Analisis Biaya Pengelolaan Pascapanen Sayuran Kubis Ekspor (Kasus : Gapoktan Dolok Mariah di Desa Seribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun)

(1)

Lampiran 1a. Umur Petani (Tahun), Lama Bertani (Tahun), Luas Lahan (Ha), Produksi Per Musim Tanam (Kg) yang Menggunakan Packing House

No Sampel Umur

(tahun) Lama Bertani (tahun) Luas Lahan (Ha) Produksi Per musim tanam (kg)

1 46 26 0.5 18.000

2 34 7 0,2 6.000

3 35 16 0,5 17.000

4 34 7 0,2 8.000

5 52 26 0.5 23.000

6 48 23 0.3 8.000

7 43 11 0.3 8.000

8 50 20 0.5 20.000

9 49 15 0.3 12.000

10 33 10 0.4 14.000

11 38 11 0.3 15.000

12 35 17 1 38.000

13 56 30 0.4 17.000

14 30 5 0.2 10.000

15 56 30 0,5 25.000

16 33 5 0,2 8.000

17 28 7 0,5 16.000

18 35 15 0,3 12.000

19 56 21 0.7 25.000

20 46 17 0,3 13.000

21 36 10 0,3 13.000

22 50 22 0,3 11.000

23 35 6 0,5 13.000

24 30 5 0.2 8.000

25 43 21 0.5 22.000


(2)

Lanjutan Lampiran 1a. Umur Petani (Tahun), Lama Bertani (Tahun), Luas Lahan (Ha), Produksi Per Musim Tanam (Kg) yang Menggunakan Packing House.

No Sampel Umur

(tahun)

Lama Bertani (tahun)

Luas Lahan (Ha)

Produksi Per musim tanam (kg)

27 45 25 0,5 20.000

28 31 11 0.3 12.000

29 26 7 0.2 8.000

30 38 11 0.2 8.000

Total 1,360.00 448.00 14.40 440.000


(3)

Lampiran 1b. Umur Petani (Tahun), Lama Bertani (Tahun), Luas Lahan (Ha), Produksi Per Musim Tanam (Kg) yang Tidak Menggunakan Packing House

No Sampel Umur

(tahun) Lama Bertani (tahun) Luas Lahan (Ha) Produksi Per musim tanam (kg)

1 35 15 0,5 17000

2 43 18 0,5 18000

3 27 12 0,5 17000

4 33 8 0,2 7000

5 38 11 0,2 8000

6 35 15 0,5 16000

7 43 23 0,5 18000

8 50 20 0,5 23000

9 55 35 1 38000

10 38 15 0,5 16000

11 38 10 0,2 8000

12 35 15 0,5 16000

13 38 20 0,5 17000

14 40 20 0,5 18000

15 35 12 0,4 18000

16 35 8 0,4 18000

17 45 10 0,5 17000

18 39 15 0,5 17000

19 56 16 0,3 13000

20 65 35 0,3 15000

21 41 15 0,5 18000

22 55 25 0,5 18000

23 38 10 0,3 12000

24 55 30 0,3 13000

25 35 10 0,3 12000


(4)

Lanjutan Lampiran 1b. Umur Petani (Tahun), Lama Bertani (Tahun), Luas Lahan (Ha), Produksi Per Musim Tanam (Kg) yang Tidak Menggunakan Packing House.

No Sampel Umur

(tahun)

Lama Bertani (tahun)

Luas Lahan (Ha)

Produksi Per musim tanam (kg)

27 50 25 0,6 17000

28 31 8 0,3 12000

29 37 11 0,7 26000

30 38 7 0,5 15000

Total 1257 479 13,3 472500


(5)

Lampiran 2a. Karakteristik Petani Sampel yang Menggunakan Packing House di Daerah Penelitian

No Sampel Umur (tahun) Pendidikan (tahun) Jumlah Tanggungan

(Jiwa)

Lama Bertani (tahun)

Luas Lahan (Ha)

1 46 12 6 26 0.5

2 34 12 4 7 0,2

3 35 12 5 16 0,5

4 34 12 4 7 0,2

5 52 12 5 26 0.5

6 48 12 5 23 0.3

7 43 12 5 11 0.3

8 50 12 6 20 0.5

9 49 12 6 15 0.3

10 33 12 3 10 0.4

11 38 12 5 11 0.3

12 35 12 5 17 1

13 56 12 6 30 0.4

14 30 12 3 5 0.2

15 56 9 5 30 0,5

16 33 12 3 5 0,2

17 28 12 5 7 0,5

18 35 12 5 15 0,3

19 56 12 5 21 0.7

20 46 12 4 17 0,3

21 36 12 4 10 0,3

22 50 12 5 22 0,3

23 35 12 4 6 0,5

24 30 12 2 5 0.2

25 43 12 4 21 0.5


(6)

Lanjutan Lampiran 2a. Karakteristik Petani Sampel yang Menggunakan Packing House di Daerah Penelitian

No Sampel Umur (tahun) Pendidikan (tahun) Jumlah Tanggungan

(Jiwa) Lama Bertani (tahun)

Luas Lahan (Ha)

27 45 12 5 25 0,5

28 31 12 4 11 0.3

29 26 12 2 7 0.2

30 38 12 4 11 0.2

Total 1,360.00 357.00 120.00 448.00 14.40


(7)

Lampiran 2b. Karakteristik Petani Sampel yang Tidak Menggunakan Packing House di Daerah Penelitian

No Sampel Umur (tahun) Pendidikan (tahun) Jumlah Tanggungan

(Jiwa) Lama Bertani (tahun)

Luas Lahan (Ha)

1 35 12 6 15 0,5

2 43 12 3 18 0,5

3 27 12 7 12 0,5

4 33 12 3 8 0,2

5 38 12 5 11 0,2

6 35 12 5 15 0,5

7 43 12 4 23 0,5

8 50 12 7 20 0,5

9 55 15 6 35 1

10 38 12 4 15 0,5

11 38 12 6 10 0,2

12 35 12 4 15 0,5

13 38 12 5 20 0,5

14 40 12 5 20 0,5

15 35 12 4 12 0,4

16 35 12 3 8 0,4

17 45 12 5 10 0,5

18 39 12 5 15 0,5

19 56 12 5 16 0,3

20 65 9 4 35 0,3

21 41 12 2 15 0,5

22 55 9 4 25 0,5

23 38 12 2 10 0,3

24 55 9 4 30 0,3

25 35 9 2 10 0,3


(8)

Lanjutan Lampiran 2b. Karakteristik Petani Sampel yang Tidak Menggunakan Packing House di Daerah Penelitian

Lampiran 3a. Total Biaya Pembungkus Kubis, Peralatan, dan Kapur Petani Kubis Ekspor yang Menggunakan Packing House di Daerah Penelitian

No Sampel Umur (tahun) Pendidikan (tahun) Jumlah Tanggungan

(Jiwa) Lama Bertani (tahun)

Luas Lahan (Ha)

27 50 12 2 25 0,6

28 31 12 0 8 0,3

29 37 12 2 11 0,7

30 38 12 0 7 0,5

Total 1257 348 116 479 13,3


(9)

No. Sampel

Produksi (Ton)

Biaya Pembungkus kubis, peralatan, dan kapur per musim tanam 3 bulan (Rp)

Pembungkus kubis Peralatan Kapur Total

biaya (Rp/Ton)

Kertas Koran Jaring Timbangan Rak jaring besi

Unit (kg) Harga (Rp) Total harga (Rp/ Ton)

Unit Harga (Rp)

Total harga (Rp/ Ton)

Unit Harga (Rp) Total harga (Rp/ Ton)

Unit Harga (Rp) Total harga (Rp/Ton) Unit (kg) Harga (Rp) Total harga (Rp/Ton)

1 18 - - - 1 475.000 26.388,89 - - - 26.388,89

2 6 - - - - - - 1 660.000 110.000,00 - - - - - - 110.000,00

3 17 - - - - - - 1 400.000 23.529,41 - - - 23.529,41

4 8 - - - - - - 1 580.000 72.500,00 - - - 72.500,00

5 23 - - - - - - 1 525.000 22.826,09 - - - 22.826,09

6 8 - - - - - - 1 870.000 108.750,00 - - - - - - 108.750,00

7 8 - - - - - - 1 500.000 62.500,00 - - - - - - 62.500,00

8 20 - - - - - - 1 475.000 23.750,00 - - - - - - 23.750,00

9 12 - - - - - - 1 665.000 55.416,67 - - - - - - 55.416,67

10 14 - - - - - - 1 450.000 32.142,86 - - - 32.142,86

11 15 - - - - - - 1 430.000 28.666,67 - - - 28.666,67

12 38 - - - - - - 1 680.000 17.894,74 - - - 17.894,74

13 17 - - - - - - 1 700.000 41.176,47 - - - - - - 41.176,47

14 10 - - - - - - 1 560.000 56.000,00 - - - - - - 56.000,00

15 25 - - - - - - 1 600.000 24.000,00 - - - - - - 24.000,00

16 8 - - - - - - 1 415.000 51.875,00 - - - - - - 51.875,00

17 16 - - - - - - 1 870.000 54.375,00 - - - 54.375,00

18 12 - - - - - - 1 670.000 55.833,33 - - - 55.833,33

19 25 - - - - - - 1 525.000 21.000,00 - - - - - - 21.000,00

20 13 - - - - - - 1 480.000 36.923,08 - - - - - - 36.923,08

21 13 - - - - - - 1 750.000 57.692,31 - - - - - - 57.692,31

22 11 - - - - - - 1 630.000 57.272,73 - - - - - - 57.272,73

23 13 - - - - - - 1 560.000 43.076,92 - - - 43.076,92

24 8 - - - - - - 1 400.000 50.000,00 - - - 50.000,00

25 22 - - - - - - 1 475.000 21.590,91 - - - 21.590,91


(10)

29 8 - - - - - - 1 440.000 55.000,00 - - - - - - 55.000,00

30 8 - - - - - - 1 720.000 90000,00 - - - - - - 90.000,00

Total 440 - - - - - - 30 17.165.000 1.417.514,40 - - - - - - 1.417.514,40 Rata-rata 14,67 - - - - - - 1 572.166,67 47.250,48 - - - - - - 47.250,48


(11)

Lampiran 3b. Total Biaya Pembungkus Kubis, Peralatan, dan Kapur Petani Sampel yang Tidak Menggunakan Packing House Per Musim Tanam (Rp) di Daerah Penelitian No. Sampel Luas Lahan (Ha)

Biaya pembungkus kubis, peralatan, dan kapur per musim tanam 3 bulan

Pembungkus kubis Peralatan Kapur Total biaya

(Rp)

Kertas Koran Jaring Timbangan Rak jaring besi

Unit (kg) Harga (Rp) Total harga (Rp)

Unit Harga (Rp)

Total harga (Rp)

Unit Harga (Rp) Total harga (Rp)

Unit Harga (Rp) Total harga (Rp) Unit (kg) Harga (Rp) Total harga (Rp)

1 0,5 10 3.500 35.000 360 1.300 468.000 1 480.000 480.000 - - - 8 6.000 48.000 1.032.000

2 0,5 10 3.500 35.000 375 1.300 487.000 1 430.000 430.000 - - - 8 6.000 48.000 1.000.000

3 0,5 10 3.500 35.000 360 1.300 468.000 - - - 8 6.000 48.000 551.000

4 0,2 4 3.500 14.000 180 1.300 234.000 - - - 1 130.000 130.000 4 6.000 24.000 402.000

5 0,2 5 3.500 17.500 200 1.300 260.000 - - - 4 6.000 24.000 301.500

6 0,5 9 3.500 31.500 350 1.300 455.000 1 520.000 520.000 1 130.000 130.000 7 6.000 42.000 1.178.000

7 0,5 10 3.500 35.000 375 1.300 487.500 1 475.000 475.000 - - - 8 6.000 48.000 1.045.500

8 0,5 15 3.500 52.500 450 1.300 546.000 - - - 10 6.000 60.000 658.500

9 1 25 3.500 87.500 720 1.300 936.000 2 680.000 1.360.000 1 240.000 240.000 18 6.000 108.000 2.731.000

10 0,5 9 3.500 31.500 350 1.300 455.000 1 475.000 475.000 - - - 7 6.000 42.000 1.003.500

11 0,2 5 3.500 17.500 200 1.300 260.000 - - - 4 6.000 24.000 301.500

12 0,5 9 3.500 31.500 350 1.300 455.000 1 425.000 425.000 1 110.000 110.000 7 6.000 42.000 1.063.500

13 0,5 10 3.500 35.000 360 1.300 468.000 - - - 1 130.000 130.000 8 6.000 48.000 681.000

14 0,5 10 3.500 35.000 375 1.300 487.500 - - - 8 6.000 48.000 570.500

15 0,4 10 3.500 35.000 375 1.300 487.500 1 430.000 430.000 - - - 8 6.000 48.000 1.000.500

16 0,4 10 3.500 35.000 375 1.300 487.500 - - - 8 6.000 48.000 570.500

17 0,5 10 3.500 35.000 360 1.300 468.000 - - - 8 6.000 48.000 551.000

18 0,5 10 3.500 35.000 360 1.300 468.000 - - - 8 6.000 48.000 551.000

19 0,3 8 3.500 28.000 280 1.300 364.000 - - - 1 110.000 110.000 6 6.000 36.000 538.000

20 0,3 9 3.500 31.500 300 1.300 390.000 - - - 7 6.000 42.000 463.500

21 0,5 10 3.500 35.000 375 1.300 487.500 - - - 1 130.000 130.000 8 6.000 48.000 700.500

22 0,5 10 3.500 35.000 375 1.300 487.500 1 475.000 475.000 - - - 8 6.000 48.000 1.045.500

23 0,3 7 3.500 24.500 260 1.300 338.000 - - - 6 6.000 36.000 398.500

24 0,3 8 3.500 28.500 280 1.300 364.000 - - - 6 6.000 36.000 428.500

25 0,3 7 3.500 24.500 260 1.300 338.000 1 425.000 425.000 - - - 6 6.000 36.000 823.500

26 0,3 7 3.500 24.500 260 1.300 338.000 - - - 6 6.000 36.000 398.500

27 0,6 10 3.500 35.000 360 1.300 468.000 1 475.000 475.000 - - - 8 6.000 48.000 1.026.000

28 0,3 8 3.500 28.500 260 1.300 338.000 - - - 6 6.000 36.000 402.500

29 0,7 16 3.500 56.000 450 1.300 585.000 1 520.000 520.000 1 140.000 140.000 12 6.000 72.000 1.373.000


(12)

Lampiran 4a. Total Biaya Tenaga Kerja, Penyusutan Peralatan, dan Listrik, Air, dan Telepon Petani Sampel yang Menggunakan Packing House di daerah Penelitian.

No. Sampel Biaya Tenaga kerja, Penyusutan Peralatan, dan Listrik, Air, dan Telepon 3 bulan (Rp) Tenaga Kerja

(Rp/ Ton)

Penyusutan peralatan Listrik, Air,

dan Telepon (Rp)

Total biaya (Rp/ Ton)

Timbangan Rak Besi

Unit Total harga beli (Rp)

Usia pakai (Bulan)

Penyusutan (Rp/ Ton)

Unit Total harga beli

(Rp)

Usia pakai (Bulan)

Penyusutan (Rp)

1 120.000,00 1 475.000 36 2.199,07 - - - 122.199,07

2 220.000,00 1 660.000 60 5.500,00 - - - 225.500,00

3 112.941,18 1 400.000 36 2.573,53 - - - 115.514,71

4 150.000,00 1 580.000 48 4.531,25 - - - 154.531,25

5 78.260,87 1 525.000 60 1.141,30 - - - 79.402,17

6 165.000,00 1 870.000 60 5.437,50 - - - 170.437,50

7 180.000,00 1 500.000 48 3.906,25 - - - 183.906,25

8 63.000,00 1 475.000 36 1.979,17 - - - 64.979,17

9 133.333,33 1 665.000 60 2.770,83 - - - 136.104,17

10 111.428,57 1 450.000 60 1.696,43 - - - 113.125,00

11 116.000,00 1 430.000 60 1.433,33 - - - 117.433,33

12 110.526,32 1 680.000 60 625,00 - - - 111.151,32

13 91.764,71 1 700.000 72 1.715,69 - - - 93.480,39

14 96.000,00 1 560.000 60 2.800,00 - - - 98.800,00

15 38.400,00 1 600.000 60 960,00 - - - 39.360,00

16 157.500,00 1 415.000 36 4.322,92 - - - 161.822,92

17 93.750,00 1 870.000 60 2.718,75 - - - 96.468,75

18 110.000,00 1 670.000 36 3.298,61 - - - 113.298,61

19 67.200,00 1 525.000 60 1.050,00 - - - 68.250,00

20 101.538,46 1 480.000 60 1.846,15 - - - 103.384,62

21 64.615,38 1 750.000 72 2.403,85 - - - 67.019,23

22 109.090,91 1 630.000 60 2.863,64 - - - 111.954,55

23 106.153,85 1 560.000 36 3.044,87 - - - 109.198,72

24 150.000,00 1 400.000 60 2.500,00 - - - 152.500,00

25 67.272,73 1 475.000 36 1.799,24 - - - 69.071,97

26 120.000,00 1 370.000 36 2.569,44 - - - 122.569,44

27 57.000,00 1 630.000 60 1.575,00 - - - 58.575,00

28 125.000,00 1 660.000 60 2.750,00 - - - 127.750,00


(13)

30 112.500,00 1 720.000 60 4.500,00 - - - 117.000,00

Total 3.318.276,31 30 17.165.000 1608 79.261,83 - - - - - 3.397.538,13


(14)

Lampiran 4b. Total Biaya Tenaga Kerja, Penyusutan Peralatan, dan Listrik, Air, dan Telepon Petani Sampel yang Tidak Menggunakan Packing House di Daerah Penelitian.

No. Sampel Biaya Tenaga kerja, Penyusutan Peralatan, dan Listrik, Air, dan Telepon 3 bulan (Rp) Tenaga Kerja

(Rp)

Penyusutan Peralatan Listrik, Air, dan

Telepon (Rp)

Total biaya (Rp)

Timbangan Rak Jaring Besi

Unit Total harga beli (Rp)

Usia pakai (Bulan)

Penyusutan (Rp)

Unit Total harga beli (Rp) Usia pakai (Bulan) Penyusutan (Rp)

1 1.140.000 1 480.000 36 40.000,00 - - - - 195.000 1.375.000,00

2 1.140.000 1 430.000 36 35.833,33 - - - - 205.000 1.380.833,33

3 1.020.000 - - - 200.000 1.220.00,00

4 660.000 - - - - 1 130.000 36 10.833,33 170.000 840,833,33

5 660.000 - - - 190.000 850.000,00

6 1.140.000 1 520.000 60 43.333,33 1 130.000 36 10.833,33 220.000 1.414.166,67

7 1.080.000 1 475.000 36 39.583,33 - - - - 190.000 1.309.583,33

8 1.080.000 - - - 200.000 1.280.000,00

9 2.400.000 2 1.360.000 60 68.000,00 1 240.000 36 20.000,00 270.000 2.758.000,00

10 660.000 1 475.000 60 23.750,00 - - - - 180.000 863.750,00

11 360.000 - - - 170.000 530.000,00

12 720.000 1 425.000 36 35.416,67 1 110.000 36 9.166,67 210.000 974.583,33

13 360.000 - - - - 1 130.000 36 10.833,33 185.000 555.833,33

14 840.000 - - - 205.000 1.045.000,00

15 420.000 1 430.000 36 35.833,33 - - - - 180.000 635.833,33

16 420.000 - - - 180.000 600.000,00

17 660.000 - - - 200.000 860.000,00

18 840.000 - - - 210.000 1.050.000,00

19 420.000 - - - - 1 110.000 36 9.166,67 185.000 614.166,67

20 420.000 - - - 170.000 590.000,00

21 840.000 - - - - 1 130.000 36 10.833,33 190.000 1.040.833,33

22 720.000 1 475.000 60 23.750,00 - - - - 200.000 943.750,00

23 420.000 - - - 180.000 600.000,00

24 600.000 - - - 200.000 800.000,00

25 660.000 1 425.000 60 21.250,00 - - - - 200.000 881.250,00

26 660.000 - - - 200.000 860.000,00

27 720.000 1 475.000 36 39.583,33 - - - - 210.000 969.583,33


(15)

29 1.140.000 1 520.000 36 43.333,33 1 140.000 36 11.666,67 220.000 1.415.000,00

30 660.000 - - - - 1 120.000 36 10.000,00 170.000 840.000,00

Total 23.280.000 13 6.490.000 516 449.666.65 9 1.240.000 324 103.333,33 5.865.000 29.697.999,98


(16)

Lampiran 5a. Total Biaya Produksi Petani Sampel yang Menggunakan Packing House Per Musim Tanam (Rp) di Daerah Penelitian No. Sampel Luas Lahan (Ha) Produksi per Musim Tanam (ton)

Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Total Biaya

Produksi (Rp/ton) Penyusutan Peralatan (Rp/ton) Tenaga Kerja (Rp/ton) Listrik, Air dan Telepon (Rp/ton) Pembungkus Kubis (Rp/ton) Peralatan (Rp/ton) Kapur (Rp/ton)

1 0.5 18 2.199,07 120.000,00 - - 26.388,89 - 148.587,96

2 0,2 6 5.500,00 220.000,00 - - 110.000,00 - 335.500,00

3 0,5 17 2.573,53 112.941,18 - - 23.529,41 - 139.044,12

4 0,2 8 4.531,25 150.000,00 - - 72.500,00 - 227.031,25

5 0.5 23 1.141,30 78.260,87 - - 22.826,09 - 102.228,26

6 0.3 8 5.437,50 165.000,00 - - 108.750,00 - 279.187,50

7 0.3 8 3.906,25 180.000,00 - - 62.500,00 - 246.406,25

8 0.5 20 1.979,17 63.000,00 - - 23.750,00 - 88.729,17

9 0.3 12 2.770,83 133.333,33 - - 55.416,67 - 191.520,84

10 0.4 14 1.696,43 111.428,57 - - 32.142,86 - 145.267,86

11 0.3 15 1.433,33 116.000,00 - - 28.666,67 - 146.100,00

12 1 38 625,00 110.526,32 - - 17.894,74 - 129.046,06

13 0.4 17 1.715,69 91.764,71 - - 41.176,47 - 134.656,86

14 0.2 10 2.800,00 96.000,00 - - 56.000,00 - 154.800,00

15 0,5 25 960,00 38.400,00 - - 24.000,00 - 63.360,00

16 0,2 8 4.322,92 157.500,00 - - 51.875,00 - 213.697,92

17 0,5 16 2.718,75 93.750,00 - - 54.375,00 - 150.843,75

18 0,3 12 3.298,61 110.000,00 - - 55.833,33 - 169.131,94

19 0.7 25 1.050,00 67.200,00 - - 21.000,00 - 89.250,00

20 0,3 13 1.846,15 101.538,46 - - 36.923,08 - 140.307,70

21 0,3 13 2.403,85 64.615,38 - - 57.692,31 - 124.711,54

22 0,3 11 2.863,64 109.090,91 - - 57.272,73 - 169.227,28

23 0,5 13 3.044,87 106.153,85 - - 43.076,92 - 152.275,64

24 0.2 8 2.500,00 150.000,00 - - 50.000,00 - 202.500,00


(17)

Lanjutan Lampiran 5a. Total Biaya Produksi Petani Sampel yang Menggunakan Packing House Per Musim Tanam (Rp) di Daerah Penelitian

No. Sampel

Luas Lahan

(Ha)

Produksi per Musim Tanam

(kg)

Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Total Biaya

Produksi (Rp) Penyusutan

Peralatan (Rp)

Tenaga Kerja (Rp)

Listrik, Air dan Telepon

(Rp)

Pembungkus Kubis

(Rp)

Peralatan (Rp)

Kapur (Rp)

26 0,3 12 2.569,44 120.000,00 - - 30.833,33 - 90.662,88

27 0,5 20 1.575,00 57.000,00 - - 31.500,00 - 153.402,77

28 0.3 12 2.750,00 125.000,00 - - 55.000,00 - 90.075,00

29 0.2 8 2.750,00 90.000,00 - - 55.000,00 - 182.750,00

30 0,2 8 4.500,00 112.500,00 - - 90.000,00 - 147.750,00

Total 14,40 440 79.261,83 3.318.276,31 - - 1.417.514,40 - 4.815.052,54


(18)

Lampiran 5b. Total Biaya Produksi Petani Sampel yang Tidak Menggunakan Packing House Per Musim Tanam (Rp) di Daerah Penelitian No. Sampel Luas Lahan (Ha) Produksi per Musim Tanam (Ton)

Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Total Biaya

Produksi (Rp/Ton) Penyusutan Peralatan (Rp/Ton) Tenaga Kerja (Rp/Ton) Listrik, Air dan Telepon (Rp/Ton) Pembungkus Kubis (Rp/Ton) Peralatan (Rp/Ton) Kapur (Rp/Ton)

1 0,5 17 2.352,94 127.058,82 11.470,59 29.588,24 28.235,29 11.470,59 201.529,41

2 0,5 18 1.990,74 133.333,33 11.388,89 29.000,00 23.888,89 11.388,89 202.601,85

3 0,5 17 0 130.588,24 11.764,71 29.588,24 0 11.764,71 174.764,72

4 0,2 7 1.547,62 77.142,86 24.285,71 35.428,57 18.571,43 24.285,71 160.404,76

5 0,2 8 0 67.500,00 23.750,00 34.687,50 0 23.750,00 129.687,50

6 0,5 16 3.385,42 116.250,00 13.750,00 30.406,25 40.625,00 13.750,00 207.041,67

7 0,5 18 2.199,07 116.666,67 10.555,56 29.027,78 26.388,89 10.555,56 187.504,63

8 0,5 23 0 156.521,74 8.695,65 26.021,74 0 8.695,65 193.847,83

9 1 38 2.315,79 126.315,79 7.105,26 26.934,21 42.105,26 7.105,26 209.513,16

10 0,5 16 1.484,38 123.750,00 11.250,00 30.406,25 29.687,50 11.250,00 199.203,13

11 0,2 8 0 75.000,00 21.250,00 34.687,50 0 21.250,00 133.937,50

12 0,5 16 2.786,46 123.750,00 13.125,00 30.406,25 33.437,50 13.125,00 206.130,21

13 0,5 17 638,43 130.588,24 10.882,35 29.588,24 7.647,06 10.882,35 182.167,84

14 0,5 18 0 130.000,00 11.388,89 29.027,78 0 11.388,89 173.750,00

15 0,4 18 1.990,74 110.000,00 10.000,00 29.027,78 23.888,89 10.000,00 177.574,07

16 0,4 18 2.000,00 133.333,33 10.000,00 29.027,78 40.000,00 10.000,00 217.361,11

17 0,5 17 0 127.058,82 11.764,71 29.588,24 0 11.764,71 171.235,29

18 0,5 17 3.823,53 95.294,12 12.352,94 29.588,24 45.882,35 12.352,94 189.764,71

19 0,3 13 705,13 115.384,62 14.230,77 30.153,85 8.461,54 14.230,77 171.705,13

20 0,3 15 0 128.000,00 11.333,33 28.100,00 0 11.333,33 170.233,33

21 0,5 18 601,85 133.333,33 10.555,56 29.027,78 7.222,22 10.555,56 183.407,41

22 0,5 18 1.319,44 126.666,67 11.111,11 29.027,78 26.388,89 11.111,11 197.847,22

23 0,3 12 0 55.000,00 15.000,00 30.208,33 0 15.000,00 103.208,33

24 0,3 13 0 101.538,46 15.384,62 30.192,31 0 15.384,62 149.884,62


(19)

Lanjutan Lampiran 5b. Total Biaya Produksi Petani Sampel yang Tidak Menggunakan Packing House Per Musim Tanam (Rp) di Daerah Penelitian No. Sampel Luas Lahan (Ha) Produksi per Musim Tanam (kg)

Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Total Biaya

Produksi (Rp/Ton) Penyusutan Peralatan (Rp/Ton) Tenaga Kerja (Rp/Ton) Listrik, Air dan Telepon (Rp/Ton) Pembungkus Kubis (Rp/Ton) Peralatan (Rp/Ton) Kapur (Rp/Ton)

26 0,3 11,5 0 73.043,48 17.391,30 31.521,74 0 3.130,43 125.086,96

27 0,6 17 2.328,43 127.058,82 12.352,94 29.588,24 27.941,18 2.823,53 202.093,14

28 0,3 12 0 60.000,00 15.000,00 30.541,67 0 3.000,00 108.541,67

29 0,7 26 2.115,38 138.461,54 8.461,54 24.653,85 25.384,62 4.615,38 203.692,31

30 0,5 15 666,67 128.000,00 11.333,33 28.100,00 8.000,00 2.800,00 178.900,00

Total 13,3 472,5 36.022,85 3.396.638,88 393.601,43 893.354,47 499.173,18 91.391,23 5.310.182,04


(20)

Lampiran 6a. Volume Penjualan (Kg) dan Penerimaan Petani Sampel yang Menggunakan Packing House (Rp) di Daerah Penelitian

No Sampel Volume Penjualan (Ton) Harga Jual (Rp/Kg) Penerimaan (Rp) Penerimaan / Ton (Rp)

1 18 1.800,00 32.400.000,00 1.800.000,00

2 6 1.800,00 10.800.000,00 1.800.000,00

3 17 1.800,00 30.600.000,00 1.800.000,00

4 8 1.800,00 14.400.000,00 1.800.000,00

5 23 1.800,00 41.400.000,00 1.800.000,00

6 8 1.800,00 14.400.000,00 1.800.000,00

7 8 1.800,00 14.400.000,00 1.800.000,00

8 20 1.800,00 36.000.000,00 1.800.000,00

9 12 1.800,00 21.600.000,00 1.800.000,00

10 14 1.800,00 25.200.000,00 1.800.000,00

11 15 1.800,00 27.000.000,00 1.800.000,00

12 38 1.800,00 68.400.000,00 1.800.000,00

13 17 1.800,00 30.600.000,00 1.800.000,00

14 10 1.800,00 18.000.000,00 1.800.000,00

15 25 1.800,00 45.000.000,00 1.800.000,00

16 8 1.800,00 14.400.000,00 1.800.000,00

17 16 1.800,00 28.800.000,00 1.800.000,00

18 12 1.800,00 21.600.000,00 1.800.000,00

19 25 1.800,00 45.000.000,00 1.800.000,00

20 13 1.800,00 23.400.000,00 1.800.000,00

21 13 1.800,00 23.400.000,00 1.800.000,00

22 11 1.800,00 19.800.000,00 1.800.000,00

23 13 1.800,00 23.400.000,00 1.800.000,00

24 8 1.800,00 14.400.000,00 1.800.000,00

25 22 1.800,00 39.600.000,00 1.800.000,00

26 12 1.800,00 21.600.000,00 1.800.000,00


(21)

Lanjutan Lampiran 6a. Volume Penjualan (Kg) dan Penerimaan Petani Sampel yang Menggunakan Packing House (Rp) di Daerah Penelitian

No Sampel Volume Penjualan (Ton) Harga Jual (Rp/Kg) Penerimaan (Rp) Penerimaan/ Ton (Rp)

28 12 1.800,00 21.600.000,00 1.800.000,00

29 8 1.800,00 14.400.000,00 1.800.000,00

30 8 1.800,00 14.400.000,00 1.800.000,00

Total 440 54.000,00 792.000.000,00 54.000.000,00


(22)

Lampiran 6b. Volume Penjualan (Ton) dan Penerimaan Petani Sampel yang Tidak Menggunakan Packing House (Rp) di Daerah Penelitian

No Sampel Volume Penjualan (Ton) Harga Jual (Rp/Kg) Penerimaan

(Rp)

Penerimaan/ Ton

1 17 1200 20.400.000,00 1.200.000,00

2 18 1200 21.600.000,00 1.200.000,00

3 17 1200 20.400.000,00 1.200.000,00

4 7 1400 9.800.000,00 1.400.000,00

5 8 1600 12.800.000,00 1.600.000,00

6 16 1800 28.800.000,00 1.800.000,00

7 18 1300 23.400.000,00 1.300.000,00

8 23 1400 32.200.000,00 1.400.000,00

9 38 1600 60.800.000,00 1.600.000,00

10 16 1400 22.400.000,00 1.400.000,00

11 8 1400 11.200.000,00 1.400.000,00

12 16 1500 24.000.000,00 1.500.000,00

13 17 1200 20.400.000,00 1.200.000,00

14 18 1200 21.600.000,00 1.200.000,00

15 18 1400 25.200.000,00 1.400.000,00

16 18 1500 27.000.000,00 1.500.000,00

17 17 1200 20.400.000,00 1.200.000,00

18 17 1400 23.800.000,00 1.400.000,00

19 13 1200 15.600.000,00 1.200.000,00

20 15 1200 18.000.000,00 1.200.000,00

21 18 1200 21.600.000,00 1.200.000,00

22 18 1400 25.200.000,00 1.400.000,00

23 12 1600 19.200.000,00 1.600.000,00

24 13 1600 20.800.000,00 1.600.000,00

25 12 1400 16.800.000,00 1.400.000,00

26 11,5 1400 16.100.000,00 1.400.000,00


(23)

Lanjutan Lampiran 6b. Volume Penjualan (Ton) dan Penerimaan Petani Sampel yang Tidak Menggunakan Packing House (Rp) di Daerah Penelitian

No Sampel Volume Penjualan (Ton) Harga Jual (Rp/Kg) Penerimaan (Rp) Penerimaan/ Ton

28 12 1200 14.400.000,00 1.200.000,00

29 26 1400 36.400.000,00 1.400.000,00

30 15 1400 21.000.000,00 1.400.000,00

Total 472,5 41.300 675.100.000,00 41.300.000,00


(24)

Lampiran 7a. Pendapatan Petani Sampel yang Menggunakan Packing House Per Musim Tanam di Daerah Penelitian

No Sampel Penerimaan/Ton (Rp) Biaya Pascpanen/ Ton (Rp) Pendapatan/ Ton (Rp)

1 1.800.000,00 148.587,96 1.651.412,04

2 1.800.000,00 335.500,00 1.464.500,00

3 1.800.000,00 139.044,12 1.660.955,88

4 1.800.000,00 227.031,25 1.572.968,75

5 1.800.000,00 102.228,26 1.697.771,74

6 1.800.000,00 279.187,50 1.520.812,50

7 1.800.000,00 246.406,25 1.553.593,75

8 1.800.000,00 88.729,17 1.711.270,83

9 1.800.000,00 191.520,84 1.608.479,16

10 1.800.000,00 145.267,86 1.654.732,14

11 1.800.000,00 146.100,00 1.653.900,00

12 1.800.000,00 129.046,06 1.670.953,94

13 1.800.000,00 134.656,86 1.665.343,14

14 1.800.000,00 154.800,00 1.645.200,00

15 1.800.000,00 63.360,00 1.736.640,00

16 1.800.000,00 213.697,92 1.586.302,08

17 1.800.000,00 150.843,75 1.649.156,25

18 1.800.000,00 169.131,94 1.630.868,06

19 1.800.000,00 89.250,00 1.710.750,00

20 1.800.000,00 140.307,70 1.659.692,30

21 1.800.000,00 124.711,54 1.675.288,46

22 1.800.000,00 169.227,28 1.630.772,72

23 1.800.000,00 152.275,64 1.647.724,36

24 1.800.000,00 202.500,00 1.597.500,00

25 1.800.000,00 90.662,88 1.709.337,12

26 1.800.000,00 90.662,88 1.709.337,12


(25)

Lanjutan Lampiran 7a. Pendapatan Petani Sampel yang Menggunakan Packing House Per Musim Tanam di Daerah Penelitian

No Sampel Penerimaan (Rp) Biaya Produksi (Rp) Pendapatan/ Ton (Rp)

28 1.800.000,00 90.075,00 1.709.925,00

29 1.800.000,00 182.750,00 1.617.250,00

30 1.800.000,00 147.750,00 1.652.250,00

Total 54.000.000,00 4.815.052,54 49.184.947,46


(26)

Lampiran 7b. Pendapatan Petani Sampel yang Tidak Menggunakan packing House Per Musim Tanam di Daerah Penelitian

No Sampel Penerimaan/Ton (Rp) Biaya Pascpanen/ Ton (Rp) Pendapatan/ Ton (Rp)

1 1.200.000,00 201.529,41 998.470,59

2 1.200.000,00 202.601,85 997.398,15

3 1.200.000,00 174.764,71 1.025.235,29

4 1.400.000,00 160.404,76 1.239.595,24

5 1.600.000,00 129.687,50 1.470.312,50

6 1.800.000,00 207.041,67 1.592.958,33

7 1.300.000,00 187.504,63 1.112.495,37

8 1.400.000,00 193.847,83 1.206.152,17

9 1.600.000,00 209.513,16 1.390.486,84

10 1.400.000,00 199.203,13 1.200.796,88

11 1.400.000,00 133.937,50 1.266.062,50

12 1.500.000,00 206.130,21 1.293.869,79

13 1.200.000,00 182.167,84 1.017.832,16

14 1.200.000,00 173.750,00 1.026.250,00

15 1.400.000,00 177.574,07 1.222.425,93

16 1.500.000,00 217.361,11 1.282.638,89

17 1.200.000,00 171.235,29 1.028.764,71

18 1.400.000,00 189.764,71 1.210.235,29

19 1.200.000,00 171.705,13 1.028.294,87

20 1.200.000,00 170.233,33 1.029.766,67

21 1.200.000,00 183.407,41 1.016.592,59

22 1.400.000,00 197.847,22 1.202.152,78

23 1.600.000,00 103.208,33 1.496.791,67

24 1.600.000,00 149.884,62 1.450.115,38

25 1.400.000,00 197.562,50 1.202.437,50

26 1.400.000,00 125.086,96 1.274.913,04


(27)

Lanjutan Lampiran 7b. Pendapatan Petani Sampel yang Tidak menggunakan Packing House Per Musim Tanam di Daerah Penelitian

No Sampel Penerimaan (Rp) Biaya Produksi (Rp) Pendapatan/ Ton (Rp)

28 1.200.000,00 108.541,67 1.091.458,33

29 1.400.000,00 203.692,31 1.196.307,69

30 1.400.000,00 178.900,00 1.221.100,00

Total 41.300.000,00 5.310.181,98 35.989.818,02


(28)

Lampiran 8a. Tabel summary Regresi Linier Berganda

Model Summaryb

Mode

l R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,988a .927 .969 2.10833E6 2.007

a. Predictors: (Constant), biaya penyusutan, biaya tenaga kerja, biaya peralatan

b. Dependent Variable: pendapatan

Lampran 8b. Tabel ANOVA Regresi Linier Berganda

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.018E15 3 6.696E14 150.645 .000a

Residual 1.022E14 26 4.445E12

Total 4.120E15 29

a. Predictors: (Constant), biaya penyusutan, biaya tenaga kerja, biaya peralatan b. Dependent Variable: pendapatan


(29)

Lampiran 8c. Tabel Coefficient Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant)

509216,176 1912772,20

8 -.266 .792

biaya tenaga

kerja -3.188 1.002 -.875 -3.180 .004 .637 1.571

biaya peralatan 2.746 3.455 -.172 .795 .435 .584 1.713

biaya penyusutan -57.508 43.472 -.037 -1.323 .199 .579 1.728 a. Dependent Variable: pendapatan


(30)

Lampiran 9a. Tabel summary Regresi Linier Berganda

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

d i m e n s i o n 0

1 .990a .980 .975 1.59919E6 2.048

a. Predictors: (Constant), biaya listrik, air dan telepon, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya kapur, biaya peralataan, biaya pembungkus kubis


(31)

Lampran 9b. Tabel ANOVA Regresi Linier Berganda

ANOVAb

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.955E15 6 4.925E14 192.586 .000a

Residual 5.882E13 23 2.557E12

Total 3.014E15 29

a. Predictors: (Constant), biaya listrik, air dan telepon, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya kapur, biaya peralataan, biaya pembungkus kubis

b. Dependent Variable: pendapatan

Lampiran 9c. Tabel Coefficient Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2304847.249 4483226.648


(32)

biaya tenaga kerja -3.682 1.061 .342

biaya peralataan .477 3.632 .017

biaya penyusutan -18.113 48.371 -.042

biaya kapur 76.731 27.406 .222

biaya listrik, air dan telepon

28.050 27.268 -.056

a. Dependent Variable: pendapatan

Coefficientsa

Model

t Sig.

1 (Constant) .514 .612

biaya pembungkus kubis 3.886 .001

biaya tenaga kerja -3.469 .002

biaya peralataan .131 .897


(33)

biaya kapur 2.800 .010

biaya listrik, air dan telepon

2.089 .044


(34)

Lampiran 10. Tabel Uji Beda Rata-rata (Independent Sample T-Test) Pendapatan Petani Kubis Ekspor yang Menggunakan Packing House dan Pendapatan Petani yang Tidak Menggunakan Packing House

Group Statistics

pengelolaan pasca

panen N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

pendapatan PH 30 1.6641E6 44844.15549 8187.38518

NPH 30 1.1997E6 1.61795E5 29539.63370

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

pendapatan Equal variances assumed 20.701 .000 15.151 58 .000 4.64418E5 30653.27446 4.03059E5 5.25777E5

Equal variances not


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 1997. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi Jilid 1. BPFE- Yogyakarta. Yoyakarta.

Anonimous. 2006. Tanaman Obat Indonesia.http://www.google.com

Badan Pusat Statistik. 2011. Kabupaten Simalungun Dalam Angka. Sumatera Utara. Medan

Case dan Fair. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi. Penerbit Erlangga. Jakarta

Doll, John P dan Orazem. 1984. Production economics theory with application. Jhon Wiley & Sons Inc. New York

Hamang,Abdul. 2005. Metode Statistik. Graha Ilmu. Yogyakarta

Kompas. 2011. Ekspor Sayur ke Singapura di Genjot. Diakses tanggal 30 Maret 2014, Pukul 14.20 Wib. Sumber: Api.or.id>Aliansi Petani Indonesia>Hortikultur.

Mutiarawati, T. 2007. Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung.

Pracaya. 2001. Kubis alias Kol. Penebar Swadaya. Jakarta.

Priyatno, Duwi. 2012. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Putong,Iskandar. 2002. Ekonomi Mikro & Makro. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta

Rosyidi,S. 2006. Pengantar Ilmu Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Rukmana, R. 1994. Bertanam Kubis. Kanisius. Yogyakarta.

Sarnowo, H. dan Sunyoto,D. 2011. Pengantar Ilmu Ekonomi ( Teori & Soal). PT Buku Seru. Jakarta

Soleh, A.Z. 2005. Ilmu Statistika Pendekatan Teoritisdan Aplikasi Disertai Contoh Penggunaan SPSS. Rekayas Sais. Bandung


(36)

_______. 2010. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kesebelas. CV Alfabeta, Bandung

Sukirno, S. 2001. Pengantar Teori Mikroekonomi. PT Raja Gafindo Persada. Jakarta.

Trihendradi, C. 2011. Langkah Mudah Menggunakan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 19. CV Andi Offset. Yogyakarta.

Utama, I.M. 2001. Penanganan Pascapanen Buah dan Sayuran Segar. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali. Bali.

Walpole, R.E. 1995. Pengantar Statistik. PT. Gramedia Utama. Jakarta

Wibowo, A.E. 2012. Aplikasi Praktis SPSS Dalam Penelitian. Gava Media. Yogyakarta

Zulkarnain. 2009. Dasar-dasar hortikultura. Bumi Aksara. Jakarta.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive atau sengaja. Penelitian ini dilakukan di Desa Seribu Dolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun, dengan alasan bahwa desa Seribu Dolok telah mendapatkan bantuan pasca panen dari Pemerintah (dalam hal ini Dinas Pertanian) yaitu sebuah rumah pengepakan (packing house).

3.2 Metode Penentuan Sampel

Berdasarkan data yang diperoleh dari Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Saribudolok Meriah, bahwa ada 11 kelompok tani, masing-masing kelompok tani berjumlah 20 petani sehingga total petani yang tergabung dalam kelompok tani ada 220 petani. Namun, kelompok tani yg aktif menanam kubis hanya ada 6 kelompok tani atau berkisar 120 petani. Menurut Sugiyono (2006), sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah individu yang melakukan usaha tani sayuran kubis.

Jumlah sampel yang digunakan peneliti sebanyak 60 orang yang terdiri dari 30 orang petani yang menggunakan packing house dan 30 orang petani yang tidak menggunakan packing house. Roscoe dalam Sugiyono 2000 memberikan saran tentang penelitian, salah satunya adalah ukuran sampel yang layak dalam penelitian minimal 30. Jumlah sampel sebanyak 30 orang juga didasari oleh pernyataan Walpole RE (1995) yang menyatakan bahwa jumlah sampel sebanyak 30 orang


(38)

telah menyebar normal. Penentuan sampel minimal 30 orang secara empiris sudah memiliki distribusi peluang rata-rata yang akan mengikuti distribusi normal dan sampel tersebut sudah besar.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber informasi dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder hanya sebagai data pelengkap yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara.

3.4 Metode Analisis Data

Identifikasi masalah 1 akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu melalui survey langsung ke lapangan.

Identifikasi masalah 2 akan dianalisis dengan menggunakan rumus mengenai Total Cost (TC). Total cost dapat diperoleh dengan menjumlahkan semua biaya baik itu biaya tetap (fixed cost) maupun biaya variabel (variable cost). Yang termasuk biaya pengemasan dalam pengelolaan pasca panen sayuran kubis ekspor adalah biaya pembungkus kubis ( kertas koran dan jaring), biaya tenaga kerja, biaya pembelian rak jaring besi, biaya pembelian timbangan, biaya pembelian kapur, biaya penyusutan, dan biaya listrik, air, dan telepon. Untuk memperoleh besar biaya pengemasan (produksi) digunakan rumus sebagai berikut.


(39)

Keterangan :

TC = Total cost atau biaya total FC = Fixed cost atau biaya tetap VC = Variable cost atau biaya variabel

Identifikasi masalah 3 akan dianalisis dengan menggunakan rumus penerimaan dan pendapatan. Penerimaan diperoleh setelah kubis dijual ke pedagang pengumpul. Pendapatan diperoleh setelah penerimaan dikurangi dengan biaya pengelolaan pasca panen. Total penerimaan (TR) diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

TR = P x Q Keterangan :

TR = Total Revenue atau total penerimaan P = Price atau Harga

Q = Jumlah produksi

Selanjutnya pendapatan diperoleh dengan rumus :

Pd = TR – TC Keterangan :

Pd = Pendapatan (Rp)

TR = Total revenue atau total penerimaan TC = Total cost atau total biaya


(40)

Identifikasi masalah 4 akan dianalisis dengan analisis regresi linear berganda. Data diolah dengan menggunakan program SPSS dengan meregresikan data biaya pengelolaa pascapanen dengan pendapatan pengelolaan pasca panen. Biaya pengemasan (produksi) dalam pengelolaan pasca panen sayuran kubis ekspor meliputi biaya pembungkus kubis ( kertas koran dan jaring), biaya tenaga kerja, biaya pembelian rak jaring besi, biaya pembelian timbangan, biaya pembelian kapur, biaya penyusutan, dan biaya listrik, air, dan telepon.

Setelah data biaya pengemasan (produksi) dan pendapatan pengelolaan pasca panen diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis regresi linear berganda. Persamaannya dinotasikan sebagai berikut :

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6+ ε

Keterangan :

Y = Pendapatan pengelolaan pasca panen a = Nilai konstanta

b1 s/d b6 = Koefisien regresi

x1 = Biaya bahan pembungkus kubis (kertas koran dan jaring) (Rp)

x2 = Biaya tenaga kerja (Rp)

x3 = Biaya peralatan ( timbangan dan rak jaring besi) (Rp)

x4 = Biaya penyusutan (Rp)

x5 = Biaya kapur (Rp)

x6 = Biaya listrik, air, dan telepon (Rp)


(41)

3.4.1 Uji Kesesuaian Model

Uji kesesuaian model digunakan untuk mengukur kemampuan dari peubah penjelas untuk menerangkan keragaman atau variasi dari peubah endogen pada masing-masing persamaan. Ukuran yang digunakan untuk uji ini adlah koefisien determinansi (R2). Suatu angka yang mengukur keragaman pada variabel dependen yang dapat diterangkan oleh variasi pada model regresi disebut koefisien determinasi. Nilai R2 berkisar antara 0 < R2 < 1, dengan criteria pengujiannya adalah R2 yang semakin tinggi (mendekati 1) menunjukkan model yang terbentuk mampu menjelaskan keragaman dari variabel dependen, demikian sebaliknya.

3.3.2 Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria uji :

Jika F hitung > F tabel atau Sig < 0.05 ; H0 ditolak dan H1 diterima

Jika F hitung ≤ F tabel atau Sig > 0.05 ; H0 diterima dan H1 ditolak

H0 : biaya bahan pembungkus kubis, biaya tenaga kerja, biaya peralatan, biaya

penyusutan, biaya kapur dan biaya listrik, air dan telepon secara serempak tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pengelolaan pasca panen sayuran kubis ekspor

H1 : biaya bahan pembungkus kubis, biaya tenaga kerja, biaya peralatan, biaya

penyusutan, biaya kapur dan biaya listrik, air dan telepon secara serempak tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pengelolaan pasca panen sayuran kubis ekspor


(42)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Tujuan dari uji t ini adalah untuk menguji koefisien regresi secara invidual. kriteria uji :

Jika t hitung < t tabel atau Sig > 0.05 ; H0 diterima dan H1 ditolak

Jika t hitung > t tabel atau Sig ≤ 0.05 ; H0 ditolak dan H1 diterima

H0: biaya bahan pembungkus kubis, biaya tenaga kerja, biaya peralatan, biaya

penyusutan, biaya kapur dan biaya listrik, air dan telepon secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pengelolaan pasca panen sayuran kubis ekspor.

H1: biaya bahan pembungkus kubis, biaya tenaga kerja, biaya peralatan, biaya

penyusutan, biaya kapur dan biaya listrik, air dan telepon secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pengelolaan pasca panen sayuran kubis ekspor.

3.3.4 Uji Asumsi Klasik

Normalitas

Normalitas data merupakan syarat pokok yang harus dipenuhi dalam analisis parametric. Untuk yang menggunakan analisis parametrik seperti analisis perbandingan 2 rata-rata, korelasi, regresi, dan sebagainya, maka perlu dilakukan uji normalitas data dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut terdistribusi normal atau tidak. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk sampel kecil. (Priyatno, 2012)


(43)

Multikolinieritas

Penyimpangan asumsi model klasik yang pertama adalah adanya multikolinieritas dalam model regresi yang dihasilkan. Artinya, antar variabel independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Adanya multikolinieritas adalah model regresi yang diperoleh tidak sahih (valid) untuk menaksir nilai variabel independen (Algifari, 2000)

Menurut Gujarati (1994) multikolinieritas dapat dideteksi dengan beberapa metode, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Nilai toleransi kurang dari 0,1 atau VIF (Variance Inflation Factor) melebihi 10

2. Terdapat koefisien sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8

3. Nilai F-hitung melebihi nilai F-tabel dari regresi antar variabel bebas

Ada beberapa cara menghilangkan Multikolinieritas yaitu menghilangkan salah satu atau beberapa variabel yang memiliki korelasi tinggi dalam model, menambah data atau mentransformasi nilai variabel yang digunakan mundur 1 tahun.

Untuk identifikasi masalah 5 akan dianalisis dengan uji beda rata-rata Independent Samples Test. Data yang akan dianalisis beda rata-ratanya adalah pendapatan pengelolaan pasca panen sayuran kubis ekspor antara yang menggunakan packing house dan tanpa menggunakan packing house. Data diolah dengan menggunakan program SPSS. Secara matematis, untuk mendapatkan t hitung digunakan rumus sebagai berikut.


(44)

Keterangan :

: Rata-rata pendapatan pengelolaan pasca panen menggunakan packing house

: Rata-rata pendapatan pengelolaan pasca panen tanpa menggunakan packing house

n1 : Jumlah sampel pengelolaan pasca panen menggunakan packing house

n2 : Jumlah sampel pengelolaan pasca panen tanpa menggunakan packing house

: Varian dari pengelolaan pasca panen menggunakan packing house

: Varian dari pengelolaan pasca panen tanpa menggunakan packing house

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

Jika t hitung > t tabel atau sig < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika t hitung < t tabel atau sig > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak

H0 : Tidak ada perbedaan pendapatan pengelolaan pasca panen sayuran kubis

ekspor antara yang menggunakan packing house dan tanpa menggunakan packing house

H1 : Ada perbedaan pendapatan pengelolaan pasca panen sayuran kubis ekspor

antara yang menggunakan packing house dan tanpa menggunakan packing house


(45)

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan operasional.

3.5.1 Definisi

1. Petani dalam penelitian adalah responden atau sampel penelitian sayuran kubis. Petani menjual kubisnya ada yang ke pedagang pengumpul (dalam hal ini yang menjadi pedagang pengumpul adalah Gapoktan yang ada di daerah penelitian) dan ada juga yang menjual kubisnya ke tengkulak (tentenir).

2. Eksportir dalam penelitian adalah perusahaan yang membeli sayuran kubis dari pedagang pengumpul (Gapoktan dan tengkulak).

3. Harga jual di tingkat petani yang menggunakan packing house adalah harga yang telah disepakati oleh petani dan pedagang pengumpul (dalam hal ini yang menjadi pedagang pengumpul adalah Gapoktan yang ada di daerah penelitian), yaitu sebesar Rp 1.800,-/kg.

4. Harga jual kubis pada petani yang tidak menggunakan packing house bervariasi sesuai dengan kesepakatan antara petani dan tengkulak.

5. Biaya pengelolaan pasca panen adalah biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses pengelolaan pasca panen berlangsung, mulai dari pembersihan, pencucian, sortasi, grading, sampai dengan pengemasan.


(46)

6. Biaya pengemasan (produksi) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses pengemasan sayuran kubis ekspor berlangsung, yaitu terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost)

7. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah mengikuti perubahan output yang dihasilkan, seperti biaya penyusutan peralatan, biaya listrik, air dan telepon.

8. Biaya variabel adalah biaya yang selalu berubah, tergantung pada output yang diinginkan, seperti biaya bahan baku utama dan penunjang,

9. Biaya penyusutan adalah biaya yang diperoleh dengan cara membagikan harga beli produk dengan umur ekonomisnya.

10. Penerimaan usahatani pascapanen adalah jumlah produksi sayuran kubis ekspor dikalikan dengan harga jual sayuran kubis ekspor yang belum dikurangi dengan biaya pengelolaan pascapanen.

11. Pendapatan usaha petani adalah pendapatan dari usahatani dan pengelolaan pasca panen yang dilakukan oleh petani.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Desa Seribu Dolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.

2. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2015.

3. Sampel penelitian adalah petani kubis yang termasuk ke dalam anggota Gapoktan Dolok Mariah di daerah penelitian.


(47)

BAB IV

DESKRIPSI DA

ERAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batasan Wilayah

Desa Saribudolok berada di Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Silimakuta terletak pada ketinggian ±1,400m di atas permukaan laut dengan jarak ±34 km dari Ibukota Kabupaten Simalungun. Luas wilayah Desa Saribudolok 2.400,4 km2 dengan kepadatan penduduk rata-rata 285 jiwa / Km2.

Kecamatan Silimakuta berbatasan dengan: Sebelah Utara : Kecamatan Dolok Silou

Sebelah Selatan : Kecamatan Pematang Silimakuta Sebelah Barat : Kabupaten Karo

Sebelah Timur : Kecamatan Purba

4.2 Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk di Kecamatan Silimakuta sebanyak 14,793 jiwa yang terdiri dari 7,622 jiwa laki-laki dan 7,171 jiwa perempuan.

Tabel 1. Penduduk Menurut Desa/ Kelurahan dan Jenis Kelamin di Kecamatan Silimakuta 2012

No Desa/ Kelurahan Laki-laki

(Jiwa)

Perempuan (Jiwa)

Jumlah (Jiwa)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Sibangun Meriah 1,142 1,092 2,234

2 Saribu Dolok 4,297 3,988 8,285

3 Purba Sinombah 421 374 795

4 Purba Tua 380 359 739

5 Purba Tua Baru 956 919 1,875

6 Sinar Baru 426 439 865

Total 7,622 7,171 14,793


(48)

Jumlah penduduk Desa Saribudolok sebanyak 8,285 jiwa yang terdiri dari 4,297 jiwa laki-laki dan 3,988 jiwa perempuan. Jumlah rumah tangga di Desa Saribudolok sebanyak 1,945 kepala keluarga. Penduduk desa terdiri dari berbagai macam suku, yaitu suku Simalungun, Karo, Tapanuli, Jawa, China, dan lain-lain. Ada 3 agama yang terdapat di Desa Saribudolok, yaitu agama Islam 13%, Kristen 85%, dan Budha 2% dari jumlah penduduk.

Berikut tabel persentase mata pencaharian penduduk Desa Saribudolok 2012.

Tabel 2. Persentase Mata Pencaharian penduduk Desa SeribuDolok Tahun 2012

No Mata Pencaharian Persentase (%)

1 Sektor Pertanian 67

2 PNS/ TNI/ Polri 14

3 Sektor Perdagangan 12

4 Sektor Jasa 5

5 Pensiun/ Karyawan 2

Sumber: Kantor Kepala Desa, 2013

Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat kita lihat bahwa persentase mata pencaharian yang paling tinggi adalah sektor pertanian sebesar 67%. Dan persentase mata pencaharian yang paling kecil adalah pensiun/karyawan sebesar 2%. Ini menandakan bahwa penduduk Desa Seribu Dolok sebagian besar berprofesi sebagai petani.

4.3 Sarana Pendukung Agribisnis

Berikut ini sarana pendukung agribisnis di daerah penelitian, yaitu Desa Saribudolok Kecamatan Silimakuta.


(49)

Tabel 3. Sarana Pendukung Agribisnis di Desa Saribudolok 2012

No Jenis Sarana Jumlah (Unit)

1 Bangunan

- Gudang Pertanian - Pabrik Kilang Padi - Perbengkelan - Rumah Makan

22 3 27 19 2 Lembaga Financial @1 Unit

(Bri, Mandiri, Bank Sumut, Danamon, BPR Agribisnis, dan BPR NBP)

6

3 Pasar

- Pasar Umum - Pasar Sayuran

1 1 4 Koperasi Unit Desa

(KUD Harapan Tani)

1

Total 80

Sumber: Kantor Kepala Desa, 2013

Dari tabel 3, dapat dilihat bahwa sarana pendukung agribisnis di Desa Saribudolok sudah cukup lengkap karena tersedia gudang pertanian yang digunakan sebagai tempat pengumpulan produk-produk pertanian, pabrik kilang padi, pasar, dan lembaga-lembaga pendukung agribisnis, seperti bank dan KUD.

4.4 Sarana Angkutan Desa

Berikut sarana angkutan desa di daerah penelitian, yaitu Desa Saribudolok Kecamatan Silimakuta.

Tabel 4. Sarana Angkutan di Desa Saribudolok 2012

No Jenis Sarana Jumlah (Unit)

1 Bus 185

2 Becak Bermotor 112

3 Truk 98

Total 395

Sumber: Kantor Kepala Desa, 2013

Dari tabel 4, dapat dilihat bahwa sarana angkutan di Desa Saribudolok sudah termasuk lengkap karena tersedia bus dan becak bermotor sebagai angkutan umum


(50)

masyarakat desa, serta truk yang digunakan untuk mengangkut produk-produk pertanian.

4.5 Karakteristik Petani Sampel

Sampel petani dalam penelitian adalah petani kubis yang ada di daerah penelitian, yaitu di Desa Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun. Karakteristik sampel meliputi: umur, pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman bertani, dan luas lahan petani. Karakteristik sampel dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Karakteristik Petani Sampel di Daerah Penelitian

Sumber: Data diolah dari Data Lampiran 2

Dari tabel 5, dapat diketahui bahwa umur rata-rata petani sampel adalah 43,60 tahun, lama pendidikan rata-rata 11,75 tahun menunjukkan tingkat pendidikan petani rata-rata tamatan SMA/sederajat, pengalaman bertani 15,45 tahun, jumlah tanggungan petani sampel rata-rata 4 jiwa, dan rata-rata luas lahan petani sampel adalah 0.46 Ha.

4.6 Karakteristik Pedagang Pengumpul

Pedagang pengumpul di daerah penelitian adalah Gapoktan yang ada di desa tersebut, yaitu Gapoktan Dolok Mariah dan para tengkulak yang berperan sebagai pedagang pengumpul yang ada di daerah penelitian. Gapoktan terbentuk pada tahun 2008 dengan jumlah anggota sebanyak 11 kelompok tani, satu kelompok tani ada sebanyak 20 orang petani. Produksi kubis per musim tanam yang tergabung dalam

No Uraian Rentang Rata-rata

1 Umur (Tahun) 28 – 65 43,60

2 Pendidikan (Tahun) 9 – 15 11,75

3 Jumlah Tanggungan (Jiwa) 0 – 7 3,93

4 Lama Bertani (Tahun) 5 – 30 15,45


(51)

Gapoktan adalah ± 9 ton. Gapoktan akan memanen langsung kubis di kebun petani. Setelah itu, kubis akan di bawa ke tempat pengepakan sayur (packing house).

Gudang atau tempat pengepakan sayur (Packing house) dibangun pada tahun 2010. Tempat pengepakan sayur tersebut dipimpin oleh manager yang bertanggung jawab penuh terhadap segala sesuatu yang terjadi di dalam gudang tersebut. Jumlah tenaga kerja yang ada di packing house tersebut ada 12 orang. Kegiatan yang ada di packing house, yaitu pengangkutan kubis ke Gapoktan, pembersihan, sortasi, dan pengemasan.

Seperti pada umumnya masalah yang sering terjadi pada produk pertanian adalah mengenai harga produk. Harga kontrak dengan eksportir tidak ada fluktuasi harga, sehingga harga di eksportir terkadang lebih rendah daripada harga di pasaran lokal.

Pada awal Maret 2011, Kabupaten Simalungun melalui Gapoktan Seribu Dolok Mariah Kecamatan Silimakuta mengekspor sebanyak 15 ton kubis ke Singapura. Volume berat kubis tersebut harus terpenuhi setiap minggunya untuk dipasok ke eksportir. Apabila volume berat kubis tidak terpenuhi, maka Gapoktan harus bisa mengisinya dengan sayuran lain, seperti labu, kentang, wortel, dan lain sebagainya sampai volume kubis mencapai sebanyak 15 ton.

Kriteria standar kubis yang dijual ke eksportir, yaitu seberat 1,5-2 kg per satu buah kubis. Selain berat kubis, kriteria yang harus dipenuhi, yakni kesegaran dan keamanan pangan pada kubis.


(52)

Eksportir yang menjalin kerjasama dengan Gapoktan Seribu Dolok Mariah di Simalungun adalah PT. Alamanda Sejati Utama. PT. Alamanda Sejati Utama merupakan salah satu perusahaan eksportir buah dan sayuran terbesar di Indonesia yang berdiri pada tahun 2002 yang berlokasi di Jl. Raya Banjaran Km. 20.5 No. 486 Kab. Bandung.

Perusahaan ini telah berhasil mendapatkan kepercayaan dan pengakuan dari para pelanggannya. PT Alamanda Sejati Utama memiliki visi dan misi perusahaan guna meningkatkan kinerja usaha dalam melakukan ekspor ke luar negeri. Visi dari perusahaan tersebut adalah untuk menjadi eskportir terkemuka dalam mengekspor sayuran, buah-buahan, dan bunga yang menempatkan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama. Misi dari perusahaan tersebut adalah bekerjasama dengan semua pemangku kepentingan petani untuk memajukan ekspor hortikultura Indonesia terhadap negara-negara seluruh dunia.

Peluang ekspor sayur dan buah Indonesia ke Singapura terbuka lebar. Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat, pada 2014 ada peningkatan pangsa pasar ekspor buah dan sayur Indonesia ke Singapura sebesar 30 persen. Untuk memenuhi target peningkatan itu, diperlukan produksi yang berkesinambungan dalam kualitas, kuantitas, penerapan praktik pertanian yang baik, keamanan pangan, dan rantai pasok yang memadai (Kompas, 2011).

Menteri Pertanian Suswono menyampaikan itu disela peluncuran ekspor buah dan sayur ke Singapura oleh PT. Alamanda Sejati Utama selaku perusahaan eksportir yang bermitra dengan petani sayur dan buah di Sumatera Utara. Selain itu, juga


(53)

dilakukan penandatanganan kontrak dagang pemasaran sayuran untuk ekspor ke Singapura antara Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Dolok Mariah.

Suswono menyatakan peningkatan ekspor melalui kerja sama pemasaran antara petani dan eksportir merupakan bentuk terobosan pemerintah dalam meningkatkan pendapatan petani. Hal itu juga merupakan upaya menjaga harga di tingkat petani agar tidak terlalu fluktuatif. Suswono berharap kepada petani dan perusahaan eksportir untuk menjaga kerjasama yang telah dirintis.

PT Alamanda juga bekerjasama dengan kelompok tani (Gapoktan) untuk menjaga stabilisasi pasokan sehingga dapat melakukan ekspor selama bertahun-tahun. Pada tahun 2011, produk hortikultura yang diekspor meningkat lebih besar, sehingga diperluas kembali cabang perusahaan di Sumatera Utara tepatnya di lokasi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara. Perusahaan ini melakukan ekspor ke Negara-negara asing, seperti Singapura, Thailand, Hongkong, Brunei Darussalam, Saudi Arabia, dan Malaysia. Perusahaan eksportir ini mengekspor produknya dengan armada laut.


(54)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Proses Pengelolaan Pasca Panen Kubis

Pengelolaan pasca panen sayuran kubis ekspor di daerah penelitian terdiri dari 2 proses pengelolaan, yaitu proses pengelolaan pasca panen yang menggunakan packing house dan proses pengelolaan pasca panen yang tidak menggunakan packing house.

Pada proses pengelolaan pasca panen yang menggunakan packing house, petani terlebih dahulu memanen sayuran kubis ekspor di lahan mereka. Kemudian dikumpulkan pada satu tempat serta dilakukan sortasi sesuai dengan berat dan kualitasnya. Setelah dilakukan sortasi maka sayuran akan dibawa ke tempat pengepakan (packing house) dengan menggunakan mobil bak terbuka yang disediakan oleh packing house. Di tempat tersebut sayuran akan dibersihkan dari sisa-sisa tanah yang menempel pada sayuran lalu dilakukan trimming. Trimming adalah mengupas kulit terluar kubis yang telah rusak atau jelek sehingga dihasilkan kubis yang bagus. Kemudian dilakukan pengapuran guna menghindari busuknya tongkol sayuran kubis. Kemudian diangin-anginkan (dikeringkan) selama 1 hari di atas rak jaring besi agar sayuran kubis kering dan tidak lembab. Setelah itu sayuran kubis siap untuk dikemas dengan menggunakan kertas pembungkus koran dan jaring rajut. Pengemasan kubis dibuat dalam jaring rajut, satu jaring rajut berisi kubis sebanyak 18-20 kg. setelah semua sayuran dikemas, eksportir akan menjemputnya langsung ke tempat pengepakan (packing house) tersebut. Berikut


(55)

skema proses pengelolaan pasca panen kubis yang menggunakan packing house di daerah penelitian

Panen Sortasi Pembersihan Trimming

Pengemasan Pengeringan Pengapuran

Gambar 2. Skema Proses Pengelolaan Pasca Panen Kubis yang menggunakan Packing House

Pada proses pengelolaan pasca panen yang tidak menggunakan packing house ada perbedaan sedikit dibandingkan dengan yang menggunakan packing house. Perbedaan tersebut ada pada proses trimming dan pengeringan. Setelah kubis dipanen lalu disortasi langsung di lahan, maka dilakukan pembersihan sisa-sisa tanah yang masih menempel pada kubis. Setelah dilakukan pembersihan di lahan maka kubis akan dibawa ke rumah petani untuk proses selanjutnya. Di rumah dilakukan proses pengapuran. Guna dari pengapuran ini adalah untuk menghindari busuknya tongkol kubis. Kemudian dikemas dengan kertas koran lalu dimasukkan ke dalam jaring rajut. Berbeda halnya dengan yang menggunakan packing house, dalam 1 jaring rajut memiliki berat 15-18 kg kubis. Setelah itu langsung diantar ke pedagang pengumpul.

Berikut ini skema proses pengelolaan pasca panen kubis yang tidak menggunakan packing house di daerah penelitian.


(56)

Panen Sortasi Pembersihan

Pengemasan Pengapuran

Gambar 3. Skema Proses Pengelolaan Pasca Panen Kubis yang Tidak menggunakan Packing House

5.1.2 Biaya-biaya Pada Pengelolaan Pasca Panen Kubis

Dalam proses pengelolaan pasca panen kubis baik yang menggunakan packing house maupun yang tidak menggunakan packing house pasti memerlukan biaya. Biaya ini disebut dengan biaya produksi atau biaya pengepakan.

Biaya-biaya yang diperlukan antara lain biaya pembungkus kubis (kertas koran dan jaring), biaya tenaga kerja, biaya pembelian rak jaring besi, biaya pembelian timbangan, biaya pembelian kapur, biaya penyusutan dan biaya listrik, air, dan telepon. Biaya-biaya pengelolaan pasca panen kubis yang menggunakan packing house dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 6. Biaya Pengelolaan Pasca Panen Kubis Petani yang menggunakan Packing House di daerah penelitian

No. Uraian Total Biaya/Ton Rata-rata

Biaya/petani/ton

1. Biaya pembungkus kubis 0 0

2. Biaya tenaga kerja 3.318.276,31 110.609,21

3. Biaya pembelian peralatan 1.417.514,40 47.250,48

4. Biaya penyusutan 79.261,83 2.642,06

5. Biaya kapur 0 0

6. Biaya listrik,air dan telepon 0 0

Total 4.815.052,54 160.501,75


(57)

Dari tabel 6, dapat diketahui bahwa total biaya pembungkus kubis per ton petani yang menggunakan packing house adalah Rp 0/ton, biaya tenaga kerja sebesar Rp 3.318.276,31/ton, total biaya pembelian peralatan sebesar Rp657.126,55/ton, total biaya penyusutan adalah Rp 102.239,22/ton, total biaya kapur adalah Rp 0/ton, dan total biaya listrik, air dan telepon adalah Rp 0/ton. Dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa biaya yang paling besar adalah biaya tenaga kerja, yaitu sebesar Rp 3.318.276,31/ ton, sedangkan biaya yang paling kecil adalah penyusutan, yaitu sebesar Rp 102.239,22/ton. Total semua biaya pengelolaan pasca panen sayuran kubis ekspor petani per ton yang menggunakan packing house di daerah penelitian adalah Rp 4.815.052,54/ton.

Biaya-biaya pengelolaan pasca panen kubis yang tidak menggunakan packing house dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 7. Biaya Pengelolaan Pasca Panen Kubis Petani yang Tidak Menggunakan Packing House di Daerah Penelitian

No. Uraian Total Biaya/Ton Rata-rata

Biaya/petani/ton

1. Biaya pembungkus kubis 893.354,47 29.778,48

2. Biaya tenaga kerja 3.396.638,88 113.221,30

3. Biaya pembelian peralatan 499.173,18 16.639,11

4. Biaya penyusutan 36.022,85 1.200,76

5. Biaya kapur 91.391,23 3.046,37

6. Biaya listrik,air dan telepon

Total

393.601,43

5.310.182,04

13.120,05

177.006,07

Sumber : Dari Lampiran 5b

Dari tabel 7, dapat diketahui bahwa, total biaya pembungkus kubis per ton petani yang tidak menggunakan packing house adalah Rp 893.354,47/ton, biaya tenaga


(58)

kerja sebesar Rp 3.396.638,88/ton, total biaya pembelian peralatan sebesar Rp. 499.173,18/ton, total biaya penyusutan adalah Rp 36.022,85/ton, total biaya kapur adalah Rp 91.391,23/ton, dan total biaya listrik, air dan telepon adalah Rp 393.601,43/ton. Dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa biaya yang paling besar adalah biaya tenaga kerja, yaitu sebesar Rp 3.396.638,88/ton, sedangkan biaya yang paling kecil adalah biaya penyusutan, yaitu sebesar Rp 36.022,85/ton. Total semua biaya pengelolaan pasca panen sayuran kubis ekspor petani per ton yang tidak menggunakan packing house di daerah penelitian adalah Rp 5.310.182,04/ton.

Dari hasil perhitungan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa biaya pasca panen petani kubis ekspor yang menggunakan packing house lebih rendah daripada petani yang tidak menggunakan packing house.

5.1.3 Pendapatan pada Pengelolaan Pasca panen Kubis

Pendapatan pada pengelolaan pasca panen kubis ekspor ini didapat setelah penerimaan dikurangi dengan total biaya pengelolaan pasca panen. Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus, maka pendapatan pengelolaan pasca panen yang menggunakan packing house adalah sebesar Rp 1.639.498,25/ton, dan pendapatan pengelolaan pascapanen yang tidak menggunakan packing house adalah sebesar Rp 1.199.660,60/ton.

Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa pendapatan petani yang menggunakan packing house lebih tinggi daripada pendapatan petani yang tidak menggunakan packing house dalam proses pasca panen.


(59)

5.1.4 Analisis Pengaruh Biaya Pengelolaan Pasca Panen Terhadap Pendapatan Petani yang Menggunakan Packing House di Daerah Penelitian

Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data primer yang telah diolah, yaitu data pada lampiran 5. Setelah itu data akan diolah dengan menggunakan persamaan regresi linier berganda dengan menggunakan variabel terikat yaitu pendapatan dan variabel bebas yang terdiri dari biaya bahan pembungkus kubis (X1), biaya tenaga kerja (X2), biaya peralatan (X3), biaya penyusutan (X4), biaya kapur (X5) dan biaya listrik, air dan telepon (X6). Dikarenakan pada pengelolaan pasca panen yang menggunakan packing house tidak mengeluarkan biaya pembungkus kubis, biaya kapur, dan biaya listrik, air, dan telepon, maka biaya tersebut tidak diregresikan atau bernilai 0. Maka digunakan persamaan yang tertulis di metode penelitian untuk memudahkan melihat koefisien regresi dan interpretasi.

Untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang akan diperoleh nanti memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias, dan konsisten, maka dilakukan uji asumsi klasik dahulu.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas dapat dilihat dari histogram dan scatter plot hasil pengolahan dengan SPSS seperti berikut :


(60)

Gambar 4. Histogram Uji Normalitas

Berdasarkan histogram di atas terlihat bahwa rata-rata residual telah sama dengan nol dan standar deviasi mendekati 1 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model terdistribusi normal. Untuk lebih meyakinkan maka dapat menganalisis plot untuk menguji normalitas.


(61)

Gambar 5. Scatter Plot Uji Normalitas

Plot di atas memiliki aturan jika titik-titik (gradient antara probabilita kumulatif observasi dan probabilita kumulatif harapan) berada sepanjang garis, maka residual mengikuti distribusi normal. Melihat plot di atas dimana titik-titik yang relatif tidak jauh dari garis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa residual telah mengikuti distribusi normal.

Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF masing-masing variabel seperti tabel di bawah ini:

Tabel 8. Nilai Tolerance dan VIF

Variabel Tolerance VIF

Biaya Tenaga Kerja 0,637 1,571

Biaya Peralatan 0,584 1,713

Biaya penyusutan 0,579 1,728


(62)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Tolerance masing-masing variabel lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF < 10. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas di dalam model persamaan tersebut.

Tabel 9. Hasil Analisis

Variabel Koefisien

Regresi

Standar Error

T-Hitung Signifikan

Constanta 2304847,249 4483226,648 0,514 0,612

X1 = Biaya pembungkus kubis - - - -

X2 = Biaya tenaga kerja -3,188 1,002 -3,180 0,004

X3 = Biaya peralatan 2,746 3,455 0,795 0,435

X4 = Biaya penyusutan -57,508 43,472 -1,323 0,199

X5 = biaya kapur - - - -

X6 = biaya listrik, air, telepon - - - -

R = 0,988a

R square = 0,927

F-Hitung = 192,586 ,000a

F-Tabel = 2,62 T-Tabel = 2,068 Sumber : Lampiran 9

Adapun persamaan yang diperoleh dari hasil analisis adalah : Y = 2304847,25 - 3,188X2 + 2,746X3 – 57,508X4

Uji Kesesuaian Model ( Test of Goodness of Fit )

Setelah dilakukan analisis terhadap model regresi tersebut (data lampiran 5), maka diperoleh hasil R2 (lampiran 9a) sebesar 0,927 yang artinya 92,7% variasi variabel pendapatan telah dapat dijelaskan oleh variabel biaya tenaga kerja, biaya peralatan, dan biaya penyusutan. Sisanya sebesar 7,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.


(63)

Uji F ( Uji Simultan )

Berdasarkan tabel ANOVA (lampiran 9b) dapat dilihat bahwa secara serempak pengaruh variabel biaya tenaga kerja, biaya peralatan, dan biaya penyusutan signifikan secara statistik pada α = 5%. Hal ini dapat dilihat dari uji F dimana F -Hitung (192,586) > F-Tabel (2,62). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas biaya tenaga kerja, biaya peralatan, dan biaya penyusutan mempunyai pengaruh nyata terhadap variabel pendapatan.

Uji t (Uji Parsial)

1. Biaya Tenaga Kerja (X2)

Secara parsial, variabel tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani. Dimana dapat dilihat bahwa signifikansi lebih kecil daripada 0,05 ( 0,001 < 0,05). Tanda minus pada T-hitung menandakan pengaruh biaya tenaga kerja pada pendapatan petani berlawanan arah.

2. Biaya Peralatan (X3)

Variabel biaya peralatan ternyata tidak signifikan secara statistik pada α = 5%. Hal ini dapat dilihat pada tabel 9 bahwa signifikansi biaya peralatan sebesar 0,897 > 0,05. Artinya variabel biaya peralatan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani kubis yang menggunakan packing house di daerah penelitian.


(64)

3. Biaya Penyusutan (X4)

Secara parsial, variabel biaya penyusutan berpengaruh secara tidak nyata pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat dilihat pada tabel 9 bahwa signifikansi biaya penyusutan sebesar 0,711 (> 0,05).

Interpretasi Model

Dari model di atas. Dapat diinterpretasikan pengaruh setiap variabel. Variabel biaya peralatan dan penyusutan tidak dapat diinterpretasikan karena tidak berpengaruh kepada pendapatan petani yang menggunakan packing house. Maka interpretasi Biaya tenaga kerja terhadap pendapatan petani yang menggunakan packing house sebagai berikut :

1. Biaya Tenaga Kerja (X2)

Secara teoritis dilihat dari basis koefisien regresi biaya tenaga kerja memiliki pengaruh negatif terhadap pendapatan petani yang menggunakan packing house. Koefisien 3,682 menerangkan bahwa ketika biaya tenaga kerja naik 1 rupiah maka pendapatan petani akan turun sebesar 3,682 Rupiah.

5.1.5 Analisis Pengaruh Biaya Pengelolaan Pasca Panen Terhadap Pendapatan Petani yang Tidak Menggunakan Packing House di Daerah Penelitian Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas dapat dilihat dari histogram dan scatter plot hasil pengolahan dengan SPSS seperti berikut :


(65)

Gambar 6. Histogram Uji Normalitas

Berdasarkan histogram di atas terlihat bahwa rata-rata residual telah sama dengan nol dan standar deviasi mendekati 1 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model terdistribusi normal. Untuk lebih meyakinkan maka dapat menganalisis plot untuk menguji normalitas.


(1)

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Suyitno Wardani HR dan Syafiah Ahmad, serta Abang dan kakakku tersayang yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungan berupa doa dan semangat.

7. Seseorang yang selalu mendampingi dengan setia serta memberikan semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Seluruh sahabat (Luthfi, Alviza, Sri, Ummul, Arie, Fauzul, Rasyid, Roma, Dicky, Fauzi, Aldy) yang telah menemani dan banyak membantu semasa perkuliahan.

9. Teman-teman “stambuk capek kali” Fauzi Indra Prawira SP, Terry Sinaga SP, Ummul Khoir SP, Hagaina Sembiring SP, Nirmasari Sigit SP, Nofra Darma Hidayat SP, Khairul Rasyid SP.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

Medan, Februari 2016


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

RIWAYAT HIDUP ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Tujuan Penelitian 7

1.4. Kegunaan Penelitian 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,

DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9

2.1 Tinjauan Pustaka 9

2.2 Landasan Teori 10

2.3 Kerangka Pemikiran 18

2.4 Hipotesis Penelitian 19

BAB III. METODE PENELITIAN 20

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian 20

3.2 Metode Penentuan Sampel 20

3.3 Metode Pengumpulan Data 21

3.4 Metode Analisis Data 21

3.4.1 Uji Kesesuaian Model 24

3.4.2 Uji F ( uji simultan) 24

3.4.3 Uji t ( uji parsial) 25

3.4.4 Uji Asumsik Klasik 25

3.5 Definisi dan Batasan Operasional 28

3.5.1 Definisi 28


(3)

BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 31

4.1 Letak Geografis dan Batasan Wilayah 31

4.2 Keadaan Penduduk 31

4.3 Sarana Pendukung Agribisnis 32

4.4 Sarana Angkutan Desa 33

4.5 Karakteristik Petani Sampel 34

4.6 Karakteristik Pedagang Pengumpul 34

4.7 Karakteristik Eksportir 36

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38

5.1 Hasil Penelitian 38

5.1.1 Proses Pengelolaan Pasca panen Kubis 38 5.1.2 Biaya-biaya pada Pengelolaan Pasca panen Kubis 40 5.1.3 Pendapatan pada pangelolaan Pasca panen Kubis 42 5.1.4 Analisis Pengaruh Biaya Pengelolaan Pasca panen

Terhadap Pendapatan Petani Kubis yang

Menggunakan Packing House di Daerah Penelitian 43 5.1.5 Analisis Pengaruh Biaya Pengelolaan Pasca panen

Terhadap Pendapatan Petani Kubis yang Tidak

Menggunakan Packing House di Daerah Penelitian 48 5.1.5 Uji Beda Rata-rata Pendapatan Petani Kubis Ekspor yang Menggunakan Packing House dan yang Tidak Menggunakan Packing House 55

5.2 Pembahasan 56

5.2.1 Biaya Pembungkus kubis 56

5.2.2 Biaya Tenaga Kerja 56

5.2.3 Biaya Peralatan 57

5.2.4 Biaya Penyusutan 57

5.2.5 Biaya Kapur 58

5.2.6 Biaya Listrik, Air, dan Telepon 58 5.2.7 Penggunaan Packing House untuk Meningkatkan

Pendapatan Petani 59

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 62

6.1 Kesimpulan 62

6.2 Saran 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

1 Penduduk Menurut Desa/Kelurahan dan Jenis Kelamin di Kecamatan Silimakuta 2012

31 2 Persentase Mata Pencaharian Penduduk Desa Seribu Dolok 32 3 Sarana Pendukung Agribisnis di Desa Saribudolok 2012 33

4 Sarana Angkutan di Desa Saribudolok 2012 33

5 Karakteristik Petani Sampel di Daerah Penelitian 34 6 Biaya Pengelolaan Pasca panen Kubis yang menggunakan

Packing House

40 7 Biaya Pengelolaan Pasca panen Kubis yang Tidak

Menggunakan Packing House

41

8 Nilai Tolerance dan VIF 45

9 Hasil Analisis Pengaruh Biaya Pengelolaan Pasca panen Kubis yang menggunakan Packing House Terhadap Pendapatan Petani

46

10 Hasil Analisis Pengaruh Biaya Pengelolaan Pasca panen Kubis yang Tidak menggunakan Packing House Terhadap Pendapatan Petani

51


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Hal

1 Skema Kerangka Pemikiran 17

2 Skema Proses Pengelolaan Pasca panen Kubis yang Menggunakan Packing House

39 3 Skema Proses Pengelolaan Pasca panen yag Tidak

Menggunakan Packing House

40

4 Histogram uji Normalitas 44

5 Scatter Plot uji Normalitas 45

6 Histogram uji Normalitas 49

7 8

Scatter Plot uji Normalitas Pergerakan Pendapatan Petani

50 59


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1a Umur Petani (Tahun), Lama Bertani (Tahun), Luas Lahan (Ha), Produksi Per Musim Tanam (Kg) yang Menggunakan Packing House 1b Umur Petani (Tahun), Lama Bertani (Tahun), Luas Lahan (Ha),

Produksi Per Musim Tanam (Kg) yang Tidak Menggunakan Packing House

2a Karakteristik Petani Sampel yang Menggunakan Packing House di Daerah Penelitian

2b Karakteristik Petani Sampel yang Tidak Menggunakan Packing House di Daerah Penelitian

3a Total Biaya Pembungkus Kubis, Peralatan, dan Kapur Petani Sampel yang Menggunakan Packing House di Daerah Penelitian

3b Total Biaya Pembungkus Kubis, Peralatan, dan Kapur Petani Sampel yang Tidak Menggunakan Packing House di Daerah Penelitian

4a Total Biaya Tenaga Kerja, Penyusutan Peralatan, dan Listrik, Air, dan Telepon Petani Sampel yang Menggunakan Packing House di Daerah Penelitian

4b Total Biaya Tenaga Kerja, Penyusutan Peralatan, dan Listrik, Air, dan Telepon Petani Sampel yang Tidak Menggunakan Packing House di Daerah Penelitian

5a Total Biaya Produksi Petani Sampel yang Menggunakan Packing House Per Musim Tanam di Daerah Penelitian

5b Total Biaya Produksi Petani Sampel yang Tidak Menggunakan Packing House Per Musim Tanam di Daerah Penelitian

6a Volume Penjualan dan Penerimaan Petani Sampel yang menggunakan Packing House di Daerah Penelitian

6b Volume Penjualan dan Penerimaan Petani Sampel yang Tidak menggunakan Packing House di Daerah Penelitian

7a Pendapatan Petani Sampel yang Menggunakan Packing House Per Musim Tanam di Daerah Penelitian

7b Pendapatan Petani Sampel yang Tidak Menggunakan Packing House Per Musim Tanam di Daerah Penelitian

8

9

10

Tabel Summary, ANOVA, Coefficient Regresi Linier Berganda Petani Sampel yang Menggunakan Packing House Per Musim Tanam di Daerah Penelitian

Tabel Summary, ANOVA, Coefficient Regresi Linier Berganda Petani Sampel yang Tidak Menggunakan Packing House Per Musim Tanam di Daerah Penelitian