lokal maupun sistemik. Efek akut lokal bila efeknya hanya mempengaruhi bagian tubuh yang terkena kontak langsung dengan insektisida, misalnya berupa iritasi dan
maslah kulit. Efek akut sistemik muncul bila insektisida masuk ke dalam tubuh manusia dan mempengaruhi seluruh sistem tubuh. Darah akan membawa pestisida ke
seluruh bagian tubuh dan mempengaruhi mata, jantung, paru-paru, perut, hati, lambung, otot, usus, otak dan syaraf.
2.3.2.2 Dampak Kronis terhadap Kesehatan
Dampak kronis dari insektisida terjadi bila efek keracunan pada kesehatan membutuhkan waktu untuk muncul atau berkembang. Efek jangka panjang ini dapat
muncul setelah berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah terpapar insektisida. Dampak kronis insektisida dapat terjadi pada :
a. Sistem syaraf Bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi sistem syaraf disebut neurotoksin.
Beberapa gejala dari penyakit pada otak yang disebabkan insektisida adalah masalah ingatan yang gawat, sulit berkonsentrasi, perubahan kepribadian
kelumpuhan, kehilangan kesadaran dan koma. b. Hati atau Liver
Karena hati adalah organ tubuh yang berfungsi menetralkan bahan-bahan kimia beracun, maka hati itu sendiri seringkali dirusak oleh pestisida.
c. Sistem Kekebalan Reaksi alergi adalah gangguan sistem kekebalan tubuh manusia. Hal ini
adalah reaksi yang diberikan tubuh kita terhadap bahan-bahan asing. Pestisida bervariasi dalam mengakibatkan reaksi alergi, setiap orang memberi reaksi
berbeda untuk derajat penggunaan pestisida yang berbeda pula. Beberapa jenis pestisida dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk menahan dan
melawan infeksi. Ini berarti tubuh kita menjadi lebih mudah terkena infeksi. d. Keseimbangan Hormon
Penelitian terhadap hewan menunjukkan bahwa insektisida mempengaruhi produksi hormon dalam tubuh, salah satunya hormon reproduksi. Hal ini
menyebabkan penurunan produksi sperma pada pria atau pertumbuhan telur yang tidak normal pada wanita. Selain itu juga dapat meyebabkan pelebaran
tiroid yang akhirnya menjadi kanker tiroid. Quijano, 1999.
2.4 Insektisida Nabati
Insektisida nabati secara umum diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuh-tumbuhan yang bersifat racun bagi organisme
pengganggu, mempunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti alkaloid, terpenoid dan fenolik. Bagian tumbuhan seperti
daun, bunga, buah, kulit, dan batang dan sebagainya dapat digunakan dalam bentuk utuh, bubuk, ataupun eksraksi dengan air ataupun pelarut organik. Insektisida nabati
merupakan bahan alami, bersifat mudah terurai di alam biodegradable sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia maupun ternak karena
residunya mudah hilang. Beberapa tanaman yang sering digunakan sebagai insektisida nabati diantaranya sereh wangi, jerangau, tembakau, dan sirsak. Naria,
2005.