Bergamot, Caraway, Cassie, dan pewangi sabun, dan bahan untuk pembuatan vanillin sintetis yang banyak digunakan dalam industri makanan dan minuman
Rahmayati Lutony, 2002. Tanaman cengkeh sejak lama digunakan untuk tujuan pengobatan dan telah
diketahui dengan baik di negara-negara Barat sebagai bahan anestesi gigi Tamaru et al., 1998 dalam Nurhasanah, 2002. Dalam beragam pengobatan herbal, cengkih bisa
membantu dalam proses penyembuhan beragam penyakit, diantaranya
menghilangkan mual, mengatasi infeksi pernapasan, mengusir aroma yang tidak sedap pada mulut, mengatasi noda jerawat, menyembuhkan luka berdarah, terbakar,
dan bernanah Mukhlason, 2011. Berbagai hasil penelitian terhadap cengkeh menunjukkan bahwa tanaman ini
dapat digunakan sebagai fungisida, bakterisida, nematisida, dan insektisida Asman dkk, 1997.
2.5.4 Kandungan Kimia Tanaman Cengkeh
Komponen utama dari tanaman cengkeh adalah eugenol yang merupakan sejenis minyak atsiri yang dapat ditemukan pada bagian-bagian tertentu dari tanaman
cengkeh yaitu dari bunga, gagangtangkai bunga, dan daun cengkeh. Menurut Guenther, kadar eugenol pada tanaman cengkeh dapat mencapai 70-90
Rahmayati dkk, 2002. Eugenol C10H12O2, merupakan turunan guaiakol yang mendapat tambahan
rantai alil, dikenal dengan nama IUPAC 2-metoksi-4-2-propenil fenol. Eugenol dapat dikelompokkan dalam keluarga alilbenzena dari senyawa-senyawa fenol yang
mempunyai warna bening hingga kuning pucat, kental seperti minyak. Sumber
alaminya dari minyak cengkeh. Terdapat pula pada pala, kulit manis, dan salam. Eugenol sedikit larut dalam air namun mudah larut pada pelarut organik. Selain
minyak atsiri, tanaman cengkeh juga mengandung sejumlah senyawa kimia seperti eugenin, asam oleanolat, asam galatanat, dan vanillin GD, 2011.
Clove leaf oil merupakan minyak asiri yang didapat dari daun cengkeh. Seperti halnya minyak cengkeh yang berasal dari bunga dan gagang, sifat minyak
cengkeh pada dasarnya sama, hanya saja kandungan eugenol nya relatif rendah. Selain itu, minyak daun cengkeh juga memiliki bau yang tidak seharum clove oil atau
minyak bunga cengkeh Rahmayati dkk, 2002. Berdasarkan hasil penelitian di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik
Balittro, produk cengkeh daun, gagang dan bunga dapat menekan bahkan mematikan pertumbuhan miselium jamur, koloni bakteri dan nematoda. Produk
cengkeh bisa digunakan sebagai fungisida, bakterisida, nematisida, dan insektisida Asman dkk, 1997.
2.6 Gambaran Umum tentang Ikan asin 2.6.1 Pengertian Ikan Asin
Menurut Afriyanto 1991, ikan asin merupakan ikan yang telah mengalami
proses pengawetan dengan cara penggaraman. Di Indonesia sendiri, sebanyak 65 produk perikanan masih diolah dan diawetkan dengan cara penggaraman. Tak
mengherankan apabila ikan asin masih menjadi kebutuhan pokok yang penting bagi masyarakat. Ikan yang telah mengalami proses penggaraman akan mempunyai daya
simpan yang tinggi karena garam dapat berfungi menghambat reaksi autolisis dan membunuh bakteri yang terdapat di dalam tubuh ikan. Berbagai jenis ikan yang biasa