commit to user
b. Analisis Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan, membersihkan, menahan pembentukan ataupun memadukan efek spesies
oksigen reaktif Lautan, 1997. Penggunaan senyawa antioksidan juga anti radikal saat ini semakin meluas seiring dengan semakin besarnya pemahaman
masyarakat tentang peranannya dalam menghambat penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, kanker serta gejala penuaan. Masalah-masalah ini
bekerja sebagai inhibitor penghambat reaksi oksidasi oleh radikal bebas reaktif yang menjadi salah satu penyebab munculnya penyakit degeneratif
Tahir, dkk, 2003. Uji aktivitas antioksidan dilakukan pada sampel yang diduga
mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Terdapat beberapa metode menentukan aktifitas antioksidan, diantaranya DPPH diphenyl picril hydrazil
hydrate, Cupric Ion Reducing Antioxidant CUPRAC dan Ferric Reducing Ability of Plasma FRAP. Metode DPPH dipilih karena memiliki beberapa
keunggulan, diantaranya sederhana, cepat, sensitif dan hanya membutuhkan sedikit sampel Aji, 2009.
Metode DPPH merupakan metode uji aktifitas antioksidan yang paling banyak dilakukan. Prinsip metode uji aktifitas antioksidan DPPH didasarkan
pada reaksi penangkapan hidrogen oleh DPPH dari senyawa antioksidan. DPPH berperan sebagai radikal bebas yang diredam oleh antioksidan oleh
antioksidan dari sampel. Selanjutnya DPPH-H bentuk tereduksi DPPH oleh senyawa antioksidan. DPPH merupakan senyawa radikal bebas yang stabil
dan dapat disimpan dalam jangka waktu lama dalam keadaan kering dan kondisi penyimpanan yang baik Juniarti et al, 2009.
D. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi bertujuan untuk menentukan kelayakan suatu usaha, baik dari segi teknik, ekonomi, maupun finansial, mengetahui apakah usaha yang
commit to user
dijalankan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Analisis finansial menitikberatkan kepada aspek keuangan berupa lalu lintas uang cash flow yang
terjadi selama usaha dijalankan Astawan, 2006. Analisis ekonomi yang dilakukan meliputi perhitungan biaya produksi, harga pokok penjualan, harga
penjualan, perkiraan pendapatan rugi atau laba, IRR, ROI, dan BEP. 1.
Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha
dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap. a
Biaya Tetap Fixed Cost Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun
perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya usaha, amortisasi, biaya penyusutan alat, pajak usaha dan dana sosial.
b Biaya Tidak TetapVariabel Variabel Cost
Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika melakukan proses produksi. Biaya variabel terdiri dari biaya tenaga kerja,
biaya bahan baku dan bahan pembantu, biaya bahan bakarenergi, biaya perawatan dan perbaikan.
2. Harga Pokok Penjualan Harga pokok penjualan adalah harga terendah dari produk yang tidak
mengakibatkan kerugian bagi produsen. Harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
Harga Pokok Penjualan HPP = ln
produksib jumlah
ln produksib
biaya Total
3. Analisa Kelayakan Usaha
Analisa kelayakan usaha yang digunakan adalah meliputi penentuan BC ratio, PP, IRR, ROI DAN BEP.
a. Net Benefit Cost Net BC
Benefitcost atau BC ratio yaitu perbandingan antara tambahan output dan tambahan biaya input. Angka patokan BC ratio dipergunakan
commit to user
bila kita akan memperbandingkan dua methode, contohnya metode penggunaan teknologi lama dengan teknologi baru. Untuk mengkaji
kelayakan proyek sering digunakan pula kriteria yang disebut Benefit Cost Ratio BCR. Penggunaannya dikenal dalam mengevaluasi proyek-proyek
untuk kepentingan umum atau sektor publik. Meskipun penekanannya ditujukan kepada manfaat bagi kepentingan umum dan bukan keuntungan
finansial perusahaan, namun bukan berarti perusahaan swasta mengabaikan kriteria ini Gittinger, 1986.
b. Payback Period PP
Metode Payback Period PP adalah periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi initial cash investment dengan
menggunakan arus kas. Dengan kata lain, payback period merupakan rasio antara initial cash investment dan cash inflow-nya yang hasilnya
merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maksimum payback period yang dapat diterima. Payback Periode
merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal yang ditanam pada proyek. Nilai tersebut dapat berupa prosentase maupun
waktu baik tahun maupun bulan. Payback periode tersebut harus lebih dari nilai ekonomis proyek. Untuk industri pertanian diharapkan nilai
tersebut lebih kecil 10 tahun atau sedapat mungkin kurang dari lima tahun Susanto, 1994.
c. IRR Internal rate of return
Menurut Astawan, 2006 internal rate of return adalah untuk mencari suatu tingkat bunga yang akan menyamakan jumlah nilai sekarang
dari penerimaan yang diharapkan diterima present value of future proceed dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran untuk investasi. Dengan
kata lain, IRR adalah discount rate yang menjadikan NPV sama dengan nol.
commit to user
Pada dasarnya internal of return dapat dicari dengan cara trial dan error atau sistem coba-coba. Pertama-tama dihitung dahulu PV dari
proceed yang diharapkan dengan menggunakan discount rate kita tentukan, kemudian hasilnya dibandingkan dengan investment dari outlay kalau PV
dari proceed lebih besar dari pada PV dari investasi, maka kita harus menggunakan tingkat bunga yang lebih tinggi, begitu pula sebaliknya. Cara
tersebut dilakukan sampai kita menentukan tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV dari proceed sama besar dengan NPV dari outlannya,
atau dengan kata lain PV sama dengan kata lain NPV sama dengan nol d.
Return On Investment ROI Return On Investment ROI adalah nilai keuntungan yang
diperoleh pengusaha dari setiap jumlah uang yang diinvertasikan dalam periode waktu tertentu. Perusahaan perlu membuat perhitungan ROI karena
manfaatnya sangat besar, yaitu perusahaan dapat mengukur tingkat kemampuan usaha dalam mengembalikan modal yang telah ditanamnya.
Dengan demikian, analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan tersebut. Pada umumnya besar
kecilnya ROI ditentukan oleh kemampuan pengusaha dalam menghasilkan laba, kemampuan pengusaha dalam mengembalikan modal dan
kemampuan modal dari luar untuk memperbesar perusahaan Tim Penulis Swadaya, 2008.
100 Produksi
Biaya Total
Laba ROI
x =
ROI dapat dihitung berdasarkan laba kotor yaitu selisih antara hasil penjualan dengan biaya produksi keseluruhan belum dikurangi pajak
pendapatan atau berdasarkan laba bersih yaitu laba dikurangi pajak pendapatan. Demikian juga dengan besarnya modal dapat dinyatakan
sebagai modal tetap atau modal keseluruhan modal tetap ditambah modal kerja Sutanto, 1994.
commit to user
e. Break event point BEP
BEP merupakan perbandingan antara nilai hasil penjualan produksi dengan biaya produksi dengan biaya produksi. Nilai yang diperoleh
merupakan titik impas sebuah usaha dan menggambarkan kondisi usaha tidak mengalami keutungan maupun kerugian. BEP dipakai untuk
menentukan besarnya volume penjualan di mana perusahaan tersebut sudah dapat menutup semua biaya-biaya tanpa mengalami kerugian maupun
keuntungan Astawan, 1999.
commit to user
19
BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktek Produksi Pembuatan Selai Terung Belanda dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2012 di Laboratorium Pangan dan Gizi, Fakultas
Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Bahan, Alat dan Cara Kerja
1. Bahan
Bahan–bahan yang digunakan dalam pembuatan Selai Terung Belanda adalah buah Terung belanda, gula pasir, zat pengental pektin dan pepaya
dan asam sitrat. Bahan yang digunakan pada analisa sensori adalah air mineral, roti tawar, borang penilaian, snack. Dan pada analisa kimia
meliputi uji aktivitas antioksidan, bahan yang digunakan larutan sampel Selai Terung Belanda, larutan DPPH, methanol, aseton, alumunium foil.
2. Alat
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Selai Terung Belanda adalah kompor, blender, kain saring, panci, solet kayu, timbangan, pisau,
baskom dan sendok. Pada analisa sensori, peralatan yang digunakan seperti sendok, nampan, pisau, cup. Sedangkan pada peralatan yang
digunakan dalam analisa kimia Selai Terung Belanda adalah tabung reaksi, spektrofotometri, kuvet, pipet volume 5 ml, pipet volume 1 ml, pipet
volume 10 ml, glass beker, pro pipet, vortex, rak tabung reaksi.
3. Cara Kerja
Proses pembuatan Selai Terung Belanda dengan berbagai fomulasi penambahan zat pengental pektin dan pepaya dapat dilihat pada diagram
alir Gambar 3.1. Sedangkan pembuatan selai terung belanda, terdapat 4 formulasi selai terung belanda yang dapat dilihat pada Tabel 4.1