leasing mulai kembali pada prinsip dasar ekonomi. mereka lebih mengutamakan keuntungan yang sebesar-besarnya.
29
D. Perbedaan Leasing dengan Jenis Perjanjian Lain
1. Perbedaannya Dengan Sewa Menyewa
30
a. Pada leasing, masalah jangka waktu perjanjiannya merupakan
fokus uatama karena dengan berakhirnya jangka waktu, lessee diberikan hak opsi. Sementara itu, pada sewa menyewa,
masalah waktu bukan fokus utama sehingga pihak penyewa dapat saja menyewa barang dalam jangka waktu yang tidak
dibatasi. b.
Sewa menyewa merupakan jenis perjanjian nominatif, yaitu suatu jenis perjanjian yang sudah diatur dalam KUHPerdata.
Sementara itu, leasing adalah suatu jenis perjanjian innominatif, yang disebut sebagai salah satu lembaga
pembiayaan badan usaha. c.
Para pihak dalam leasing adalah badan usaha, sedangkan dalam sewa menyewa, para pihaknya bisa perorangan.
d. Pada leasing biasanya dibutuhkan jaminan-jaminan tertentu,
sedangkan pada sewa menyewa tidak diperlukan jaminan.
29
Ibid.
30
Zaeni Asyhadie, Op. Cit., h. 112-113.
e. Pada leasing disertai dengan hak opsi, sedangkan pada sewa
menyewa hak opsi tidak diperlukan.
2. Perebedaannya Dengan Sewa Beli
31
a. Dalam sewa beli, peralihan hak milik pasti terjadi setelah
berakhir masa sewa, sedangkan dalam leasing, peralihan hak
milik terjadi jika lessee mempergunakan hak opsinya.
b. Leasing merupakan salah satu jenis lembaga pembiayaan,
sedangkan sewa beli suatu jenis perjanjian innominatif yang
tidak termasuk lembaga pembiayaan.
c. Dalam leasing ada tiga pihak yang terlibat, yaitu lesse, lessor,
dan supplier, sedangkan pada sewa beli hanya ada dua pihak.
3. Perbedaan Dengan Jual Beli
32
a. Penyerahanperalihan hak milik pada jual beli pasti terjadi
setelah pembeli membayar harga barang yang dibeli, sedangkan pada leasing, peneyerahanperalihan hak milik
terjadi apabila lesse mempergunakan hak opsinya. b.
Sama halnya dengan sewa menyewa, jual beli adalah suatu jenis perjanjian normonatif yang bukan merupakan jenis
lembaga pembiayaan, sedangkan leasing adalah jenis perjanjian innominatif yang merupakan lembaga pembiayaan.
31
Zaeni Asyhadie, Op. Cit., h. 113.
32
Ibid.
E. Keunggulan dan Kelemahaan Sewa Guna Usaha