sehingga Kristal garam berubah menjadi larutan garam yang dapat merendam seluruh lapisan ikan.
b. Penggaraman Basah Wet Salting Pada proses penggaraman basah, digunakan larutan garam untuk merendam
ikan. Larutan garam akan mengisap cairan tubuh ikan dan ion-ion garam tersebut akan masuk ke dalam tubuh ikan.
c. Kench Salting Metode ini menggunakan bak kering. Prosesnya hampir mirip dengan
penggaraman kering dimana ikan ditumpuk dengan menggunakan keranjang. d. Penggaraman Diikuti Proses Perebusan
Dalam hal ini, proses pembusukan ikan dicegah dengan cara merebusnya dalam larutan garam jenuh.
2.6.2.2 Penjemuran
Ikan yang telah mengalami proses penggaraman dan telah dicuci dan ditiriskan bisa langsung dijemur di atas para-para. Penjemuran sebaiknya di tempat
yang tidak dikotori oleh debu dan kotoran lain. Dalam penjemuran ini, ikan ukuran besar yang telah dibelah tubuhnya diletakkan dalam posisi terbuka. Bagian tubuhnya
yang terbelah diletakkan di bagian atas agar terkena sinar matahari langsung. Pekerjaan penjemuran ini dibarengi dengan melakukan pembalikan paling tidak 2-3
kali setiap hari. Sebelum ikan menjadi kering, setiap sore hari dimasukkan dalam rumah atau tempat lain yang diberi atap agar tidak tersiram air hujan atau embun
Siregar dalam Sibagariang 2006.
Proses pengeringan ikan asin di Indonesia masih banyak dilakukan dengan cara tradisional, yakni dengan penjemuran dibawah sinar matahari secara langsung.
Pada proses ini ikan yang diolah dapat dengan mudah dikerumuni oleh lalat, diantaranya oleh lalat jenis Musca domestica. Hal ini dapat menyebabkan miasis
pada ikan. Miasis adalah infestasi larva lalat pada jaringan atau organ tubuh manusia atau hewan yang masih hidup Miasis spesifik maupun jaringan yang sudah mati
misalnya pada daging atau tumbuhan yang sudah membusuk Miasis semi spesifik Soedarto,1990. Untuk menanggulangi kerusakan akibat lalat selama pengeringan,
pengolah ikan asin sering menggunakan insektisida sintetis startox atau baygon yang disemprot secara langsung pada produk ikan Ariyani dkk, 2007.
2.6 Kerangka Konsep
2.7 Hipotesa Penelitian
Ho : tidak ada perbedaan jumlah lalat yang hinggap pada ikan dengan perlakuan ekstrak daun cengkeh Syzigium aromaticum pada berbagai
konsentrasi. Ha : ada perbedaan jumlah lalat yang hinggap pada ikan dengan perlakuan
ekstrak daun cengkeh Syzigium aromaticum pada berbagai konsentrasi.
Jumlah lalat yang
hinggap pada saat
penjemuran ikan asin
Ekstrak daun cengkeh
Suhu Kontrol
Konsentrasi 2,5
Konsentrasi 5
Konsentrasi 7,5
Konsentrasi 10
Konsentrasi 12,5
Kelembaban
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimen semu quasi experiment sebab pemilihan sampel tidak dilakukan secara random acak. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap RAL. Pada percobaan ini terdapat 6 perlakuan yakni 6 macam konsentrasi ekstrak daun cengkeh 0 kontrol, 2,5, 5, 7,5,
10, dan 12,5. Kemudian dilakukan replikasi pengulangan sebanyak 3 kali sesuai
dengan Hanafiah 2008. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU untuk pembuatan ekstrak daun cengkeh. Sedangkan
lokasi pengujian daya tolak ekstrak daun cengkeh dalam mencegah jumlah lalat yang hinggap pada saat penjemuran ikan asin dilakukan di Kampung Kurnia Kelurahan
Belawan Bahari Belawan. Dipilihnya lokasi tersebut karena dekat dengan bahan baku yakni ikan kepala batu dan merupakan salah satu sentra pengolahan ikan asin.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2013
3.3 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah lalat yang terdapat di alam bebas dan bukan hasil tangkapan ataupun pemeliharaan. Menurut Ariyani, dkk 2007 lalat yang sering
menghinggapi ikan asin pada proses penjemuran adalah lalat rumah dan lalat hijau.