33
Bobot basah g
Bobot basah diukur setiap 2 minggu sekali dengan mencabut secara hati-hati  tanaman  kemudian  membersihkan  tanah  yang  menempel  dan
menimbangnya.
Bobot kering g
Bobot  kering  diukur  setiap  2  minggu  sekali  setelah  melakukan penimbangan  untuk  bobot  basah,  tanaman  dikeringovenkan  hingga
bobotnya  tetap  ±suhu  60°C  selama  3  x  24  jam.  Menurut  Baskoro  dan Purwoko, 2010: 7.
H. Teknik Analisis Data
Data  yang  diperoleh  akan  dianalisis  dengan  menggunakan  analisis statistik  One  Way  Anova  untuk  mengetahui  pengaruh  media  lumut
terhadap pertunasan dan pertumbuhan tanaman binahong. Selanjutnya  apabila  terdapat  pengaruh  nyata,  maka  dilanjutkan
dengan  uji Duncan’s  Multiple  Range  Test  DMRT  untuk  mengetahui
perbedaan rerata antar kelompok kontrol dengan masing-masing kelompok perlakuan.
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
-pertunasan Hasil  rerata  tanaman  binahong  yang  muncul  tunasnya  pada  1MST
Minggu  Setelah  Tanam  terlihat  pada  Gambar  4.  Menunjukkan  bahwa komposisi  lumut  yang  optimal  untuk  pertunasan  tanaman  binahong  adalah
R1.C  10,  30g  lumut900g  media  dengan  hasil  83.33    pada  minggu pertama  setelah  tanam.  Sedangkan  yang  memberikan  hasil  paling  sedikit
adalah R1.A Kontrol, 0g lumut900g tanah.
Gambar 4. Histogram persentase pertunasan tanaman binahong -tinggi tanaman
Hasil  analisis  anova  tinggi  tanaman  lampiran  4  pada  2MST,  4MST, 6MST,  8MST,  10MST  dan  12MST
menunjukkan  nilai  signifikansi    0,05
66,67 72,22
83,33 77,78
69,44
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
KONTROL A
B C
D E
Persentase  Tunas Pada 1 MST
35
yang  berarti  perlakuan  komposisi  lumut  memberikan  pengaruh  nyata  pada tinggi tanaman binahong.
Kemudian  dilanjutkan  dengan  uji  Duncan  yang  hasilnya  lampiran  2 menunjukkan  bahwa  rata-rata  tertinggi  pada  12MST  adalah  R1.C,  yang
terendah adalah R1.B dan dapat dilihat dari Gambar 5.
Gambar 5. Grafik pertambahan tinggi tanaman binahong -jumlah daun
Hasil  analisis  anova  jumlah  daun  lampiran  4  pada  4MST,  6MST, 10MST  dan  12MST  menunjukkan  bahwa  nilai  signifikansi    0,05  yang
berarti perlakuan komposisi lumut memberikan pengaruh nyata pada  jumlah daun  tanaman  binahong.  Kemudian  dilanjutkan  dengan  uji  Duncan  yang
hasilnya  lampiran  2  menunjukkan  bahwa  rata-rata  tertinggi  pada  10MST adalah R1.D, yang terendah adalah R1.B dan dapat dilihat dari Gambar 6.
20 40
60 80
100 120
140 160
180
2mst 4mst
6mst 8mst
10mst 12mst
Tinggi tanaman cm
kontrol R1.A Lumut 5 R1.B
Lumut 10 R1.C Lumut 15 R1.D
Lumut 20 R1.E
36
Sedangkan  hasil  analisis  anova  jumlah  daun  lampiran  4  pada  2MST dan  8MST  menunjukkan  nilai  signifikansi    0,05  sehingga  berarti  tidak
berpengaruh nyata.
Gambar 6. Grafik pertambahan jumlah daun tanaman binahong -panjang akar
Hasil  analisis  anova  panjang  akar  lampiran  4  menunjukkan  nilai signifikansi  0,05 sehingga berarti tidak berpengaruh nyata pada semua data
yang  diujikan.  Namun  jika  dilihat  dari  Gambar  7  menunjukkan  bahwa  rata- rata tertinggi pada 12MST adalah R1.E dan yang terendah adalah R1.B.
-bobot basah Hasil analisis anova bobot basah lampiran 4 pada 10MST dan 12MST
menunjukkan  bahwa  nilai  signifikansi    0,05  yang  berarti  perlakuan komposisi  lumut  memberikan  pengaruh  nyata  pada  bobot  basah  tanaman
binahong. Kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan yang hasilnya lampiran
10 20
30 40
50 60
2mst 4mst
6mst 8mst
10mst 12mst
Jumlah daun helai
komtrol R1.A Lumut 5 R1.B
Lumut 10 R1.C Lumut 15 R1.D
Lumut 20 R1.E