Merawat Peralatan Laboratorium Uraian Materi
99
Tindakan yang dapat dilakukan untuk merawat dan memelihara peralatan laboratorium :
Sebelum menggunakan peralatan gelas, periksa dengan seksama apakah peralatan yang digunakan dalam keadaan baik.
Peralatan gelas yang baru biasanya bersifat basa dan harus dicuci pada saat diterima. Umumnya direndam dengan HCl atau HNO
3
sebelum dicuci dan dibilas dengan air destilasi.
Tidak merendam peralatan gelas dalam waktu lama dalam basa kuat karena akan merusak gelas.
Gunakan peralatan volumetri yang terbuat dari borosilikat, jika digunakan untuk asam korosif dan lain-lain.
Saat mengaduk larutan dalam wadah gelas seperti gelas piala dan labu hindari penggunaan batang pengaduk dengan ujung tajam yang dapat
menggores peralatan gelas Tidak mencampur asam sulfat pekat dengan air di dalam gelas ukur.
Reaksi panas dapat memecahkan dasar gelas ukur Jangan gunakan sikat dengan bulu yang rusak dapat menggores gelas
Peralatan gelas yang tergores, retak atau pecah tidak digunakan untuk
memanaskan karena suhu yang kuat akan membuat peralatan gelas cenderung mudah pecah
Lakukan pemanasan secara bertahap untuk mencegah pecahnya alat akibat perubahan suhu yang mendadak
Tidak meletakan peralatan gelas dingin ke atas hotplate apabila hotplate telah dalam keadaan panas. Hangatkan terlebih dahulu melalui suhu
yang bertahap. Buang pecahan atau alat yang rusak dengan aman. Gunakan tempat
pembuangan khusus yang didesain tahan bocor dan diberi label dengan jelas
100
LEMBAR TUGAS
1. Lakukan identifikasi titik kritis pada perawatan alat-alat gelas
dilaboratorium secara berkelompok 2.
Diskusikan dalam kelompok sesuai fakta yang diperoleh dan buat rangkuman kesimpulan dari diskusi anda
3. Presentasikan hasil diskusi kelompok di dalam kelas
No. Nama alat gelas
Titik kritis dalam perawatan
Cara melaksanakan
1 Pencucian peralatan
Untuk menjaga kebersihan, pada setiap akhir hari kerja semua peralatan laboratorium yang telah digunakan harus segera dicuci dan
disimpan pada tempatnya. Dengan demikian, semua peralatan dalam keadaan bersih dan siap digunakan pada kegiatan laboratorium
berikutnya. Perlakuan yang diberikan pada peralatan tersebut berbeda tergantung
dari jenis bahan dan fungsinya. Peralatan dari bahan gelas membutuhkan perawatan yang berbeda dengan peralatan dari logam;
demikian pula dengan peralatan yang peka atau teliti harus ditangani secara lebih hati-hati dibandingkan peralatan yang kurang peka atau
teliti. Tabung reaksi yang telah digunakan harus dikosongkan, dibilas dengan
air, dicuci dengan air panas yang mengandung deterjen alkalin dan dilanjutkan dengan pembilasan menggunakan air panas. Terakhir
tabung reaksi dibilas dengan air destilasi dan dikeringkan.
101
Pipet dibilas dengan air dingin segera setelah digunakan, cuci dengan air destilasi seperti pada pencucian tabung reaksi dan keringkan.
Peralatan gelas yang digunakan untuk wadah sampel mikroba, kultur harian, peralatan agitasi, pengambilan sampel dan peralatan lain yang
kontak dengan susu tidak hanya selalu harus bersih tetapi juga perlu disterilisasi sebelum digunakan. Sterilisasi dimaksud adalah metode
sterilisasi sederhana, yaitu : rendam dalam air mendidih selama 5 menit;
panaskan dalam oven 160oC selama 2 jam; masukan dalam autoklaf 120oC selama 20 menit; atau
rendam dalam etanol 70 dan bakar sebelum digunakan.
Dengan pencucian dan penanganan yang baik dapat diharapkan dapat memperpanjang usia pakai dari peralatan tersebut. Beberapa
ketentuan yang harus dipatuhi dalam pencucian peralatan adalah sebagai berikut :
Peralatan gelas dicuci pertama kali dengan menggunakan air dingin. Peralatan pipet yang telah digunakan sebaiknya diletakkan secara
vertikal dalam wadah berisi hipoklorit 200 ppm. Tindakan ini akan mempermudah
pembersihan dan
meminimalkan resiko
kontaminasi. Selanjutnya cuci dengan menggunakan sabun deterjen 1 dalam air
hangat. Untuk membersihkan noda di tempat yang sulit dijangkau, sebaiknya menggunakan sikat yang sesuai. Peralatan yang terbuat
dari plastik, sebaiknya dicuci dengan menggunakan spon agar plastik tidak tergores. Untuk mengetahui apakah peralatan telah
dicuci dengan bersih. Apabila air membasahi seluruh permukaan alat dan membentuk lapisan tipis berarti peralatan sudah bersih;
namun bila membentuk butiran air di permukaan alat berarti masih perlu dibersihkan lagi. Noda minyak atau kerak yang tertinggal
102
pada peralatan gelas dan tidak dapat dibersihkan dengan menggunakan deterjen, sebaiknya dibersihkan dengan cara
merendamnya selama semalam dalam campuran larutan pembersih asam sulfat pekat 1 bagian dan kalium dikromat 3 aq. 9 bagian.
Selanjutnya cucilah hingga bersih dengan aliran air destilasi yang telah dipanaskan.
Peralatan gelas yang telah dicuci harus dikeringkan pada rak pengering sebelum disimpan.
Peralatan berbahan logam dapat dicuci dengan sabun deterjen dan kemudian dikeringkan dahulu sebelum disimpan.
LEMBAR TUGAS
Lakukan teknik pencucian alat gelas sesuai SOP : 1.
Pencucian alat-alat gelas 2.
Pencucian alat ukur volume pipet, burete 3.
Pencucian peralatan gelas yang digunakan untuk pekerjaan terkait dengan mikrobiologi
Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan peralatan adalah :
Peralatan yang sejenis disimpan pada tempat yang sama dan diusahakan tetap kering. Penyimpanan peralatan gelas harus
terpisah dari peralatan logam peralatan gelas dapat disimpan pada rak khusus atau dalam kotak,
misalnya penyimpanan pipet, tabung reaksi, curvette, atau pipet hisap;
103
termometer yang akan disimpan harus dikeringkan dahulu dan simpan beberapa saat di ruang terbuka pada suhu kamar, dan
selanjutnya disimpan pada tempatnya.
Gambar 51. Rak penyimpanan ose dan Rak penyimpanan pipet
Sumber : www.thesciencefair.comMerchant2merchant.mvc
...
Gambar 52. Rak penyimpanan tabung reaksi, Rak penyimpanan curvette dan Rak penyimpanan kontainer pipet
hisap
Sumber : www.thesciencefair.comMerchant2merchant.mvc
...
LEMBAR TUGAS
Lakukan penataan,
penyimpanan dan
pendataan peralatan
laboratorium : form
104
2 Sterilisasi peralatan gelas
Meskipun dapat disimpan lebih lama, mengapa bahan pangan bisa mengalami kebusukan? Salah satu penyebab kebusukan bahan pangan
adalah peralatan yang digunakan tidak steril. Sterilisasi adalah proses membuat media atau material terbebas dari semua bentuk kehidupan.
Produk pangan
sudah melalui
serangkaian sterilisasi
untuk menghambat atau menghentikan reaksi biokimia dan aktivitas mikroba
pembusuk. Sterilisasi bahan atau produk pangan dapat dilakukan dengan mencuci, memanaskan, memasak, atau menggunakan autoklaf
untuk mengkombinasikan suhu dengan tekanan. Bahan pangan dan peralatan serta media yang digunakan dalam analisis mutu bahan
pangan harus disterilisasi menggunakan salah satu dari metode sterilisasi Tabel 16. Sterilisasi peralatan dapat dilakukan dengan tiga
cara, yaitu secara fisik, kimiawi, dan mekanik.
Tabel 16. Metode sterilisasi Metode
Perlakuan Material yang disterilisasi
Autoclaving Uap panas 121oC,
tekanan 15-17 Psi selama 15 menit sampai
beberapa jam Peralatan yang tahan panas,
seperti gelas, besi dan beberapa plastik
Oven Udara panas 160oC
selama 10 jam atau lebih Peralatan gelas dan besi,
tetapi tidak disarankan untuk plastik dan cairan
Penyaringan Melewatkan bahan melalui filter yang
memiliki lubang berukuran 0.22-
. μm virus tidak dapat
dihambat dengan metode ini
Senyawa yang tidak tahan panas seperti asam amino,
vitamin, anitbiotik, gula dan lain-lain
Radiasi Penyinaran dengan
ultraviolet atau radiasi energi tinggi lainnya
Plastik. Hanya efektif untuk permukaan saja
Gas Penguapan dengan gas
yang reaktif, misalnya etilen oksida
Padatan yang tidak tahan panas, misalnya plastik
105
a Sterilisasi secara fisika
Sterilisasi secara fisik adalahproses sterilisasi dengan menggunakan saringan filter, suhu tinggi panas, radiasi cahaya, dan tekanan
untuk membunuh mikroba merugikan. Metode saringan dilakukan untuk membuang organisme dari larutan tidak tahan panas
thermolabile dengan melewatkan larutan tersebut melalui filter yang dapat menahan bakteri bacterial-tight filter. Sterilisasi fisik
dapat dilakukan dengan menggunakan panas. Proses sterilisasi dengan menggunakan panas dapat dilakukan secara sterilisasi
kering menggunakan
udara panas,
sterilisasi lembab
menggunakan air panas, danautoklaf. Untuk memudahkan sterilisasi, telah diciptakan wadah peralatan yang didisain untuk
proses sterilisasi. Beberapa wadah tersebut adalah untuk cawan petri Gambar 14, pipet Gambar 23, dan pipet hisap Gambar 24.
Proses sterilisasi dengan suhu tinggi dapat dilakukan dengan perebusan dalam air mendidih, penguapan uap air panas, aliran
udara panas oven, atau kombinasi suhu tinggi dengan tekanan tinggi.
Penggunaan autoklaf memungkinkan untuk mengkombinasi-kan tekanan 15 Psi dan suhu 121
C sehingga proses sterilisasi berlangsung lebih cepat, yaitu 15-30 menit. Umumnya bakteri mati
pada proses sterilisasi dengan suhu 121 C selama 10 menit. Apabila
suhu diturunkan hingga 170-180 C, proses sterilisasi berlangsung
selama 2 jam. Sedangkan pada suhu 160 C proses sterilisasi
berlangsung selama 3 jam.
106
Gambar 53. Wadah sterilisasi cawan petri, Wadah sterilisasi pipet dan Wadah untuk sterilisasi pipet hisap
Sumber :
www.thesciencefair.comMerchant2merchant.mvc...
Sterilisasi fisik banyak digunakan terhadap peralatan gelas atau keramik. Beberapa bahan atau produk pangan dan senyawa kimia
yang tidak rusak oleh panas juga dapat disterilisasi dengan cara ini. Bahan yang akan disterilisasi dengan menggunakan autoklaf antara
lain media kultur, jarum, senyawa termostable, kain, karet, atau bahan lain yang dapat rusak oleh panas.
Radiasi sinar bergelombang pendek juga dapat digunakan untuk sterilisasi. Gelombang pendek dari sinar-X, gama, atau ultra violet
memiliki daya tembus yang baik, sehingga akan membunuh mikroba. Iradiasi dengan sinar ultraviolet bukan cara sterilisasi
yang memuaskan karena daya tembusnya terbatas.
b Sterilisasi secara kimiawi
Sterilisasi secara
kimiawi adalah
proses sterilisasi
yang menggunakan senyawa kimia sebagai desinfektan. Senyawa asam
dan basa kuat merupakan senyawa kimia yang banyak digunakan sebagai desinfektan dalam sterilisasi secara kimiawi karena
memiliki kemampuan menghidrolisis isi sel mikroba.
107
Beberapa jenis senyawa kimia yang telah diketahui dapat membunuh bakteri adalah larutan CuSO
4
, AgNO
3
, HgCl
2
, ZnO dan banyak lainnya.
Larutan garam NaCl 9, KCl 11, dan KNO
3
memiliki tekanan osmotik lebih tinggi sehingga dapat membunuh mikroba. Larutan
garam juga dapat menyebabkan denaturasi protein. KMnO
4
1 and HCl 1.1 merupakan desinfektan yang kuat karena dapat mengoksidasi substrat. CuSO4 digunakan sebagai
algisida. Senyawa khlor merupakan oksidator kuat yang dapat membunuh mikroba dengan mekanisme sebagai berikut :
Cl
2
+ H2
O
HCl + HOCl HOCl H Cl + On Formalin formaldehid merupakan senyawa mudah menguap.
Senyawa ini sangat efektif sebagai desinfektan dengan konsentrasi 4-20. Larutan alkohol dapat digunakan sebagai desinfektan.
Senyawa ini dapat menyebabkan koagulasi pada protein mikroba. Konsentrasi alkohol yang digunakan memiliki kisaran 50-75.
Etilen oksida digunakan dalam proses sterilisasi piring plastik dan pipet. Adapun senyawa Beta-propiolactone banyak digunakan untuk
sterilisasi jaringan hidup.
3 Kalibrasi peralatan Laboratorium
Prosedur analisis yang ideal sebaiknya memenuhi syarat-syarat penting yaitu: sahih valid, tepat accurate, cermat precision, dapat diulang
reproducible, khusus spesific, andal reliable, mantap stable, cepat, hemat dan selamat. Untuk menjamin keakuratan suatu hasil analisa
maka peralatan pengukuran yang digunakan harus terjamin juga keakuratannya, agar tercapai hal tersebut maka dilakukan kalibrasi.
108
Dari berbagai macam peralatan tersebut yang memerlukan kalibrasi adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur alat ukur baik
digunakan untuk mengukur volume, mengukur massa ataupun mengukur suhu. Peralatan ukur tersebut perlu dikalibrasi agar
keakuratan hasil analisa dapat terjamin karena dengan menggunakan peralatan yang sudah dikalibrasi maka keakuratan peralatan ukur
tersebut tidak diragukan lagi.
a Peralatan Gelas
Beberapa peralatan gelas yang perlu dikalibrasi diantaranya adalah: Labu ukur, gelas ukur, pipet ukur, pipet volume dan buret.
Tabel 17. Berbagai jenis dan fungsi peralatan gelas yang digunakan di laboratorium pengawasan mutu hasil pertanian
yang perlu dikalibrasi
No Nama alat
Gambar Fungsi
Kalibrasi
1. Pipet ukur
measuring pipette
Memindahkan sejumlah larutan
dari satu wadah ke wadah
lainnya dengan berbagai ukuran
Membanding kan volume
cairan yang diukur
dengan standar
2. Pipet
volume volume
pipette Memindahkan
sejumlah larutan yang diketahui
secara teliti volumenya dari
satu wadah ke wadah lainnya
dengan satu ukuran.
Membanding kan volume
cairan yang diukur
dengan standar
3. Gelas ukur
graduated cylinder
Mengukur volume larutan,
cairan pada berbagai
skalaukuran dengan
ketelitian sedang
Membanding kan volume
cairan yang diukur
dengan standar
109
No Nama alat
Gambar Fungsi
Kalibrasi
4. Labu ukur
volumetric flask
Membuat suatu larutan dengan
suatu volume yang diketahui
secara teliti Membanding
kan volume cairan yang
diukur dengan
standar
5. Buret
burrette Memindahkan
larutan sejumlah volume yang
diketahui dengan teliti.
Buret pada umumnya
digunakan untuk titrasi
Membanding kan volume
cairan yang diukur
dengan standar
LEMBAR TUGAS
Lakukan kalibrasi terhadap alatan ukur volume sesuai SOP : 1.
Kalibrasi pipet ukur 2.
Kalibrasi pipet volume 3.
Kalibrasi gelas ukur 4.
Kalibrasi labu takar 5.
Kalibrasi buret
b Peralatan Pemanas
Pemanas digunakan untuk berbagai kegiatan di laboratorium seperti pemanasan, penguapan, pengabuan, pendidihan larutan, dan
membantu melarutkan bahan kimia. Alat pemanas yang perlu dikalibrasi diantaranya adalah oven dan tanur muffle.
110
Tabel 18. Berbagai jenis dan fungsi peralatan pemanas yang perlu dikalibrasi
No. Nama
alat Gambar
Fungsi Kalibrasi
1. Oven
Mengeringkan peralatan sebelum
digunakan Sterilisasi alat
Mengeringkan bahan pada proses
penentuan kadar air
Membanding kan suhu dan
waktu timer
dengan standar
2. Tanur
pengabu an
muffle Pemanasan dengan
menggunakan suhu tinggi hingga 1000
o
C pengabuan Membanding
kan suhu dan waktu
timer dengan
standar
LEMBAR TUGAS
Lakukan kalibrasi terhadap alat pemanas sesuai SOP : 1.
Kalibrasi oven 2.
Kalibrasi mafle
c NeracaTimbangan
Secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi timbangan kasar, sedang dan halus. Timbangan kasar dengan
ketelitian kurang atau sama dengan 0,1 g, timbangan sedang dengan ketelitian antara 0,01 g
– 0,001 g dan timbangan halus dengan ketelitian lebih besar atau sama dengan 0,0001 g. Contoh peralatan
111
untuk menimbang yang digunakan di laboratorium dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 19. Contoh peralatan untuk menimbang yang digunakan di laboratorium
No Nama alat
Gambar Fungsi
Kalibrasi
1. Neraca kasar
teknis Menimbang
bahan dengan
ketelitian rendah 0,1
gram
Neraca digital atau
neraca satu lengan
piringan Membanding
kan berat bahan yang
ditimbang dengan
standar
2. Neraca
sedang Menimbang
bahan ketelitian
sedang 0,01 – 0,001
gram Membanding
kan berat anak
timbangan dengan
standar
3. Neraca
analitik Menimbang
bahan dengan
ketelitian tinggi
0,0001 gram
Membanding kan berat
bahan yang ditimbang
dengan standar
LEMBAR TUGAS
Lakukan kalibrasi terhadap timbangan sesuai SOP : 1.
Kalibrasi timbangan kasar 2.
Kalibrasi timbangan sedang 3.
Timbangan analitik
112