Kerangka Berfikir KAJIAN TEORI

33 namun demikian agar remaja dapat bergaul dengan baik dalam kelompok sosialnya diperlukan kompetensi sosial yang berupa kemampuan dan keterampilan berhubungan dengan orang lain. Keberhasilan dalam pergaulan sosial akan menambahkan rasa percaya diri pada remaja. 3 Perkembangan moral remaja Perkembangan moralitas merupakan suatu hal yang penting bagi perkembangan sosial dan kepribadian seseorang. Perkembangan norma dan moralitas sangat berhubungan dengan kata hati atau hati nurani. Kata hati merupakan suatu sistem norma-norma yang telah terinternalisasi menjadi milik pribadi sehingga seseorang akan tetap melakukan norma-norma meskipun tidak ada kontrol dari luar. Sedangkan moralitas merupakan sesuatu yang dianggap baik yang seharusnya dilakukan dan tidak baik atau tidak pantas dilakukan.

D. Kerangka Berfikir

Dari beberapa pemaparan tentang rasa percaya diri diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa rasa percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalah dan pencapaian tujuan yang diinginkan dalam hidupnya. Individu yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi akan mudah untuk masuk pada lingkungan tertentu sedangkan individu yang kurang memiliki rasa percaya 34 diri akan sulit untuk masuk pada lingkungan pergaulan. Individu dikatakan memiliki rasa percaya diri yang tinggi apabila aspek-aspek percaya diri sudah tercapai. Aspek-aspek tersebut diantaranya yaitu keyakinan akan kemampuan diri, optimis, obyektif, bertanggung jawab, berfikir rasional dan realistis. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang sudah dipaparkan pada latar belakang masalah diatas, menunjukkan bahwa rasa percaya diri siswa kelas VIIIB SMP N 1 Berbah kurang, sehingga perlu dilakukannya sebuah perbaikan. Sebagai solusi untuk megatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan metode pelatihan asertif. Teknik pelatihan asertif yang digunakan peneliti untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas VIIIB SMP N 1 Berbah ini sangat efektif, dilihat dari prinsip-prinsip pelatihan asertif yaitu membantu individu yang merasa tidak mampu mengungkapkan perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran mereka secara lebih terbuka. Hal ini sesuai dengan salah satu ciri-ciri individu yang tidak percaya diri yaitu tidak berani mengungkapkan ide-ide. Melalui pelatihan asertif siswa dilatih untuk bersikap asertif dengan memfokuskan pada kegiatan permainan-permainan asertif dan bermain peran sebagai orang yang asertif. Selain itu, terdapat tahapan-tahapan dalam penggunaan pelatihan asertif. Tahap yang pertama yaitu siswa diberikan pemahaman tentang kecemasan sosial agar siswa memiliki pemahaman mengenai rasa percaya diri yang baik. Tahap selanjutnya, siswa menerangkan tingkah laku yang dirasa menjadi masalah dan menjelaskan tingkah laku 35 menegaskan diri yang sudah dilakukan. Hal ini bertujuan agar siswa memahami tingkah laku apa saja yang termasuk ciri-ciri individu tidak percaya diri. Dan tahap terakhir yaitu latihan relaksasi dengan tujuan mengurai kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan pada siswa. Hal ini sesuai dengan gejala dari siswa yang tidak percaya diri. Berikut skema kerangka berfikir dari penelitian ini: Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir Rendahnya tingkat rasa percaya diri siswa VIIIB SMP N 1 Berbah Siswa kelas VIIIB SMP Negeri 1 Berbah mengalami kesulitan mengutarakan pendapatnya, mengalami kesulitan berbicara dalam melakukan presentasi, ragu-ragu jika menjawab pertanyaan dari guru, sering berkata tidak bisa sebelum mencoba berpendapat, siswa merasa malu dan siswa tidak yakin akan kemampuan yang dimilikinya. Peningkatan rasa percaya diri pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 1 Berbah. Penerapan pelatihan asertif dengan memfokuskan pada kegiatan permain-permainan asertif dan bermain peran sebagai orang yang asertif. Pemberian layanan Bimbingan dan Konseling dengan metode dan teknik yang inovatif untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas VIIIB SMP Negeri 1 Berbah. 36

E. Hipotesis Tindakan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN CLIENT CENTERED PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

3 17 66

PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI DALAM PEMBELAJARAN SUB TEMA AKU DAN TEMAN BARU MELALUI METODE DISKUSI Peningkatan Rasa Percaya Diri Dalam Pembelajaran Sub Tema Aku Dan Teman Baru Melalui Metode Diskusi Kelompok Pada Siswa Kelas 1 Semester 1 SD N 1 Ledokdaw

0 3 14

PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI DALAM PEMBELAJARAN Peningkatan Rasa Percaya Diri Dalam Pembelajaran Sub Tema Aku Dan Teman Baru Melalui Metode Diskusi Kelompok Pada Siswa Kelas 1 Semester 1 SD N 1 Ledokdawan Grobogan 2014/ 2015.

0 2 13

PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI WIDORO.

0 2 327

PENINGKATAN PERCAYA DIRI MELALUI METODE JOURNAL WRITING PADA SISWA KELAS XI SMK N 1 DEPOK.

0 0 176

PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI MELALUI PELATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS VIII C SMP N 2 BUKATEJA TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 1 146

PENINGKATAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK MELALUI PLAY THERAPY PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BERBAH.

0 2 220

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Perilaku Asertif Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Boyolali Korban Bullying Melalui Pelatihan Asertif

0 0 1

MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI SISWA UNTUK

0 1 12

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARANGPUCUNG DITINJAU DARI RASA PERCAYA DIRI

0 0 19