29 g.
Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Pada masa ini remaja cenderung memandang dirinya dan orang lain
sebagaimana yang diinginkan bukan sebagaimana adanya, lebih-lebih cita- citanya. Hal ini menyebabkan emosi meninggi dan apabila diinginkan
tidak tercapai akan mudah marah. Semakin bertambahnya pengalaman pribadi dan sosialnya serta kemampuan berfikir rasional remaja
memandang diri dan orang lain semakin realistik. h.
Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Menjelang menginjak masa dewasa, mereka merasa gelisah untuk
meninggalkan masa belasan tahunnya. Mereka belum cukup untuk berperilaku sebagai orang dewasa, oleh karena itu mereka mulai
berperilaku sebagai status orang dewasa seperti cara berpakaian, merokok, menggunakan obat-obatan dll, yang dipandang dapat memberikan citra
seperti yang diinginkan. Berdasarkan ciri-ciri masa remaja diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa masa remaja merupakan periode yang penting, periode perubahan, peralihan, usia bermasalah, pencarian identitas diri, usia yang menimbulkan
ketakutan, masa yang tidak realistik dan ambang masa dewasa.
3. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja
Sejak di dalam kandungan hingga lahir, seorang individu tumbuh menjadi anak, remaja, atau dewasa. Hal ini berarti terjadi proses perubahan
pada diri setiap individu. Secara umum ada 2 faktor yang mempengaruhi
30 perkembangan individu bersifat dichotomi, yakni endogen dan exogen
Gunarsa dan Gunarsa dalam Agoes Dariyo, 2004: 14-15. a.
Faktor endogen nature Dalam pandangan ini dinyatakan bahwa perubahan-perubahan fisik
maupun psikis dipengaruhi oleh faktor internal yang bersifat herediter yaitu yang diturunkan oleh orang tuanya, misalnya: postur tubuh tinggi
badan, bakat-minat, kecerdasan, kepribadian, dan sebagainya. Hal ini juga berlaku untuk aspek psikis atau psikososialnya.
b. Faktor exogen nurture
Pandangan faktor
exogen menyatakan
bahwa perubahan
dan perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal
dari luar diri individu itu sendiri. Faktor ini diantaranya berupa lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik berupa tersedianya
sarana dan fasilitas, letak geografis, cuaca, iklim, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial ialah lingkungan dimana seorang
mengadakan relasi interaksi dengan individu atau kelompok individu di dalamnya. Lingkungan sosial ini berupa keluarga, tetangga, teman,
lembaga, pendidikan, lembaga kesehatan, dan sebagainya. c.
Interaksi antara endogen dan exogen Dalam kenyataannya, masing-masing faktor tersebut tidak dapat
dipisahkan. Kedua faktor saling berpengaruh, sehingga terjadi interaksi
31 antara faktor internal maupun eksternal yang kemudian membentuk dan
memperngaruhi perkembangan individu.
4. Aspek yang Berkembang pada Remaja
Perkembangan pada remaja mengacu pada perubahan karakteristik yang khas dari gejala-gejala psikologis ke arah yang lebih maju. Rita Eka
Izzaty 2008:127-144 menjelaskan perkembangan yang terjadi pada remaja tersebut sebagai berikut:
a. Perkembangan fisik dan psikoseksual
Masa remaja ditandai dengan percepatan pertumbuhan fisik. Proses pertumbuhan ini dipengaruhi percepatan pertumbuhan, sehingga pada
masa ini sering ada beberapa istilah untuk pertumbuhan fisik remaja: The onset of pubertal growth spurt masa kritis dari perkembangan biologis
serta The maximum growth age, berupa: perubahan bentuk tubuh, ukuran, tinggi dan berat badan, proporsi muka dan badan. Perkembangan fisik
yang pesat pada diri remaja selalui diiringi dengan perkembangan psikoseksual yang meliputi pemasakan seksual dan perkembangan
percintaan pada remaja. b.
Perkembangan kognisi Sebagaimana aspek lain dalam perkembangan remaja, kecerdasan
kognisi juga mengalami perkembangan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Secara kuantitatif inteligensi berkembang semenjak bayi
masih berada dalam kandungan. Laju perkembangannya berlangsung
32 sangat pesat mulai usia 3 tahun sampai dengan masa remaja awal. Puncak
perkembangan dicapai pada penghujung masa remaja akhir usia sekitar duapuluhan, sesudah itu sampai usia 60 tahun perkembangannya lambat,
terjadilan masa plateau, yang selanjutnya akan terjadi penurunan. c.
Perkembangan emosi, sosial dan moral 1
Perkembangan emosi remaja Pada masa remaja terjadi ketegangan emosi yang bersifat khas
sehingga masa ini disebut Heightened Emotionality yang berarti masa yang menggambarkan keadaan emosi remaja yang tidak menentu,
tidak stabil dan meledak-ledak. Meningginya emosi terutama karena remaja mendapat tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, karena
selama masa kanak-kanak mereka kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu. Kepekaan emosi yang meningkat
sering diujudkan dalam bentuk, remaja lekas marah, suka menyendiri dan adanya kebiasaan nervous, seperti gelisah, cemas dan sentimen,
menggigit kuku dan garuk-garuk kepala. 2
Perkembangan sosial remaja Pada usia remaja pergaulan dan interaksi sosial dengan teman sebaya
bertambah luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya termasuk pergaulan dengan lawan jenis. Remaja mencari
bantuan emosional dalam kelompoknya. Mengikuti organisasi sosial juga memberikan keuntungan bagi perkembangan sosial remaja,
33 namun demikian agar remaja dapat bergaul dengan baik dalam
kelompok sosialnya diperlukan kompetensi sosial yang berupa kemampuan dan keterampilan berhubungan dengan orang lain.
Keberhasilan dalam pergaulan sosial akan menambahkan rasa percaya diri pada remaja.
3 Perkembangan moral remaja
Perkembangan moralitas merupakan suatu hal yang penting bagi perkembangan sosial dan kepribadian seseorang. Perkembangan
norma dan moralitas sangat berhubungan dengan kata hati atau hati nurani. Kata hati merupakan suatu sistem norma-norma yang telah
terinternalisasi menjadi milik pribadi sehingga seseorang akan tetap melakukan norma-norma meskipun tidak ada kontrol dari luar.
Sedangkan moralitas merupakan sesuatu yang dianggap baik yang seharusnya dilakukan dan tidak baik atau tidak pantas dilakukan.
D. Kerangka Berfikir