Saluran Tataniaga Fungsi Tataniaga yang Dilakukan Oleh Lembaga Tataniaga

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Saluran Tataniaga

Saluran tataniaga kubis ekspor di daerah penelitian hanya terdapat satu saluran saja. Jumlah petani yang di daerah penelitian ada 220 petani dan tergabung dalam kelompok tani binaan di daerah penelitian. Jumlah kelompok tani ada 11 kelompok, masing-masing kelompok ada 20 orang petani. Dari jumlah petani yang ada, hanya 60 yang menanam kubis 132 orang petani. Hampir semua petani memiliki tanaman tumpang sari, seperti tomat, cabai, dan lain-lain. Petani menjual kubisnya ke pedagang pengumpul, yaitu Gapoktan itu sendiri. Gapoktan tersebut akan mengumpulkan hasil produksi semua petani. Jika semua hasil produksi petani telah terkumpul, maka pihak yang ada di tempat pengepakan sayur packing house akan menjemputnya ke tempat ketua gapoktan tersebut. Lalu setelah itu, sayuran akan dibawa ke tempat pengepakan packing house. Di tempat tersebut, sayuran akan dibersihkan, lalu dikeringkan terlebih dahulu selama ± 1 hari, setelah itu, kubis akan disortasi dan dikemas. Pengemasan kubis dibuat dalam jaring rajut, satu jaring rajut berisi kubis sebanyak 18 kg. Setelah semua sayuran dikemas, eksportir akan menjemputnya langsung ke tempat pengepakan tersebut. 34 Universitas Sumatera Utara Berikut skema rantai tataniaga kubis ekspor di daerah penelitian: Gambar 2. Skema Rantai Tataniaga Kubis Ekspor di Daerah Penelitian Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa saluran tataniaga kubis ekspor di daerah penelitian hanya terdapat satu saluran, yaitu Petani – Gapoktan – Eksportir. Dari penjelasan tersebut Hipotesis 1 terjawab. Petani menjual kubis ke pedagang pengumpul Gapoktan dengan harga Rp 1,200.00kg. Sedangkan kontrak harga antara gapoktan dengan eksportir, yaitu Rp 1,800.00kg. Volume kubis yang telah disepakati untuk dijual ke eksportir, yaitu 15 tonminggu.

5.2. Fungsi Tataniaga yang Dilakukan Oleh Lembaga Tataniaga

Fungsi-fungsi tataniaga merupakan unsur penting dalam proses tataniaga kubis ekspor di daerah penelitian. Fungsi tataniaga dilakukan oleh masing-masing lembaga tataniaga untuk memperlancar kegiatan pemasaran. Setiap lembaga akan melakukan fungsi tataniaga mulai dari fungsi pembelian hingga ke fungsi penjualan. Akibat yang ditimbulkan dari pelaksanaan fungsi tataniaga ini adalah semakin besar biaya yang dikeluarkan oleh lembaga tataniaga, maka akan semakin tinggi pula harga yang ditimbulkan. Berikut tabel fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan oleh masing-masing lembaga tataniaga di daerah penelitian Petani Kubis Gapoktan Eksportir 35 Universitas Sumatera Utara Tabel 9. Fungsi Tataniaga yang dilakukan Setiap Lembaga Tataniaga 2012 Fungsi Tataniaga Petani Kubis Gapoktan Eksportir Pembelian √ √ √ Penjualan √ √ √ Pengangkutan - √ √ Penyimpanan - √ - Pengemasan - √ - Penanggungan Resiko - √ √ Pembiayaan √ √ √ Standarisasi - √ √ Informasi Pasar √ √ √ Sumber : Data Primer, Survey Lapangan 2013 Keterangan: √ = Melakukan fungsi - = Tidak melakukan fungsi tersebut Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa masing-masing saluran tataniaga melakukan fungsi-fungsi tataniaga yang bervariasi. Fungsi tataniaga yang paling sedikit dilakukan oleh petani. Fungsi pengangkutan tidak dilakukan oleh petani karena kubis yang sudah siap panen langsung dipanen oleh Gapoktan di kebun petani itu sendiri. Oleh karena itu, fungsi pengemasan, penanggungan resiko, dan standarisasi juga tidak dilakukan oleh petani karena fungsi tersebut sudah dilakukan oleh Gapoktan. Gapoktan melakukan fungsi pengangkutan, penyimpanan, pengemasan, penanggungan resiko, dan standarisasi. Gapoktan melakukan fungsi penyimpanan selama ±1 hari untuk mengurangi resiko kerusakan lebih besar pada saat dikirim ke eksportir. Pengemasan dilakukan di tempat pengepakan sayur packing house. Kubis yang dijual ke eksportir memiliki standarisasi, yaitu berat kubis harus berkisar 1,5-2 kg. Apabila kubis yang telah dipanen dikebun petani tidak memenuhi kriteria, maka resiko itu akan ditanggung oleh Gapoktan itu sendiri. 36 Universitas Sumatera Utara Eksportir melakukan semua fungsi tataniaga, kecuali penyimpanan dan pengemasan karena sudah dilakukan oleh Gapoktan.

5.3. Biaya Tataniaga yang dikeluarkan oleh Setiap Lembaga Tataniaga

Dokumen yang terkait

Studi Kelayakan Pengadaan Mobil Coolbox Dalam Rangka Mendukung Pengembangan Ekspor Sayuran Kubis (Kasus : Desa Seribu Dolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun)

1 60 84

Analisis Komparasi Efisiensi Tataniaga Kubis Secara Ekspor dan Lokal (Kasus:Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

5 68 96

Analisis Biaya Pengelolaan Pascapanen Sayuran Kubis Ekspor (Kasus : Gapoktan Dolok Mariah di Desa Seribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun)

2 4 109

Analisis Biaya Pengelolaan Pascapanen Sayuran Kubis Ekspor (Kasus : Gapoktan Dolok Mariah di Desa Seribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun)

0 0 11

Analisis Biaya Pengelolaan Pascapanen Sayuran Kubis Ekspor (Kasus : Gapoktan Dolok Mariah di Desa Seribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Analisis Biaya Pengelolaan Pascapanen Sayuran Kubis Ekspor (Kasus : Gapoktan Dolok Mariah di Desa Seribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun)

0 0 7

Analisis Biaya Pengelolaan Pascapanen Sayuran Kubis Ekspor (Kasus : Gapoktan Dolok Mariah di Desa Seribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun)

0 0 10

Analisis Biaya Pengelolaan Pascapanen Sayuran Kubis Ekspor (Kasus : Gapoktan Dolok Mariah di Desa Seribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Analisis Biaya Pengelolaan Pascapanen Sayuran Kubis Ekspor (Kasus : Gapoktan Dolok Mariah di Desa Seribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun)

0 0 34

Analisis Tataniaga Sayuran Kubis Ekspor di Desa Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.

0 3 11