68 pengadilan adat, yang bertugas menentukan waktu upacara
–upacara adat yang ada di dalam suku Baduy. Ketiga kampung yang memimpin akan saling bekerja sama
untuk menegakkan aturan-aturan adat yang ada. Saling mematuhi dan mengormati sesama pemimpin, dan bekerja sama mewujudkan ketertiban dan kesejahteraan
dalam masyarakat suku Baduy baik Dalam maupun Luar wawancara dengan Ayah Mursyid, 14 Maret 2016.
Gambar 23: Bagan Lapisan Masyarakat
Sumber : Nopi Sri Hardiyati, 15 Maret 2016
6. Kepercayaan Agama Suku Baduy
Menurut Bapak Ijom pada wawancara hari Minggu 14 Maret 2016, bahwa agama yang dipeluk oleh masyarakat baduy adalah agama Sunda Wiwitan. Dalam
kepercayaan ini, mereka dapat dikategorikan sebagai kepercayaan animisme, yaitu
Puun
Tangkesan Jaro Tangtu
Baresan Girang Seurat
Jaro 12
Jaro Warga Jaro Dangka
Kokolotan
Jaro Pamarentah Panghulu
Kokolot Carik
Pangiwa
69 penghormatan kepada roh-roh nenek moyang. Namun keyakinan mereka tersebut
telah tercampur dengan agama Hindu dan Islam. Masyarakat suku Baduy sangat memegang teguh pikukuh adat dari nenek moyang mereka. Mereka menerapkan
pikukuh-pikukuh tersebut dalam keseharusan mereka, telah menjadi acuan dalam berkehidupan. Banyak pikukuh adat yang mereka taati namun inti mendasar dari
pikukuh tersebut adalah ‘tanpa perubahan apapun’. Seperti yang tertuang dalam buyut titipan karuhan titipan nenek moyang sebagai berikut :
Buyut nu titipkeun ka puun Nagara satelung puluh telu
Bangsawan sawidak lima Pancer salawe nagara
Gunung teu meunang dilebur Lebak teu meunang dirusak
Larangan teu meunang dirempak Buyut teu meunang dirobah
Lojor teu meunang dipotong Pondok teu meunang disambung
Nu lain kudu dilainkeun Nu ulah kudu diulahkeun
Nu enya kudu dienyakkeun Yang artinya,
Buyut yang dititipkan ke Puun Negara tigapuluh tiga
Sungai emanpuluh lima Pusat dua puluh lima negara
Gunung tak boleh dihancur Lembah tak boleh dirusak
Larangan tak boleh di langgar Buyut tak boleh diubah
70 Panjang tak boleh dipotong
Pendek tak boleh disambung Yang bukan harus ditiadakan
Yang lain harus dipandang lain Yang benar harus dibenarkan
sumber : papan informasi Cibeo, 14 Maret 2016.
Jadi masyarakat suku Baduy mempercayai semua yang dititipkan oleh nenek moyang mereka untuk menjaga kebudayaannya agar tetap di pertahankan
adat istiadatnya supaya tidak terpengaruh oleh zaman modern. Karena bagi masyarakat suku Baduy mempercayai bahwa penitipan-penitipan nenek moyang
mereka adalah amanat agar kebudayaan mereka tetap terjaga dengan baik.
B. Tas Koja
Tas koja merupakan salah satu kerajinan yang terdapat di suku Baduy tas tersebut dijadikan salah satu ciri khas bagi masyarakat suku Baduy berada. Asal
mula tas koja sudah ada pada zaman nenek moyang suku Baduy, mereka menciptakan tas koja karena di zaman dulu masyarakat suku Baduy tidak
mengenal produk luar terutama tas. Karena di suku Baduy dulu tidak memiliki tempat untuk menyimpan dan membawa barang maka nenek moyang mereka
menciptakan ide untuk membuat tas koja dengan bahan yang mereka manfaatkan dari lingkungan sekitar, sehingga sampai saat ini tas koja masih digunakan
sebagai kebutuhan sehari-hari. tas koja berfungsi untuk menjalankan aktivitas sehari-hari seperti bercocok tanam, membawa alat-alat pertanian dan membawa
71 barang-barang hasil panen mereka seperti membawa umbi-umbian, menangkap
ikan, membawa hasil panen asam keranji, dan dapat juga dijadikan pupuk ketika tas koja sudah tidak dipakai. . Koja diproduksi dengan cara yang tradisional
masih menggunakan tangan dengan cara disimpul. Suku Baduy yang berada di Banten terkenal sebagai salah satu suku yang masih sangat mempertahankan adat
dan dekat dengan alam. Adapun perbedaan tas koja zaman dulu dan zaman sekarang. Di zaman
dulu tas koja hanya memiliki dua jenis yaitu jenis koja dan jarog namum dengan berjalanya waktu tas koja memiliki bermacam-macam jenis seperti jenis tas koja
tempat untuk menyimpan minuman, tas koja yang berbentuk tas untuk menyimpan hp, dan tas koja yang berbentuk seperti tas yang sudah ada dipasaran
salah satunya tas selempang. Bahkan setelah banyak pengunjung yang meminati tas koja mereka menjadikan tas koja sebagai salah satu ide baru untuk
mengembangkan kreativitas dengan menambahkan tas koja dengan model baru.
Gambar 24: Bentuk Tas Koja Zaman Dulu
Sumber : Dokumentasi Nopi Sri Hardiyati, 14 Maret 2016.