28 dewasa, 6 melibatkan anak dengan pengalaman dari permasalahan yang nyata,
7 mengendalikan kedisiplinan peserta didik melalui penegakan peraturan di kelas, 8 modifikasi perilaku dengan menciptakan lingkungan yang dirancang
untuk meningkatkan kedisiplinan, dan 9 memberikan peserta didik tantangan untuk disiplin.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, kita mengetahui bahwa cara-cara menanamkan disiplin dapat dilakukan secara otoriter, permisif, atau
demokratis. Selain itu, orang tua juga dapat menanamkan disiplin melalui pendekatan disiplin negatif dan positif. Tentu kita berharap dapat membentuk
disiplin bagi anak melalui pendekatan disiplin yang positif dan secara demokratis, supaya anak tetap merasa mendapatkan kasih sayang serta penerimaan dari orang-
orang yang ada di sekitarnya. Modifikasi perilaku menjadi salah satu upaya dalam mendisiplinkan anak dengan pendekatan yang positif, yaitu menggunakan
pengkondisian untuk mengubah perilaku secara berangsur-angsur. Modifikasi perilaku sangat dipengaruhi oleh adanya teori belajar behavioristik, di mana teori
ini menekankan pada perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Oleh sebab itu, selanjutnya akan dibahas tentang teori
belajar behavioristik yang menjadi dasar dari strategi modifikasi perilaku.
C. Teori Belajar Behavioristik
Para pendidik perlu menyadari pentingnya pemahaman tentang teori belajar. Hal tersebut berkenaan dengan posisi pendidik sebagai fasilitator yang
harus dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan kondisi dan konteks pembelajaran yang dihadapi untuk mencapi tujuan yang diinginkan. Ada beberapa
29 teori belajar yang sering didengar dalam dunia pendidikan, seperti teori belajar
behavioristik, kognitif, konstruktivistik, humanistik, sibernetik, revolusi sosiokultural, dan kecerdasan ganda. Masing-masing teori belajar tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan, di mana pendidik diharapkan dapat memilih teori yang akan diterapkan sesuai dengan tujuan dan kondisi lingkungan yang ada
Asri Budiningsih, 2008: 8. Teori belajar behavioristik merupakan salah satu teori belajar yang
menekankan pada perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon, di mana penguatan dibutuhkan untuk dapat
memperkuat timbulnya respon yang diharapkan Asri Budiningsih, 2008: 20. Teori belajar behavioristik menganggap penting adanya penguatan. Dalam
Reinforcement Theory dalam Munawir Yusuf dan Edy Legowo, 2007: 147, dikatakan bahwa seseorang akan mengulangi perilaku positifnya apabila setelah
berperilaku, ia memperoleh sesuatu konsekuensi yang menyenangkan, dan tidak akan mengulangi perbuatan negatifnya apabila setelah melakukannya akan
mendapat sesuatu konsekuensi yang merugikan dirinya. Selain itu, Sugihartono, dkk 2012: 80 menjelaskan bahwa untuk meningkatkan dan memelihara motivasi
siswa dalam mempertahankan tingkah laku yang diinginkan dapat dengan memberi penguatan reinforcement berupa pujian, pemberian kesempatan, dan
sebagainya sehingga anak akan mengalami suatu kepuasan. Skinner adalah seorang behavioris yang kuat dan mencetuskan teori
perkuatan operan stimulus. Menurut Skinner dalam Asri Budiningsih, 2008: 24, hubungan antara stimulus dan respon terjadi melalui adanya interaksi, yang
30 kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku. Skinner mengungkapkan
bahwa interaksi antar stimulus akan menimbulkan respon tertentu, di mana setiap respon juga akan memiliki konsekuensi-konsekuensi. Dengan adanya
konsekuensi-konsekuensi tersebut, maka akan muncul pertimbangan perilaku dari seseorang. Oleh sebab itu, Skinner sangat mementingkan faktor penguat
reinforcement untuk memunculkan sebuah tingkah laku atau respon yang diharapkan. Penguatan sendiri diartikan dalam Papalia, Old Feldman 2008: 44
sebagai konsekuensi perilaku yang meningkatkan kecenderungan perulangan perilaku tersebut.
Berdasarkan paparan para ahli tentang teori belajar behavioristik, maka dapat diambil pengertian bahwa teori belajar behavioristik adalah salah satu teori
belajar yang menekankan pada perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Penguatan reinforcement sendiri
merupakan faktor penting dalam terbentuknya respon yang diharapkan dengan diberikan secara berulang dan konsisten.
D. Token Economic