Pengertian Guru Profesionalisme Guru

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Guru

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, mengenai ketentuan umum butir 6, pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa guru adalah pendidik. Dalam kamus besar bahasa Indonesia 2 005:377 “guru adalah orang yang pekerjaannya mata pencahariannya, profesinya mengajar”. Sedangkan menurut Suparlan 2008:12, guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya. Menurut Iman 2010:23, “guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah Heranita, Prima, 2012:3. Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dimaksud dengan guru dalam penelitian ini merupakan suatu profesi yang memiliki keahlian khusus yang diperoleh dari lembaga pendidikan agar dapat mendidik dan mengajar sehingga membantu pembentukan SDM yang potensial. Jadi kesiapan guru memerlukan 9 kondisi seseorang, kemauan, keterampilan, dan keinginan menggeluti profesi guru yang membutuhkan keahlian khusus.

2.2 Profesionalisme Guru

Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Secara etimologi, profesi berasal dari istilah bangsa Inggris profession atau bahasa latin profecu, yang artinya mengakui, pengakuan, menyatakan mampu atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu. Secara terminologi, profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Kemampuan mental yang dimaksudkan disini adalah adanya persyaratan pegetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis Sudarwan Danim, 2002:20. Profesi adalah sebuah pekerjaan yang digeluti dengan penuh pengabdian dan dedikasi serta dilandasi oleh keahlian atau keterampilan tertentu. Menurut Sahertian yang dikutip Marselus 2011:6, profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau janji terbuka to profess artinya menyatakan, yang menyatakan bahwa seseorang mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau pelayanan, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu. Menurut Djam’an 2009:13, “profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian expertise dari para anggotanya, artinya tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu”. 10 Pekerjaan profesional berbeda dengan pekerjaan non profesional karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksankan profesinya dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khususnya dipersiapkan untuk itu. Profesi guru mempunyai tugas melayani masyarakat dalam bidang pendidikan. Tuntutan profesi ini memberikan layanan yang optimal dalam bidang pendidikan kepada masyarakat. Secara khusus guru dituntut untuk memberikan layanan profesional kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai. Guru yang dikatakan profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga iya mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal Abdullah, 2002:1. Stinnett dan Huggett yang dikutip Marselus 2011 : 8. Memberikan sejumlah karakteristik tentang profesi sebagai berikut: 1 profesi melibatkan kegiatan-kegiatan intelektual, 2 profesi menguasai suatu bidang pengetahuan khusus, 3 profesi memerlukan persiapan profesional yang lama, 4 profesi membutuhkan pengembangan latihan dalam jabatan secara terus menerus, 5 profesi memberikan karier hidup dan keanggotaanya yang permanen, 6 profesi menetapkan standarnya sendiri, 7 profesi mengutamakan pelayanan di atas keuntungan pribadi, 8 profesi memiliki suatu organisasi profesi yang kuat dan terjalin erat. Menurut Abdullah 2002:4, untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik agar dapat meningkatkan mutu pendidikan maka guru harus memiliki 11 kompetensi yang harus dikuasai sebagai suatu jabatan profesional. Kompetensi guru tersebut meliputi:  Menguasai bahan ajar  Menguasai landasan-landasan kependidikan  Mampu mengelola program belajar mengajar  Mampu mengelola kelas  Mampu menggunakan mediasumber belajar  Mampu menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran  Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan  Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah  Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keprluan pengajaran. Berdasarkan berbagai pengertian dan karakteristik tersebut, maka profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu yang didasarkan pada basis keilmuan tertentu, dengan lingkup tugasnya diarahkan kepada pelayanan kepada masyarakat. Profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang memiliki kelembagaan tertentu dalam bentuk organisasi profesi yang berwenang untuk mengawasi anggotanya dari praktik-praktik tercela yang merugikan matrabat profesi serta melindungi anggota profesi dari berbagai macam pelecehan dan tindakan-tindakan yang merendahkan martabat profesi dari pihak-pihak eksternal. Menurut Moh. Ali 2005 dalam Kunandar 2009:47, suatu pekerjaan profesional memerlukan persyaratan khusus, yakni: 1 Menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam; 2 12 Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya; 3 Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai; 4 Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya; 5 Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan. Sedangkan Surya 2005:56 mengemukakan, guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral, dan spiritual, tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami dirinya sebagai bagian yang tak tepisahkan dari lingkungan sosial serta memiliki kemampuan interaktif yang efektif. Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk beragama yang prilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma-norma agama dan moral. Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan profesi guru dalam penelitian ini adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran dan pelatihan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna. Seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah persayaratan minimal, antara lain: memiliki kualifikasi pendidik profesi memadai, memiliki 13 kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, dan selalu melakukan pengembangan diri terus-menerus melalui organisasi profesi, internat, buku, seminar, dan semacamnya.

2.3 Kompetensi Guru

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penguasaan Kompetensi Guru yang Bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga T1 162009092 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penguasaan Kompetensi Guru yang Bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga T1 162009092 BAB IV

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penguasaan Kompetensi Guru yang Bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga T1 162009092 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penguasaan Kompetensi Guru yang Bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penguasaan Kompetensi Guru yang Bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga

0 1 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Skim Persamaan Garis Lurus Siswa Kelas VIII SMP Kristen 2 Salatiga T1 202012055 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Mahasiswi di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 462007076 BAB II

0 16 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sekolah Guru B di Salatiga T1 152008006 BAB II

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Simulasi Autonomous Vehicle di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 612010705 BAB II

0 0 10

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Minum Minuman Beralkohol Dikalangan Mahasiswa Halmahera Utara di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 BAB II

0 0 15