Upaya Membangun Kedisiplinan pada Anak

26 memberitahukan kepada anak bahwa suatu tindakan buruk bisa tidak diterima secara universal, 2 memotivasi anak untuk berperilaku baik, serta 3 konsistensi mempertinggi penghargaan terhadap peraturan dan orang yang berkuasa. Berdasarkan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi kedisiplinan yang sudah diuraikan, kurang lebih harus terdapat empat unsur yang saling terkait satu sama lain agar dapat menciptakan kedisiplinan bagi anak. Dalam kedisiplinan harus terdapat peraturan yang sesuai dan jelas, di mana nantinya akan berdampak pada pemberian hukuman dan penghargaan yang harus dilakukan secara konsisten. Unsur-unsur kedisiplinan tersebut akan mendorong anak untuk menjadi tahu mana yang baik untuk terus dilakukan dan mana yang harus dihindari karena perilaku tidak disetujui oleh kelompok sosialnya. Untuk memenuhi unsur-unsur yang mempengaruhi kedisiplinan tersebut, maka selanjutnya akan dibahas tentang upaya dalam membangun kedisiplinan bagi anak.

5. Upaya Membangun Kedisiplinan pada Anak

Setelah menyadari pentingnya kedisiplinan bagi anak, tentu yang harus kita ketahui selanjutnya adalah bagaimana cara membangun kedisiplinan bagi anak. Ada dua pendekatan dalam pembentukan kedisiplinan anak menurut Maria J. Wantah 2005: 170, yaitu disiplin negatif dan disiplin positif. Dengan disiplin negatif, orang tua cenderung melihat hukuman sebagai hal yang wajar dan merupakan satu-satunya cara untuk menekan tingkah laku dan membentuk sikap disiplin bagi anak. Sedangkan dengan disiplin positif, orang tua lebih berpusat pada pengajaran dan bukan pada hukuman. Disiplin positif merupakan cara 27 pendisiplinan yang dilakukan orang dewasa yang memperlakukan anak dengan respek dan harga diri. Hurlock 1978: 93 menyebutkan bahwa ada tiga cara dalam menanamkan kedisiplinan, yaitu cara mendisiplinkan dengan otoriter, permisif, dan demokratis. Cara mendisiplinkan yang otoriter hampir sama dengan disiplin negatif, orang tua lebih sering menggunakan peraturan yang kaku dan hukuman untuk mengendalikan tingkah laku anak. Dalam cara mendisiplinkan secara permisif justru sebaliknya, orang tua lebih sering membiarkan anak untuk bertingkah laku sekehendak mereka sendiri. Hal ini tentu kurang membentuk sikap anak yang bertanggung jawab karena anak sendiri akan kesulitan meraba-raba situasi untuk ditanggulangi tanpa bimbingan atau pengendalian dari orang dewasa. Cara mendisiplinkan yang terakhir menurut Hurlock adalah dengan cara demokratis. Metode ini menggunakan penjelasan, diskusi, dan penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan. Terdapat sembilan strategi untuk mendisiplinkan peserta didik menurut Reisman dan Payne dalam Mulyasa, 2013: 27, yaitu: 1 menumbuhkan konsep diri peserta didik dengan bersikap empatik dan menerima semua anak sehingga dapat mengeksplorasi pikiran dan perasaannya dalam memecahkan masalah, 2 meningkatkan keterampilan berkomunikasi yang efektif sehingga dapat mendorong timbulnya kepatuhan peserta didik, 3 menunjukkan konsekuensi- konsekuensi logis dan alami sesegera mungkin kepada peserta didik, 4 mengajak peserta didik untuk mendiskusikan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, 5 menganalisis permasalahan yang ada secara bersama antara anak dan orang 28 dewasa, 6 melibatkan anak dengan pengalaman dari permasalahan yang nyata, 7 mengendalikan kedisiplinan peserta didik melalui penegakan peraturan di kelas, 8 modifikasi perilaku dengan menciptakan lingkungan yang dirancang untuk meningkatkan kedisiplinan, dan 9 memberikan peserta didik tantangan untuk disiplin. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, kita mengetahui bahwa cara-cara menanamkan disiplin dapat dilakukan secara otoriter, permisif, atau demokratis. Selain itu, orang tua juga dapat menanamkan disiplin melalui pendekatan disiplin negatif dan positif. Tentu kita berharap dapat membentuk disiplin bagi anak melalui pendekatan disiplin yang positif dan secara demokratis, supaya anak tetap merasa mendapatkan kasih sayang serta penerimaan dari orang- orang yang ada di sekitarnya. Modifikasi perilaku menjadi salah satu upaya dalam mendisiplinkan anak dengan pendekatan yang positif, yaitu menggunakan pengkondisian untuk mengubah perilaku secara berangsur-angsur. Modifikasi perilaku sangat dipengaruhi oleh adanya teori belajar behavioristik, di mana teori ini menekankan pada perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Oleh sebab itu, selanjutnya akan dibahas tentang teori belajar behavioristik yang menjadi dasar dari strategi modifikasi perilaku.

C. Teori Belajar Behavioristik

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MELALUI PEMBERIAN REWARD PADA ANAK KELOMPOK A DI TK BAKTI IV Upaya Meningkatkann Kedisiplinan Melalui Pemberian Reward Pada Anak Kelompok A Di TK Bakti IV Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 12

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MELALUI PEMBERIAN REWARD PADA ANAK KELOMPOK A DI TK BAKTI IV Upaya Meningkatkann Kedisiplinan Melalui Pemberian Reward Pada Anak Kelompok A Di TK Bakti IV Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 3 14

PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK A DI TK WONOREJO KECAMATAN Peningkatan Kemandirian Anak Melalui Bermain Peran Pada Anak Kelompok A Di TK Wonorejo Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 11

PENINGKATAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG KARDUS PADA ANAK KELOMPOK B Peningkatan Kedisiplinan Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Wayang Kardus Pada Anak Kelompok B Di Taman Kanak-Kanak Kasih Bunda 02 Karangpelem, Kedawung,

0 1 15

PENINGKATAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG KARDUS PADA ANAK KELOMPOK B Peningkatan Kedisiplinan Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Wayang Kardus Pada Anak Kelompok B Di Taman Kanak-Kanak Kasih Bunda 02 Karangpelem, Kedawung,

0 1 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B1 TK PKK 51 TERONG, DLINGO, BANTUL, DIY.

3 56 143

PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH MELALUI TEKNIK KONTRAK PERILAKU (BEHAVIOR CONTRACT) PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ABA PAKIS DLINGO.

1 9 194

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR ANAK MELALUI TOKEN EKONOMI DI KELOMPOK B TK ABA DUKUH GEDONGKIWO YOGYAKARTA.

0 3 167

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A DI TK BENER YOGYAKARTA.

2 9 154

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B1 TK PKK 37 DODOGAN JATIMULYO DLINGO BANTUL.

0 1 159