2.3. Kerangka Pemikiran
Dalam tataniaga kubis di daerah penelitian ada beberapa pihak yang terlibat di dalamnya. Pelaku tataniaga kubis ekspor, yaitu petani, gapoktan, dan eksportir.
Petani menjual kubis ke gapoktan, lalu gapoktan akan menjual kubis ke eksportir.
Setiap lembaga dalam tataniaga kubis akan melakukan fungsi-fungsi tataniaga, fungsi-fungsi itu antara lain adalah fungsi penjualan, pembelian, pengangkutan,
penyimpanan, standarisasi, pengambilan resiko, pmbiayaan, dan informasi pasar. Fungsi-fungsi tataniaga yang terjadi pada setiap lembaga tidaklah selalu sama.
Semakin panjang rantai tataniaga, maka semakin banyak fungsi tataniaga yang terjadi di dalamnya dan akan mengakibatkan harga kubis semakin tinggi karena
biaya yang dikeluarkan untuk melakukan fungsi-fungsi itu semakin besar, demikian juga sebaliknya.
Biaya tataniaga akan menentukan harga yang diterima oleh setiap lembaga. Biaya tataniaga dapat diukur secara kasar dengan Price Spread dan Share Margin.
Apabila nilai share margin telah diketahui, maka akan didapat pula nilai efisiensi tataniaga.
17
Universitas Sumatera Utara
Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Ada satu saluran tataniaga kubis ekspor di daerah penelitian.
2. Sistem tataniaga kubis ekspor di daerah penelitian efisien.
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Fungsi-fungsi tataniga: 1.
Pembelian 2.
Penjualan 3.
Pengangkutan 4.
Penyimpanan 5.
Pengemasan 6.
Penanggungan Resiko 7.
Pembiayaan 8.
Standarisasi 9.
Informasi Pasar Tataniaga Kubis Ekspor di Daerah Penelitian
Petani Gapoktan
Eksportir
Biaya Tataniaga Harga
Price Spread Share Margin
Efisiensi
Keterangan: = Ada Hubungan
18
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Metode penentuan daerah penelitian dilakukan
secara purposive sengaja, dengan pertimbangan Kabupaten Simalungun merupakan salah satu sentra produksi sayuran terbesar khususnya tanaman kubis
di Sumatera Utara.
Tabel 3. Luas Panen Tanaman Sayuran dan Jenis Sayuran Menurut Kecamatan di Kabupaten Simalungun Ha 2011
Kecamatan Luas Panen Tanaman Sayuran dan Jenis Sayuran Ha
Kentang Kubis
Wortel Terong
Tomat Sawi
Buncis 1
2 3
4 5
6 7
8
Silimakuta 650
854 16
9 49
105 23
Pematang Silimakuta 717
837 32
5 58
85 42
Haranggaol Horison 4
- -
- 7
- -
Dolok Pardamean 20
14 8
18 34
32 19
Sidamanik -
- -
- 8
- -
Pematang Sidamanik 14
- -
29 -
- 11
Tanah Jawa -
- -
- -
- -
Hatonduhan -
- -
5 -
- -
Dolok Panribuan -
- -
4 -
- 8
Jorlang Hataran -
- -
2 -
- -
Panei -
- -
- -
- 4
Panombein Panei -
- -
16 55
- 35
Raya -
17 -
50 18
19 18
Dolok Silau 70
42 10
39 24
44 -
Silau Kahean -
- -
24 -
- -
Raya Kahean -
- -
15 -
- -
Tapian Dolok -
- -
9 -
106 -
Dolok Batu Nanggar -
- -
25 -
3 -
Siantar -
- -
15 -
19 -
Gunung Malela -
- -
3 -
2 -
Gunung Maligas -
- -
18 -
20 -
Hutabayu Raja -
- -
- -
- -
Jawa Maraja Bah Jambi -
- -
15 -
- -
Pematang Bandar -
- -
17 -
- 1
Bandar Huluan -
- -
8 -
- -
Bandar -
- -
12 -
1 -
Bandar Masilam -
- -
- -
- -
Bosar Maligas -
- -
13 5
- -
Ujung Pandang -
- -
17 -
- -
Kab. Simalungun 825
910 50
359 209
331 138
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara 2012
19
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Produksi Tanaman Sayuran dan Jenis Sayuran Menurut Kecamatan di Kabupaten Simalungun Ton 2011
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun 2012
Berdasarkan tabel 3 dan 4, dapat dilihat bahwa produksi sayuran terbesar adalah tanaman kubis di Kecamatan Silimakuta, yaitu sebesar 22,225.35 ton dengan luas
panen 854 ha.
Kecamatan Produksi Sayuran dan Jenis Sayuran Ton
Kentang Kubis
Wortel Terong
Tomat Sawi
Buncis 1
2 3
4 5
6 7
8
Silimakuta 13,293.15
22,225.35 281.41
184.79 996.12
1,519.98 394.66
Pematang Silimakuta
14,664.08 21,622.22
562.14 102.77
1,181.23 1,231.40
722.36 Haranggaol
Horison 80.48
- -
- 142.14
- -
Dolok Pardamean
408.56 362.74
140.42 369.67
690.95 463.68
326.14 Sidamanik
- -
- -
162.41 -
- Pematang
Sidamanik 285.38
- -
595.78 -
- 189.05
Tanah Jawa -
- -
- -
- -
Hatonduhan -
- -
102.51 -
- -
Dolok Panribuan
- -
- 82.60
- -
137.22 Jorlang Hataran
- -
- 41.00
- -
- Panei
- -
- -
- -
68.50 Panombein
Panei -
- -
328.94 1,116.56
- -
Raya -
440.50 -
1,027.05 366.37
274.91 601.27
Dolok Silau 1,433.11
1,082.76 175.67
799.85 488.28
637.03 308.99
Silau Kahean -
- -
495.58 -
- -
Raya Kahean -
- -
307.83 -
- -
Tapian Dolok -
- -
184.56 -
1,533.71 -
Dolok Batu Nanggar
- -
- 513.93
- 43.23
- Siantar
- -
- 308.01
- 275.10
- Gunung Malela
- -
- 61.56
- 28.80
- Gunung
Maligas -
- -
369.36 -
288.10 -
Hutabayu Raja -
- -
- -
- -
Jawa Maraja Bah Jambi
- -
- 307.59
- -
- Pematang
Bandar -
- -
348.99 -
- 17.10
Bandar Huluan -
- -
164.21 -
- -
Bandar -
- -
246.65 -
14.40 -
Bandar Masilam
- -
- -
- -
- Bosar Maligas
- -
- 266.67
101.50 -
- Ujung Pandang
- -
- 348.93
- -
- Kab.
Simalungun 16,871.61
23,508.22 878.23
7,374.04 4,249.44
4,790.36 2,370.63
20
Universitas Sumatera Utara
3.2.Metode Penentuan Sampel Petani
Berdasarkan data dari ketua Gabungan Kelompok Tani Gapoktan di Desa Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun terdapat 11 kelompok
tani, masing-masing kelompok tani berjumlah 20 petani sehingga total jumlah petani yang tergabung dalam kelompok tani ada 220 orang petani. Namun, petani
yang menanam kubis hanya berkisar 60 dari jumlah petani yang ada atau sekitar 132 petani. Hampir setiap petani kubis memiliki tanaman tumpang sari, seperti
tomat dan cabai.
Jumlah sampel yang digunakan peneliti sebanyak 30 orang. Roscoe dalam Sugiyono 2010 memberikan saran tentang penelitian, salah satunya adalah
ukuran sampel yang layak dalam penelitian minimal 30 sampel. Jumlah sampel sebanyak 30 orang juga didasari oleh pernyataan Walpole RE 1995 yang
menyatakan bahwa jumlah sampel sebanyak 30 orang telah menyebar normal. Penentuan sampel minimal 30 orang secara empiris sudah memiliki distribusi
peluang rata-rata yang akan mengikuti distribusi normal dan sampel tersebut sudah besar.
Pedagang Pengumpul
Pedagang pengumpul di Desa Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun adalah Gapoktan itu sendiri. Gapoktan akan memanen kubis
langsung di kebun petani lalu membawa kubis ke tempat pengepakan sayur packing house yang ada di desa tersebut. Setelah sampai di tempat pengepakan,
sayuran kubis tersebut akan dibersihkan terlebih dahulu lalu disortir dan dikemas.
21
Universitas Sumatera Utara
Eksportir
Eksportir adalah pengeksporperusahaan yang menjalin kerjasama dengan Gapoktan di Simalungun. Eksportir membeli kubis dari Gapoktan sesuai dengan
volume dan harga yang telah disepakati sebelumnya. Oleh sebab itu, Gapoktan harus bisa memasok sayuran kubis sesuai dengan volume yang telah ditentukan.
Kubis yang dibeli dari Gapoktan tersebut akan dijual ke Singapura. Untuk sampel eksportir kubis diambil satu perusahaan saja, yaitu PT. Alamanda yang berlokasi
di Brastagi, Kabupaten Karo.
3.3.Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan
petani sampel melalui kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data skunder hanya sebagai data pelengkap yang diperoleh dari Badan
Pusat Statistik BPS Provinsi Sumatera Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara, dan literatur-literatur yang berhubungan dengan
penelitian ini.
3.4.Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dari lapangan ini terlebih dahulu ditabulasi kemudian diolah secara manual, lalu dijabarkan, dan dianalisis dengan metode analisis yang sesuai.
Untuk identifikasi masalah 1 dan 2, metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu melalui survey langsung di lapangan.
22
Universitas Sumatera Utara
Untuk identifikasi masalah 3, metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan bantuan rumus sebagai berikut:
a. Menghitung Margin tataniaga Price Spread
Mji = Psi – Pbi atau Mji = bti + i
Keterangan: Mji
= Margin pada lembaga tataniaga tingkat ke-i Psi
= Harga jual pada pemasaran tingkat ke-i Pbi
= Harga beli pada pemasaran tingkat ke-i bti
= Biaya pemasaran tingkat ke-i i
= Keuntungan pemasaran tingkat ke-i
b. Menghitung Persentase Margin Share Margin
�� = ��
�� ����
Keterangan: Sm
= Persentase margin Share Margin dihitung dalam persen Pp
= Harga yang diterima produsen dan pedagang Pk
= Harga yang dibayar oleh konsumen akhir
Untuk identifikasi masalah 4, metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan bantuan rumus sebagai berikut:
�� = ����� ���������
����� ������ ���� ���������� ���� Keterangan:
Ep = Efisiensi Tataniaga
23
Universitas Sumatera Utara
Menurut Soekartawi 1997, efisiensi pemasaran yang efisien adalah jika biaya pemasaran lebih rendah daripada nilai produk yang dipasarkan, maka semakin
efisien melaksanakan pemasaran.
Kriteria efisiensi tataniaga menurut Soekartawi 2002, adalah sebagai berikut: Efisiensi tataniaga tidak terjadi jika:
- Biaya pemasaran semakin besar
- Nilai produk yang dipasarkan jumlahnya tidak terlalu besar
Dan efisiensi tataniaga akan terjadi jika: -
Biaya pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan tataniaga dapat lebih tinggi
- Persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen
tidak terlalu tinggi
3.5.Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam menafsirkan penelitian, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:
3.5.1. Definisi
1. Petani dalam penelitian adalah sampel penelitian sayuran kubis yang
diekspor. 2.
Pedagang pengumpul dalam penelitian adalah Gapoktan yang ada di daerah penelitian.
3. Eksportir dalam penelitian adalah perusahaan yang membeli sayuran kubis
dari Gapoktan yang ada di daerah penelitian.
24
Universitas Sumatera Utara
4. Tataniaga adalah kegiatan ekonomi yang berfungsi menyampaikan barang
dari produsen ke konsumen melalui perantara atau lembaga tataniaga. 5.
Lembaga tataniaga adalah orang atau badan usaha yang terlibat dalam proses tataniaga kubis. Lembaga tataniaga kubis yang terlibat adalah gapoktan dan
eksportir. 6.
Saluran tataniaga adalah penjualan barang-barang dan volume arus barang pada setiap saluran dari petaniprodusen ke konsumen. Terdapat satu saluran
tataniaga di daerah penelitian, yaitu Petani – Gapoktan – Eksportir. 7.
Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga tataniaga dalam menyalurkan kubis dari produsen ke konsumen yang dinyatakan dalam
rupiah. 8.
Margin tataniaga diperoleh dari selisih antara harga jual di tingkat produsen dengan Harga beli di tingkat lembaga pemasaran.
9. Share Margin adalah rasio antara harga yang diterima produsen dengan harga
yang dibayar oleh konsumen akhir yang dinyatakan dalam persen. 10.
Price Spread atau sebaran harga adalah sekelompok harga beli dan harga jual juga biaya-biaya pemasaran menurut fungsi tataniaga dan margin keuntungan
dari tiap lembaga tataniaga. 11.
Efisiensi tataniaga adalah pembagian antara biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan tiap unit produk dengan nilai produk yang dipasarkan dan
dinyatakan dalam persen.
25
Universitas Sumatera Utara
3.5.2. Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Desa Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten
Simalungun. 2.
Sampel penelitian adalah petani kubis, Gapoktan, dan eksportir kubis di daerah penelitian.
3. Waktu penelitian Juni 2013.
26
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1. Letak Geografis dan Batasan Wilayah
Desa Saribudolok berada di Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Silimakuta terletak pada ketinggian
±1,400m di atas permukaan laut dengan jarak ±34 km dari Ibukota Kabupaten Simalungun. Luas wilayah Desa Saribudolok 2,400.4 km
2
dengan kepadatan penduduk rata-rata 285 Km
2
.
Kecamatan Silimakuta berbatasan dengan: Sebelah Utara
: Kecamatan Dolok Silou Sebelah Selatan
: Kecamatan Pematang Silimakuta Sebelah Barat
: Kabupaten Karo Sebelah Timur
: Kecamatan Purba
4.2. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di Kecamatan Silimakuta sebanyak 14,793 jiwa yang terdiri dari 7,622 jiwa laki-laki dan 7,171 jiwa perempuan.
Tabel 5. Penduduk Menurut Desa Kelurahan dan Jenis Kelamin di Kecamatan Silimakuta 2012
No Desa Kelurahan
Laki-laki Jiwa
Perempuan Jiwa
Jumlah Jiwa 1
2 3
4 5
1 Sibangun Meriah
1,142 1,092
2,234
2 Saribu Dolok
4,297 3,988
8,285
3 Purba Sinombah
421 374
795 4
Purba Tua 380
359 739
5 Purba Tua Baru
956 919
1,875 6
Sinar Baru 426
439 865
Total 7,622
7,171 14,793
Sumber : Kantor Kecamatan Silimakuta Kabupaten Silimangun 2013 27
Universitas Sumatera Utara
Jumlah penduduk Desa Saribudolok sebanyak 8,285 jiwa yang terdiri dari 4,297 jiwa laki-laki dan 3,988 jiwa perempuan. Jumlah rumah tangga di Desa
Saribudolok sebanyak 1,945 kepala keluarga. Penduduk desa terdiri dari berbagai macam suku, yaitu suku Simalungun, Karo, Tapanuli, Jawa, China, dan lain-lain.
Ada 3 agama yang terdapat di Desa Saribudolok, yaitu agama Islam 13, Kristen 85, dan Budha 2 dari jumlah penduduk.
Mata pencaharian penduduk Desa Saribudolok, yaitu sebagai berikut: -
Sektor Pertanian = 67
- PNS TNI Polri
= 14 -
Sektor Perdagangan = 12
- Sektor Jasa
= 5 -
Pensiun Karyawan
= 2
4.3. Sarana Pendukung Agribisnis