24
4. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Sebagai kebutuhan dalam perkembangan anak, kedisiplinan diharapkan mampu mendidik anak untuk menjadi pribadi yang dapat dipercaya dan
berperilaku sesuai dengan nilai serta norma yang berlaku di lingkungan setempat. Dalam mencapai harapan tersebut, kedisiplinan memiliki beberapa unsur yang
mempengaruhi keberlangsungannya. Kurtinez Greif dalam Maria J. Wantah, 2005: 150 memaparkan adanya lima unsur yang mempengaruhi kedisiplinan,
yaitu: 1 aturan sebagai pedoman tingkah laku, 2 kebiasaan-kebiasaan, 3 hukuman untuk pelanggaran aturan, 4 penghargaan untuk perilaku yang baik
yang sejalan dengan peraturan yang berlaku, dan 5 konsistensi dalam menjalankan aturan baik dalam memberikan hukuman maupun dalam
penghargaan. Sedangkan, Hurlock 1978: 84 menyebutkan bahwa terdapat empat unsur pokok yang berperan dalam mengembangkan kedisiplinan anak secara
optimal. Unsur-unsur kedisiplinan tersebut adalah: a.
Peraturan Peraturan merupakan pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Tujuannya
adalah membekali anak dengan suatu pedoman perilaku yang telah disetujui dan diterapkan dalam situasi tertentu. Terdapat dua fungsi peraturan yang mendasar
menurut Hurlock 1978: 85, yaitu: 1 peraturan memiliki nilai pendidikan yang tercermin dari adanya proses mengenalkan perilaku yang disetujui kepada anak,
serta fungsi yang kedua adalah 2 peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan.
25 b.
Hukuman Hukuman adalah suatu kerugian yang dijatuhkan pada seseorang yang
melakukan kesalahan. Hukuman memiliki tiga peran penting dalam perkembangan moral anak Hurlock, 1978: 87, yaitu: 1 menghalangi
pengulangan tindakan yang tidak diinginkan, 2 mendidik anak untuk mengetahui yang benar dan yang salah, serta 3 memberi motivasi untuk menghindari
perilaku yang tidak diterima oleh masyarakat. c.
Penghargaan Penghargaan adalah penguatan positif untuk mendorong tingkah laku yang
diinginkan. Hurlock 1978: 90 menyebutkan bahwa penghargaan memiliki tiga fungsi bagi anak, yaitu: 1 penghargaan mempunyai nilai mendidik, di mana saat
anak merasa tindakannya disetujui, maka hal itu dirasa baik, lalu selanjutnya 2 penghargaan sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku yang baik, serta 3
penghargaan berfungsi sebagai penguat bagi perilaku yang disetujui secara sosial. d.
Konsistensi Konsistensi adalah keseragaman atau stabilitas, suatu kecenderungan
menuju kesamaan. Konsistensi harus menjadi ciri dalam semua aspek disiplin, misal bila anak suatu hari dihukum karena melakukan sesuatu yang buruk dan
pada hari lain tidak dihukum, maka anak tidak akan mengetahui apa yang benar dan yang salah. Begitu juga dengan penghargaan misalnya, apabila suatu tindakan
dihargai hari ini dan tidak dihargai lain kali, nilai pendorong dari penghargaan akan hilang. Fungsi dari konsistensi dalam kedisiplinan disebutkan Hurlock
1978: 91 yaitu: 1 memberikan nilai mendidik, di mana konsistensi
26 memberitahukan kepada anak bahwa suatu tindakan buruk bisa tidak diterima
secara universal, 2 memotivasi anak untuk berperilaku baik, serta 3 konsistensi mempertinggi penghargaan terhadap peraturan dan orang yang berkuasa.
Berdasarkan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi kedisiplinan yang sudah diuraikan, kurang lebih harus terdapat empat unsur yang saling terkait satu
sama lain agar dapat menciptakan kedisiplinan bagi anak. Dalam kedisiplinan harus terdapat peraturan yang sesuai dan jelas, di mana nantinya akan berdampak
pada pemberian hukuman dan penghargaan yang harus dilakukan secara konsisten. Unsur-unsur kedisiplinan tersebut akan mendorong anak untuk menjadi
tahu mana yang baik untuk terus dilakukan dan mana yang harus dihindari karena perilaku tidak disetujui oleh kelompok sosialnya. Untuk memenuhi unsur-unsur
yang mempengaruhi kedisiplinan tersebut, maka selanjutnya akan dibahas tentang upaya dalam membangun kedisiplinan bagi anak.
5. Upaya Membangun Kedisiplinan pada Anak