Uji Coba Instrumen Instrumentasi Dan Teknik Pengumpulan Data

3. Uji Coba Instrumen

a. Validitas instrumen Instrumen yang baik, harus valid dan reliabel. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi, instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Oleh karena itu, perlu adanya validitas dan reliabilitas instrumen penelitian sebelum digunakan untuk mengumpulkan data. Validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang ingin diukur. Data yang dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti Sugiyono, 2008: 365. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengukur validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment sebagimana ditunjukkan berikut ini: ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan: r XY = koefisien korelasi antara X dan Y N = jumlah objek uji coba X = nilai dari X skor tiap item Y = nilai dari Y skor total item ∑X 2 = jumlah kuadrat nilai X ∑Y 2 = jumlah kuadrat nilai Y Suharsimi Arikunto, 2009: 171 Syarat sebuah instrumen disebut valid apabila r hitung r tabel. Hasil uji validitas instrumen dengan menggunakan program SPSS 17. Instrumen angket menunjukkan nilai 0,177 sampai 0,787, sedangkan instrumen test menunjukkan nilai -0,344 sampai 0,592. Sementara diketahui r tabel pada taraf signifikan 5 sebesar 0,361, karena ada r hitung yang lebih kecil dari r tabel, maka terdapat beberapa butir soal yang gugur. Berdasarkan hasil validitas instrumen, bahwa 25 butir soal pengetahuan kewirausahaan yang diujicobakan terdapat 5 butir soal yang dinyatakan tidak valid yakni butir nomor 7, 16, 17, 19, dan 24. Oleh sebab itu, terdapat 20 butir soal yang siap digunakan dalam proses pengambilan data. Dari 35 soal minat berwirausaha terdapat 4 butir soal yang dinyatakan tidak valid. Butir tersebut adalah butir nomor 11, 18, 26, dan 33. Oleh karena itu, terdapat 31 butir soal yang siap digunakan dalam proses pengambilan data. b. Reliabilitas instrumen Instrumen yang tidak reliabel tidak dapat digunakan untuk mengumpulkan data karena tidak memberikan informasi apapun. Reliabilitas dicapai apabila digunakan untuk mengukur himpunan objek yang sama berulang kali dengan instrumen yang sama atau serupa akan memberikan hasil yang sama atau serupa Purwanto, 2010: 161. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Penelitian ini menggunakan rumus Alfa Cronbach. Adapun rumusnya sebagai berikut: Keterangan: r i = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir soalpertanyaan s i 2 = variansi butir s t 2 = varians total Purwanto, 2010: 181 Selanjutnya hasil dari perhitungan tersebut diinterprestasikan dalam tabel interprestasi sebagai berikut: Tabel 7. Interprestasi Nilai r Besarnya Nilai r Interprestasi 0,00 – 0,19 Sangat rendah 0,20 – 0,39 Rendah 0,40 – 0,59 Sedang 0,60 – 0,79 Tinggi 0,80 – 1,00 Sangat tinggi Dari hasil uji reliabilitas instrumen menggunakan program SPSS 17, instrumen angket untuk minat berwirausaha menunjukkan nilai sebesar 0,938. Hal ini dapat diartikan bahwa angka tersebut memiliki realibilitas ∑ yang sangat tinggi. Pada instrumen test yang digunakan untuk mengukur pengetahuan kewirausahaan, menunjukkan nilai sebesar 0,509. Hal tersebut dapat diartikan bahwa realibitas yang sedang.

E. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Remaja Putri Di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta.

0 2 11

MODEL PENDIDIKAN JIHAD PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA Model Pendidikan Jihad Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta dan Pondok Pesantren Darusy Syahadah Boyolali 2015-2016.

0 5 20

MODEL PENDIDIKAN JIHAD PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA Model Pendidikan Jihad Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta dan Pondok Pesantren Darusy Syahadah Boyolali 2015-2016.

0 6 21

PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN PADA OSTI (ORGANISASI SANTRI TA’MIRUL ISLAM) PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM Pendidikan Kepemimpinan Pada OSTI (Organisasi Santri Ta’mirul Islam) Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta Dalam Membentuk Karakter Pemimpin.

0 0 14

PENDAHULUAN Pendidikan Kepemimpinan Pada OSTI (Organisasi Santri Ta’mirul Islam) Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta Dalam Membentuk Karakter Pemimpin.

0 2 20

PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN PADA OSTI (ORGANISASI SANTRI TA’MIRUL ISLAM) PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM Pendidikan Kepemimpinan Pada OSTI (Organisasi Santri Ta’mirul Islam) Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta Dalam Membentuk Karakter Pemimpin.

0 2 18

STRATEGI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA Strategi Pendidikan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta Dalam Membentuk Karakter Bangsa.

0 0 13

STRATEGI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA Strategi Pendidikan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta Dalam Membentuk Karakter Bangsa.

0 1 23

PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SANTRI DI PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SANTRI DI PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA Tahun Pelajaran 2010/ 2011.

0 2 14

PENDAHULUAN PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SANTRI DI PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA Tahun Pelajaran 2010/ 2011.

0 1 15