Tabel 4. Jadwal Ekstrakurikuler
No. Kegiatan Hari Waktu
1. Muhadhorohpidato Kamis
Sabtu • 13.30-15.00
• 20.00-22.00 • 20.00-22.00
2. Pramuka Minggu 13.30-15.00
3. Lari pagi
Rabu Jum’at
05.00-06.00 05.00-07.00
4. Tata boga dan tata busana
Jum’at 09.00-selesai
Sumber: Dokumentasi Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Tegalsari Surakarta 2010
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Evy Celica 2010 tentang “Hubungan Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha Peserta Didik Mata Diklat
Produktif Tingkat Dasar Pada Program Studi Tata Boga SMK Negeri 3 Klaten”. Hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1 Jiwa
kewirausahaan peserta didik mencakup berjiwa wirausaha, kepemimpinan, mengambil risiko, mengambil keputusan, perencanaan bisnis, dan
menggunakan waktu secara efektif termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai rerata 20,33; 2 Minat berwirausaha peserta didik mencakup
kondisi psikis, kondisi fisik, dan kondisi lingkungan termasuk dalam kategori baik dengan nilai rerata 57,77; dan 3 Terdapat hubungan positif dan signifikan
antara jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha peserta didik mata diklat produktif tingkat dasar pada program studi tata boga dengan koefisien sebesar
0,523 dan sumbangan relatif sebesar 52,30.
Penelitian yang dilakukan oleh Prajnya Paramita 2005 tentang “Bimbingan Ibu dengan Minat Berwirausaha Makanan Tradisional dari Sagu
Pada Remaja Putri di Distrik Sentani Kabupaten Jayapura Papua”. Hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1 Bimbingan ibu terhadap makanan
tradisional dari sagu pada remaja putri berdasarkan perhitungan mean yaitu rata-rata 58,86; dan 2 minat berwirausaha makanan tradisional dari sagu pada
remaja putri berdasarkan perhitungan mean yaitu rata-rata 64,5 dan berada pada kategori kecenderungan sedang atau cukup.
C. Kerangka Berfikir
Sumber daya manusia, dalam hal kaitannya dengan pekerjaan dewasa ini, maka yang terjadi secara umum di Indonesia adalah adanya kesenjangan antara
jumlah lowongan pekerjaan yang ada dengan jumlah pencari kerja. Jumlah pencari kerja selalu lebih banyak dibandingkan dengan jumlah lowongan
pekerjaan yang ada. Hal ini berlangsung terus menerus setiap tahunnya. Oleh karena itu, diperlukan adanya perubahan pemikiran dari masing-masing
individu untuk dapat merubah orientasinya dari yang semula hanya menjadi pekerja ke arah wirausaha.
Hal ini menunjukan bahwa betapa pentingnya wirausaha dalam masa pembangunan saat ini. Jiwa wirausaha sebagai salah satu modal untuk
berwirausaha perlu ditanamkan pada setiap individu, termasuk pada santri Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Tegalsari Surakarta, khususnya santri putri.
Ini dikarenakan bahwa pada pondok pesantren ini selain memberikan para
santrinya dengan berbagai pengetahuan agama, juga membekali keterampilan berupa tata boga serta adanya kunjungan ke berbagai industri. Oleh karena itu
potensi untuk menumbuhkan minat berwirausaha sangat mungkin bagi santri putri pondok pesantren. Agar santri putri ini memiliki pengetahuan
kewirausahaan dan mampu berwirausaha, maka yang perlu didorong pertama kali adalah minat santri putri untuk berwirausaha itu sendiri. Dengan adanya
minat maka akan mendorong keinginan santri putri untuk memperhatikan secara sungguh-sungguh bidang wirausaha dan nantinya diharapkan dengan
pengetahuan dan minat yang dimilikinya itu akan mau terjun ke dunia wirausaha.
Seseorang yang berwirausaha akan diawali adanya minat di dalam dirinya. Minat ini tidak timbul dengan sendirinya tetapi tumbuh dan berkembang sesuai
dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi timbulnya minat
berwirausaha antara lain karena adanya motif, perhatian, dan perasaan. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha antara lain lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat. Pembelajaran kewirausahaan merupakan cara efektif untuk dapat
menumbuhkan pengetahuan kewirausahaan dan minat berwirausaha. Cara tersebut dilakukan melalui pemberian materi tentang kewirausahaan dengan
memandang ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Tegalsari Surakarta, untuk mengetahui pengetahuan kewirausahaan dan minat
berwirausaha santri putri setelah dilakukan pembelajaran tersebut.
Sejalan dengan itu, pembelajaran kewirausahaan bagi santri putri di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Tegalsari Surakarta diharapkan dapat memberikan
pengetahuan kewirausahaan serta motivasi terhadap santri putri tersebut untuk dapat berwirausaha. Inti permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana
mengetahui perbedaan pengetahuan kewirausahaan dan minat berwirausaha santri putri Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Tegalsari Surakarta pada
kelompok yang diberikan bahan ajar dengan bimbingan guru dan kelompok yang diberikan bahan ajar dengan belajar secara mandiri.
Dalam penelitian ini akan dilakukan perlakuan dengan mengambil dua kelompok. Kelompok A dalam proses pembelajarannya diberikan bahan ajar
dengan belajar secara mandiri dan kelompok B diberikan bahan ajar dengan bimbingan guru. Data kesimpulan awal diperoleh dari pre test pada kedua
kelompok. Data hasil pembelajaran diperoleh dari pemberian post test setelah sebelumnya diberikan perlakuan. Dari hasil post test inilah akan diketahui dari
kelompok manakah yang pengetahuan kewirausahaan dan minat berwirausahanya lebih tinggi. Secara skematik yang menjadi pemikiran dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
= variabel yang diteliti = variabel yang tidak diteliti
Gambar 3. Kerangka berfikir pembelajaran kewirausahaan bagi santri putri di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Tegalsari Surakarta
Pemberian bahan ajar
dengan belajar secara mandiri
Pengetahuan Kewirausahaan
Minat berwirausaha
Analisis Uji t Santri Putri
Peneliti
Pemberian bahan ajar
dengan bimbingan guru
Post test Post test
Pre test Pre test
Kelompok B Kelompok A
Faktor internal eksternal
D. Hipotesis Penelitian