat X sebanyak v L atau mL: 119 Contoh Asam borat 2 sebanyak 100 mL Maka asam borat ditimbang sebanyak : b Konsentrasi Molaritas M Konsentrasi Molaritas zat X sebanyak v L: Contoh NaOH 1 M sebanyak 100 mL Maka NaOH ditimbang sebanyak : = 40 x 1 x 0,1 = 4 gram c Konsentrasi Normalitas N Konsentrasi Normalitas zat X sebanyak v L: Contoh NaOH 1 M sebanyak 100 mL Maka NaOH ditimbang sebanyak : = 401 x 1 x 0,1 = 4 gram 120 LEMBAR TUGAS Buatlah larutan sesuai SOP : 1. Konsentrasi berat berat 2. Konsentrasi berat volume 3. Konsentrasi volume volume 2 Pengenceran larutan pekat Pengenceran menyebabkan volume dan kenormalan N atau kemolaran M berubah tetapi jumlah mol zat terlarut tidak berubah. Larutan yang mengandung sedikit zat terlarut disebut larutan encer dilute Larutan yang mengandung banyak zat terlarut disebut larutan pekat concentrated V1 = Volume larutan encer yang akan dibuat, mL atau L N1 = Konsentrasi larutan encer yang dibuat, dalam konsentasi , M atau N V2 = Volume larutan yang dicari larutan pekat yang akan diencerkan, mL atau L N2 = Konsentrasi larutan stok larutan pekat yang akan diencerkan, dalam konsentrasi , M atau N Catatan: N pada pengenceran larutan pekat tidak selalu dalam konsentrasi normalitas. N dapat juga berarti konsentrasi molaritas dan persen. 121 Contoh : Larutan HCl 0,01 N sebanyak 100 mL dari HCl 0,1 N 100 mL x 0,01 N = V2 x 0,1 N V2 = 10 mL Larutan asam pekat biasanya berasap mudah menguap dan sangat korosif. Karena itu pembuatan larutan pekat harus dilakukan dalam lemari asam dan dikerjakan dengan hati-hati dengan mengikuti aturan keselamatan. Berbahaya menambahkan air ke dalam asam pekat karena massa jenis asam pekat lebih besar daripada air dan pencampuran air dan asam pekat bersifat eksoterm. Banyak kalor yang akan dibebaskan sehingga penambahan air secara mendadak akan memercikan asam pekat tersebut. Tabel 21. Jenis pereaksi dan konsentrasinya Pereaksi Rapatan gmL massa Molaritas M Normalitas N H 2 SO 4 1,84 96 18 36 HCl 1,18 36 12 12 H 3 PO 4 1,7 85 15 45 HNO 3 1,42 70 16 16 CH 3 COOH 1,05 100 17,5 17,5 NH 3 0,90 28 15 15 Bahan yang berupa zat padat yang berukuran relatif besar, sebelum dilarutkan harus diubah menjadi bentuk yang lebih kecil seperti tepung atau pasta. Untuk maksud tersebut maka bahan dapat digilas atau digerus dengan menggunakan mortar atau digiling dengan menggunakan blender. Untuk bahan yang kering digunakan blender kering dan untuk bahan yang basah digunakan mortar. 122 Kadang-kadang untuk melarutkan harus digunakan pemanasan dan pengadukan terutama untuk bahan yang sukar larut. Pemanasan dapat dilakukan dengan menggunakan lampu bunsen atau spritus dan pengaduaan dapat menggunakan gelas pengaduk. Alat yang lebih moderen dapat digunakan yaitu dengan pemanasan hotplate yang dilengkapi dengan magnetik stirer. LEMBAR TUGAS Lakukan pengenceran larutan pekat sesuai SOP : 1. Konsentrasi 2. Konsentrasi molaritas M 3. Konsentrasi normalitas N 3 Standarisasi Larutan Standardisasi adalah suatu usaha untuk menentukan konsentrasi yang tepat suatu larutan baku. Penentuan konsentrasi larutan baku dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :  Metoda langsung, sejumlah tepat zat padat murni secara kuantitatif dilarutkan di dalam suatu pelarut, sehingga diperoleh volume total secara tepat dengan menggunakan labu ukur  Metoda tidak langsung, konsentrasi yang tepat dari larutan yang dibuat dengan melarutkansejumlah kurang lebih zat padat di dalam suatupelarut diketahui dengan proses standardisasi Larutan baku dibagi atas :  Larutan baku primer yaitu larutan baku yang konsentrasinya dapat langsung diketahui dari berat bahan yang sangat murni yang dilarutkan dan volume larutannya diketahui. Contoh : larutan asam 123 oksalat, larutan kalium iodat, larutan boraks, larutan natrium klorida dan larutan seng.  Larutan baku sekunder yaitu larutan baku yang konsentrasinya tidak diketahui dengan pasti karena bahan yang digunakan untuk membuat larutan tersebut memiliki kemurnian yang rendah. Contoh : larutan NaOH, larutan natrium tiosulfat, larutan perak nitrat dan larutan natrium EDTA. Syarat larutan standar primer :  Zat harus mudah diperoleh, mudah dimurnikan, murni dikeringkan, mudah dipertahankan dalam keadaan murni  Zat harus tidak berubah dalam udara selama penimbangan  Zat harus dapat diuji terhadap zat pengotor dengan uji kualitatif lainnya  Zat mempunyai berat ekivalen yang tinggi Zat mudah larut  Reaksi harus stoikiometri dan cepat a Menstandarisasi larutan Natrium tiosulfat dengan larutan Kalium iodat Cara kerja :  Buat kalium iodat 0,1 N sebanyak 25 mL  Timbang dengan teliti x gram kalium iodatmasukan ke dalam erlenmeyer  Tambahkan aquadest sebanyak 25 mL  Tambahkan 5 mL H2SO4 2 N dan kalium iodida20  Titrasi cepat-cepat dengan larutan natriumtiosulfat 0,1 N sampai larutan berwarna kuning  Tambahkan 5 mL larutan amilum 1  Titrasi dilanjutkan hingga perubahan warna daribiru menjadi tidak berwarna 124 LEMBAR TUGAS Lakukan Standarisasi larutan hasil pengenceran larutan pekat dengan cara tetrimetri sesuai SOP.

f. Kerja Aseptis

Transfer aseptis merupakan pekerjaan yang selalu dilakukan dalam pengujian mikrobiologis dan proses produksi mikroba. Bahan-bahan yang dipindahkan meliputi biakan murni, starter, media tumbuh, larutan, air steril dan bahan-bahan lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan transfer aseptis:  Meja kerja sebaiknya jauh dari sesuatu yang dapat menciptakan aliran udara, misalnya tidak ada jendela yang terbuka, tidak dekat dengan pintu yang selalu dibuka-tutup dan jauh dari lalu-lintas orang. Penggunaan 124angan biosafety dapat menjaga dan mengatur aliran udara tetapi ini bukan merupakan suatu jaminan mutlak dari resiko terkontaminasi.  Pastikan meja kerja bersih dari kotoran dan benda-benda yang tidak akan digunakan. Kultur tua atau pipet bekas seharusnya tidak berada di meja kerja. Kotoran seringkali sulit dibersihkan pada sudut-sudut ruang.  Usap meja kerja dengan 124ang anti 124 atau senyawa pembersih lain sebelum digunakan. Di sebagian besar laboratorium umumnya menggunakan etanol 70 untuk membersihkannya. Sediakan etanol pada posisi selalu dekat dengan meja. Jika telah selesai bekerja, sebaiknya meja kerja dikosongkan dari peralatan dan bersihkan lagi.  Semua peralatan pipet, cawan dll. yang digunakan harus steril. Sebaiknya semua peralatan yang telah disterilisasi diberi label. Jika menemukan alat yang sepertinya telah disterilisai tapi masih ragu terhadap sterilitasnya maka sebaiknya jangan digunakan. Periksa 125 bungkus peralatan baik alat steril sekali pakai atau lainnya pipet, syringe dll. apakah terdapat kebocoran atau tersobek.  Atur peralatan di meja kerja sedemikian rupa sehingga meminimalisir pergerakan tangan. Alat-alat yang biasanya digunakan dengan tangan kanan jarum inokulum, filler, pipet dll. letakkan disebelah kanan begitu juga sebaliknya rak tabung, cawan petri, 125ang anti125 dll. terkecuali untuk tangan kidal. Di bagian tengah meja kerja disediakan ruang lapang untuk bekerja.  Membakar tepi mulut suatu alat dapat membunuh mikroorganisme yang menempel.  Telah siap dengan segala peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Semua bahan dan alat untuk prosedur tertentu telah dipersiapkan di meja kerja. Jangan sampai meninggalkan meja kerja untuk mengambil sesuatu yang terlupa atau tertinggal. Perhitungkan semua yang diperlukan beserta cadangannya.  Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. Cuci tangan dengan desinfektan atau sabun bila tidak ada desinfektan. Cuci tangan dapat membilas mikroorganisme yang ada di tangan.  Bersihkan tempat kerja sterilkan dengan disinfektan. Jika sterilisasi ruangan menggunakan sinar UV, tutup semua pintu dan jendela dengan gorden gelap warna hitam , keluar dari ruangan dan nyalakan lampu UV. Tunggu selama 30 menit dan matikan lampu UV.  Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan. Pastikan semua telah disterilisasi dan media tidak terkontaminasi.  Kenakan jas lab, kain masker dan kaos tangan steril yang telah disiapkan sebelumnya  Jika menggunakan tabung reaksi bertutupbotol kultur kendorkan tutupnya terlebih dahulu Peralatan yang diperlukan antara lain ruang tanam, Laminar air flow atau inkas, lampu Bunsen atau lampu spiritus, hand spiyer, alat tanam, tabung