b. Mobilitas bermusim, yakni penduduk yang karena pekerjaan atau
keperluannya untuk sementara waktu menetap di suatu daerah dan dalam jangka waktu tertentu kembali ke tempat tinggalnya.
C. FAKTOR PENYEBAB MIGRASI
1. Faktor pendorong adalah faktor yang berasal dari daerah asal yang
menyebabkan terjadinya migrasi. Beberapa faktor pendorong terjadinya migrasi adalah :
a. Berkurangnya lapangan pekerjaan di daerah asal
b. Adanya tekanan atau diskriminasi politik, agama dan suku di daerah
asal c.
Alasan pekerjaan atau perkawinan d.
Bencana alam atau wabah penyakit 2.
Faktor penarik adalah faktor yang menarik dari dari daerah tujuan yang menyebabkan terjadinya migrasi. Beberapa faktor penarik terjadinya
migrasi adalah : a.
Semakin luas dan terbukanya lapangan pekerjaan di daerah tujuan b.
Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi c.
Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi d.
Keadaan lingkungan dan kehidupan yang lebih menarik e.
Kota sebagai pusat aktivitas seperti pusat pemerintahan, kebudayaan dan hiburan
D. DAMPAK MIGRASI
1. Dampak Positif dari Migrasi
a. Meratakan persebaran penduduk
b. Menigkatkan kesejahteraan ekonomi penduduk
c. Mengurangi jumlah penduduk
d. Mengurangi kepadatan penduduk di suatu wilayah
2. Dampak Negatif dari Migrasi
a. Berkurangnya tenaga kerja produktif di daerah yang di tinggalkan
desa b.
Berkurangnya jumlah golongan beerpendidikan di desa c.
Terbentuknya daerah-daerah kumuh di kota d.
Berkurangnya tenaga penggarap lahan pertanian di desa e.
Terjadi konflik antara penduduk asli dengan penduduk pindahan
E. UPAYA PENANGGULANGAN DAMPAK MIGRASI
Untuk mengantisipasi dampak-dampak
negatif dari migrasi,
pemerintah dapat mengambil langkah-langkah berikut ini :
1. Merealisasikan pemerataan pembangunan antar daerah, sehingga
kesenjangan pembangunan dapat dikurangi. 2.
Melaksanakan program-program pembangunan desa, seperti pelaksanaan IDT Inpres Desa Tertinggal dan program Bangga Suka Desa, sehingga
dapat lebih mengoptimalkan pembangunan desa. 3.
Meningkatkan hasil-hasil pertanian melalui intensifikasi pertanian ataupun ekstensifikasi pertanian.
4. Merangsang kegiatan industri di pinggiran kota atau dekat dengan
kawasan pedesaan, sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja. 5.
Melakukan kebijakan “kota tertutup”, yaitu larangan bagi penduduk khususnya penduduk pendatang yang tidak memiliki KTP atau pekerjaan
tetap untuk tinggal di kota yang dituju. 6.
Melaksanakan pembangunan terpadu antar daerah dalam satu kawasan, misalnya antara Jakarta dengan Tangerang, Bekasi, Depok dan Bogor
sehingga pusat pertumbuhan tidak hanya memusat di Jakarta.
Lampiran 2 INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL
LEMBAR OBSERVASI A.
Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI
Kelas : VIII
Semester : Semester 1
TahunPelajaran : 20162017
Periode Pengamatan : Tanggal ………
Lembar Observasi Sikap Spiritual
No Nama Peserta Didik
Indikator Skor
TuntasTidak Tuntas
1. 2.
dst
B. Petunjuk Umum