Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

41 akar. Aliran masa adalah gerakan unsur hara di dalam tanah menuju permukaan akar tanaman bersama-sama gerakan masa air. Gerakan ini berlangsung secara terus-menerus karena diserap oleh akar dan menguap melalui transpirasi. Proses ini penting untuk penyediaan unsur-unsur N, Ca, S dan Mo. Difusi merupakan proses penyediaan hara yang paling dominan untuk unsur P dan K. Air beserta unsur hara yang terlarut di dalamnya disebut dengan larutan tanah. Saat akar tanaman menyerap unsur hara dari larutan tanah, unsur hara lain yang terlarut dalam air bergerak menuju akar sebagai akibat hukum difusi Puslitloka, 2010: 138. Difusi adalah pergerakan neto dari satu tempat ke tempat lain akibat aktivitas kinetik acak atau gerak termal dari molekul atau ion Salisbury dan Ross, 1995: 32. Dari hasil penelitian gambar 7, 8 dan 9 menunjukkan bahwa panjang akar tertinggi pada 12 MST diperoleh dari media R1.C serta diikuti dengan bobot basah dan bobot kering tanaman yang tertinggi pada 12 MST. Hal ini menandakan bahwa semakin panjang akar pada tanaman memberikan gambaran semakin banyak juga unsur hara yang mampu diserapnya sehingga meningkatkan bobot yang dihasilkan oleh tanaman binahong. Menurut Puslitloka 2010: 139, intersepsi akar merupakan proses penyediaan hara yang penting untuk unsur Ca. Akar tanaman aktif tumbuh memanjang, sehingga mencapai larutan tanah. memanjangnya akar tanaman berarti memperpendek jarak antara permukaan akar dan unsur hara dalam larutan tanah tersebut. Unsur-unsur hara yang telah tersedia di 42 sekitar perakaran tersebut selanjutnya diserap oleh akar tanaman melalui proses serapan aktif yang selektif dan memerlukan energi metabolik. Penggunaan stek batang tanaman binahong pada penelitian ini, dimaksudkan untuk melihat pada pertunasannya sehingga diketahui potensi munculnya tunas. Menurut Prastowo dan Roshetko 2006: 31, stek cutting atau stuk atau potongan adalah menumbuhkan bagian atau potongan tanaman sehingga menjadi tanaman baru. Selain itu, menurut Sitompul dan Guritno 1995: 21 substrat yang terdapat di dalam stek karbohidrat, lemak dan protein akan mengalami perombakan secara enzimatik untuk mendukung aktivitas tunas membentuk bakal tanaman yang kemudian membentuk organ-organ utama tanaman seperti batang, daun dan akar. Menurut Rahardja dan Wiryanta 2003: 23, tunas merupakan ranting muda yang baru tumbuh atau calon tanaman baru yang tumbuh dari bagian tanaman. Sesuai dengan Zulkarnain 2014: 99, pada sel-sel yang baru terbentuk akan terjadi pemanjangan sel yang membutuhkan ketersediaan air yang cukup, rangsangan hormon tertentu yang merangsang perentangan sel dan ketersediaan karbohidrat. Pada awal masa tanam penelitian ini, stek sangat membutuhkan suplai air dikarenakan hanya memiliki 1 helai daun saja sehingga perlu sangat dijaga kelembapan nya supaya tidak mudah layu. Peran lumut dalam hal ini adalah sebagai penyimpan air dan penjaga kelembapan media. Menurut Warming dan Smith 1896 dalam Satiyem 2012: 17, ciri lain dari lumut yang 43 mempunyai arti penting dalam ekologi ialah kemampuannya menyimpan air yang tertangkap diantara daun dan tangkainya. Fried dan Hademenos 2005: 167 menyatakan bahwa salah satu hormon pertama yang ditemukan pada tumbuhan adalah auksin. Auksin memainkan peranan penting dalam beragam perilaku dan pola pertumbuhan. Auksin terlibat dalam supresi tunas lateral di sepanjang batang. Auksin memberikan pengaruh-pengaruhnya itu pada konsentrasi yang berbeda-beda. Kadar auksin yang merangsang tunas mungkin cukup berbeda dengan yang merangsang akar. Pada penelitian ini, pertumbuhan akar lebih mudah daripada pertumbuhan tunasnya dikarenakan saat pengamatan 1MST ditemukan semua stek sudah memiliki akar meskipun jika belum bertunas. Hasil pertambahan tinggi dan jumlah daun tanaman binahong selama masa penelitian terus meningkat, hal tersebut mengindikasikan bahwa zat hara yang terkandung dalam media dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk pertambahan tinggi tanaman binahong. Menurut Tatik dkk 2014: 186, pertambahan sel-sel tanaman ini berupa memanjang atau membesarnya sel. Pertambahan sel pada tanaman sangat dipengaruhi oleh bertambahnya umur tanaman dan tersedianya unsur hara dalam tanah. Mengacu pada hal tersebut dapat menjelaskan adanya pertambahan tinggi tanaman pada tiap umur pengamatan. Tinggi tanaman merupakan suatu pencerminan dari pertumbuhan tanaman yang menyebabkan perpanjangan ruas-ruas tanaman yang disebabkan oleh memanjang dan membesarnya 44 sel-sel. Dan menurut Gardner et al 1991, pemotongan stek dari batang akan memicu bekerjanya meristem ujung yang menghasilkan sel-sel baru di ujung akar atau batang sehingga mengakibatkan tumbuhan bertambah tinggi. Peningkatan tinggi tanaman diikuti meningkatnya jumlah daun yang dihasilkan tanaman binahong Baskoro dan Purwoko, 2010: 9. Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan komposisi lumut dalam media tidak berpengaruh nyata terhadap semua data yang diujikan pada panjang akar. Hasil ini memperlihatkan bahwa pengaruhnya paling kecil dibandingkan peubah lainnya. Jika dilihat dari grafik perubahan panjang akar cukup fluktuatif. Terkadang grafik nya naik dan terkadang juga turun. Namun pada perlakuan R1.E 20, 60g lumut900g media terus mengalami peningkatan hingga akhir pengamatan. Ketersediaan unsur P yang lebih banyak dibanding unsur K dalam lumut pada kadar tertinggi memungkinkan kemaksimalan fungsi unsur P yang mendukung pertumbuhan akar tanaman. Menurut Untung 2008: 15, unsur P sangat baik untuk perkembangan akar. Semakin baik pertumbuhan akar maka semakin baik pula kondisi tanaman. Pembentukan tajuk berjalan lancar karena efisiensinya penyerapan akar yang telah meluas. Nitrogen memiliki fungsi merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, mendorong pembentukan daun dan batang tanaman. Jika kekurangan Nitrogen maka pertumbuhan tanaman terhambat Tjahjadi, 1989: 15. Menurut Sitompul dan Guritno 1995: 8, pertumbuhan yang dibatasi sebagai pertambahan bobot kering dapat sangat bermanfaat dalam 45 fisiologi tumbuhan. Produksi tanaman biasanya lebih akurat dinyatakan dengan ukuran bahan kering dari dengan bobot segar basah yang mana dapat sangat mempengaruhi kondisi kelembapan. Hakim et al. 1986 menyatakan bahwa unsur nitrogen berperan dalam meningkatkan produksi bobot basah dan bobot kering tanaman Baskoro dan Purwoko, 2010: 10. Pada perlakuan R1.E 20, 60g lumut900media memberikan hasil yang optimum bagi kedua peubah tersebut. Hal ini dimungkinkan karena banyaknya komposisi lumut pada media tersebut. Menurut hasil penelitian Baskoro dan Purwoko 2010: 10, perlakuan pupuk organik berbeda nyata terhadap bobot kering akar, batang, dan total tanaman. Hal tersebut diduga disebabkan oleh tersedianya nitrogen yang cukup tinggi pada setiap pupuk organik. Sementara itu, pada penelitian ini kadar pupuk kandang sapi pada semua media tanam adalah sama, yakni 300g dalam 900g media. Maka dimungkinkan kadar lumut yang menentukan peran media dalam peningkatan bobot tanaman. Selain itu, unsur N juga diperoleh dari pupuk organik yakni pupuk kandang sapi. Menurut Suwahyono 2011: 35, kandungan pupuk kandang sapi secara umum adalah N 0.8 - 1.2 , P 2 O 5 0.44 - 0.88 dan K 2 O 0.4 - 0.8 . Tanah pada penelitian ini Berbah termasuk jenis tanah regosol slemankab.go.id, 2011: II-5. Warna tanah regosol agak kecokelatan atau cokelat kekuningan hingga keputihan Sunarko, 2014: 90. Menurut Widodo 2007: 11, regosol adalah tanah mineral yang belum 46 berkembang, mempunyai tekstur pasir karena kandungan fraksi pasirnya lebih dari 60 sampai pada kedalaman 25-100 cm. Kadang-kadang berlapis-lapis antara pasir dan kerikil atau padas yang agak permeabel. Pada umumnya, miskin unsur hara karena mudah tercuci, semakin kasar teksturnya semakin miskin unsur hara. Selain itu, sering kekurangan air sehingga pemberian bahan organik dengan dosis tinggi merupakan salah satu cara pengelolaan yang tepat untuk membantu perbaikan tanah tersebut Widodo, 2007: 11. Unsur hara tanah regosol biasanya miskin hara hidrogen dengan pH netral-agak masam Sunarko, 2014: 91. Umumnya tanah regosol cukup K hanya mungkin dalam bentuk belum tersedia bagi tanaman Rosmarkam dan Yuwono, 2002: 106. Jika diberikan pupuk organik dan pengairan yang baik, tanah ini dapat digunakan untuk areal persawahan, palawija, sayur-sayuran, serta perkebunan tembakau dan tebu Sunarko, 2014: 91. Sehingga pada penelitian ini, fungsi komposisi lumut dihubungkan dengan tanah supaya membantu perbaikan kondisi tanah itu sendiri. Menurut Tjitrosomo dkk 1992: 180, temperatur mempengaruhi semua kegiatan tumbuhan absorpsi air, fotosintesis, transpirasi, respirasi, perkecambahan, tumbuhan dan reproduksi. Temperatur yang rendah hampir sama pengaruhnya dengan temperatur tinggi, keduanya sama-sama mempengaruhi proses metabolisme tumbuhan. Tingginya temperatur mangakibatkan tumbuhan menjadi layu karena lebih banyak air yang ditranspirasikan ke udara dari pada yang diabsorpsi oleh akar. Pada 47 penelitian ini, biasanya terjadi daun layu sementara pada siang hari dikarenakan suhu meningkat. Sedangkan pada pagi dan sore hari daun terlihat segar kembali. Suhu berkisar 25-33ºC, suhu media dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Semakin tinggi suhu lingkungan maka suhu media pun semakin tinggi. Suhu media berkisar antara 28-30ºC. Suhu lingkungan dan suhu media Lampiran 3 pada penelitian ini termasuk aman untuk tanaman karena belum memasuki suhu ekstrim. Menurut Zulkarnain 2014: 73, suhu udara yang ektrim, misalnya: 46-54ºC dapat menyebabkan terjadinya koagulasi protein di dalam sel sehingga dapat berakibat fatal bagi tanaman. Aktivitas biologi di dalam tanah juga dipengaruhi oleh pH tanah. Pengaruh di dalam kecepatan penguraian bahan organik. Pada pH sekitar 6-7, mikroorganisme tanah paling aktif menguraikan bahan organik dan membantu cepatnya ketersediaan unsur hara di dalam tanah. pH optimum untuk pertumbuhan sebagian besar tanaman berkisar pada pH 6-6.5 Agustina, 2004: 27. Pada penelitian ini pH media berkisar antara 5.6-6.4 sehingga masih dalam kondisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman karena tidak terlalu asam dan juga tidak terlalu basa. Menurut Juanda dan Cahyono 2005: 21, sifat kimia tanah salah satunya berupa derajat keasaman pH tanah merupakan salah satu faktor pembatas yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman. Kondisi tanah yang terlalu masam akan berpengaruh pada ketersediaan boron, magnesium dan 48 molybdenum. Sebaliknya, kondisi tanah yang terlalu basa berpengaruh terhadap ketersediaan zat hara kalium. Hama yang menyerang tanaman binahong selama masa penelitian adalah belalang, ulat api, ulat grayak, siput kecil, bekicot, kutu putih dan kepik. Masing-masing menyerang bagian tanaman yang berbeda dan mengakibatkan kerusakan yang berbeda. Sejak awal minggu setelah ditanam, hama yang menyerang adalah bekicot dengan memakan daun pada stek batang yang ditanam sehingga mengakibatkan tanaman cukup kesulitan untuk memulai pertunasan. Hama ini terus berdatangan hingga penelitian berakhir. Diikuti dengan datangnya siput kecil juga yang menimbulkan bekas yang sama dengan bekicot. Kedua hama tersebut memakan daun dibagian bawah dekat media. Belalang, ulat api dan ulat grayak memakan daun lalu mengakibatkan daun berlubang-lubang. Kotoran dari ulat juga dapat mengganggu kesehatan daun sehingga daun menjadi rusak. Menurut Baskoro dan Purwoko 2010: 8, belalang dan ulat api merupakan hama yang menyerang tanaman dengan cara memakan daun-daun muda dan batang muda. Penyakit yang terjangkit oleh tanaman binahong dalam penelitian ini adalah layu dan bercak. Kedua hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena tidak banyak yang terserang dibandingkan dengan akibat yang ditimbulkan oleh hama tanaman. 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Persentase terbaik bagi pertunasan tanaman binahong dengan komposisi lumut sebagai media adalah 83,33 pada R1.C 30g lumut900g media 10. 2. Komposisi lumut berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman binahong tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah dan bobot kering, namun pengaruhnya sangat kecil terhadap panjang akar. 3. Komposisi lumut yang optimal untuk tinggi tanaman binahong adalah 10 30g lumut900g media, untuk jumlah daun tanaman binahong adalah 15 45g lumut900g media dan 20 60g lumut900g media untuk panjang akar, bobot basah serta bobot kering tanaman binahong.

B. Saran

1. Untuk penanaman yang bertujuan mengambil manfaat dari daun binahong, disarankan menggunakan media dengan komposisi lumut 15 45g lumut900g media sesuai dengan hasil penelitian ini supaya mendapatkan jumlah daun yang maksimal. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap pertumbuhan tanaman binahong lebih baik menggunakan biji atau benih, supaya lebih terjamin homogenitasnya dengan pengulangan yang lebih banyak serta media tanam yang lebih variatif. 50 3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai hama tanaman binahong untuk dapat mengendalikannya dan menghindari kerusakan pada tanamannya sehingga diperoleh manfaatnya secara maksimal. Menggunakan biopestisida atau pestisida nabati, menurut Asmaliyah dkk 2010: 17-54 ada 174 tanaman yang dapat dimanfaatkan, diantaranya: jarak, mimba, mindi, nilam dan sirsak. 51 DAFTAR PUSTAKA Agustina, Lily. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Jakarta: Rineka Cipta. Ariani, Suci, Agustina Loho Meilany F. Durry . 2013. “Khasiat Daun Binahong Anredera cordifolia Ten. Steenis Terhadap Pembentukan Jaringan Granulasi Dan Reepitelisasi Penyembuhan Luka Terbuka Kulit Kelinci ”. Jurnal e-Biomedik eBM , Volume 1, Nomor 2, Juli 2013, hlm. 914-919. Asmaliyah, Etik Erna W.H., Sri Utami, Kusdi M, Yudhistira Fitri W.S. 2010. Pengenalan Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati dan Pemanfaatannya Secara Tradisional . Palembang: Kementrian Kehutanan ISBN 978-602- 98588-0-8. Baskoro, Dan Purwoko, Bambang S. 2 010. “Pengaruh Bahan Perbanyakan Tanaman dan Jenis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Binahong Anredera cordifolia Ten. Steenis”. Jurnal Hort. Indonesia 21:6-13. Agustus 2010. Campbell, Neil A. Reece, Jane B. Lawrence G. Mitchel. 2003. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima . Jakarta: Erlangga. Febrianti, Gho irun N. 2015. “Identifikasi Tumbuhan Lumut Bryophyta Di Lingkungan Universitas Jember Serta Pemanfaatannya Sebagai Buku Nonteks”. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan, Universitas Jember. Feriadi, Henry Frick, Heinz. 2008. Atap Bertanaman Ekologis Dan Fungsional. Yogyakarta: Kanisius. Fried, George H. Hademenos, George J. 2005. Schaum’s Outlines BIOLOGI. Jakarta: Erlangga. Hariana, Arief. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya. Holland, Julian, Martin Clowes, Leon Gray, Rachel Hutchings, Mike McGuire, Jeffrey Farrow, Nigel White, Julian Baker, Wendy Brown, Miranda Smith, Mike Davis, Nicky Studdart, Julie Ferris, Sheila Clewley, Wendy Allison, Steve Robinson, Christopher Cowlin, Caroline Jackson, Charles Taylor, Clive Gifford, Peter Mellett, Martin Redfern, Carole Stott, Richard Walker Brian Williams. 2004. Ensiklopedia Iptek 2 Makhluk Hidup, Manusia. Penerjemah: Tim Penerbit Lentera Abadi M. Andin. Jakarta: Lentera Abadi. 52 Juanda, D.J.S. Cahyono, B. 2005. WIJEN Teknik Budi Daya dan Analisis Usaha Tani . Yogyakarta: Kanisius. Kurniasih, Nunung, Mimin Kusmiyati, Nurhasanah, Riska Puspita Sari Riza Wafdan. 2015 . “Potensi Daun Sirsak Annona muricata Linn, Daun Binahong Anredera cordifolia Ten Steenis, Dan Daun Benalu Mangga Dendrophthoe pentandra Seba gai Antioksidan Pencegah Kanker”. Jurnal UIN Sunan Gunung Djati Bandung Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911. Lestari, G. Kencana, Ira P. 2015. Tanaman Hias Lanskap. Jakarta: Swadaya. Liferdi L. Saparinto, Cahyo. 2016. Vertikultur Tanaman Sayur. Jakarta: Penebar Swadaya. Mangan, Yellia. 2009. Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi Kanker. Jakarta: Agromedia Pustaka. Octavia, Devi Ristian. 2009.” Uji Aktivitas Penangkap Radikal Ekstrak Petroleum Eter, Etil Asetat dan Etanol Daun Binahong Anredera cordifolia Tenore Steen Dengan Metode DPPH 2,2-difenil- 1pikrihidrazil”. Skripsi Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Surakarta. Pracaya. 2011. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya. Prastowo, N. J.M. Roshetko. 2006. Teknik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah . Bogor: ICRAF dan Winrock International. Purawijaya, Dandri Aly Priyantika, Adinda Gita. 2013. “Biological Assessment Pertumbuhan Lumut di Candi Borobudur pada Sisi Utara dan Selatan Lorong 2”. Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, Volume 7, Nomor 1, September 2013, Hal 60-65. Puslitloka. 2010. Buku Pintar Budi Daya Kakao. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Rahardja, P.C Wahyu W iryanta. 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Jakarta: Agromedia Pustaka. Riyanti, Yuliana. 2009 . “Pengaruh Jenis Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Sirih Merah Piper crocatum Ruiz and Pav. ”. Skripsi Program Studi Hortikultura, Departemen Agronomi Dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Rosmarkam, Afandie N.W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

0 28 89

Penganrh Salep Ekstrak I)aun Binahong (Anredera cordifulia (Tenore) Steenis) terhadap Pembentukan Jaringan Granulasi pada Luka Bakar Tikus Sprngue dawley (Studi Pendahuluan Lama Paparan Luka Bakar 30 Detik dengan Plat Besi

1 19 89

Uji aktivitas ekstrak Etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan Kafeina

1 42 73

Pengaruh pemberian salep ekstrak daun Binahong (anredera cordifolia (tenore) steenis) terhadap re-epitelisasi pada luka bakar tikus sprague dawley : studi pendahuluan lama paparan luka bakar 30 detik dengan plat besi

0 20 70

Pengaruh bahan perbanyakan tanaman dan jenis pupuk organik terhadap pertumbuhan tanaman binahong (Anredera Cordifolia [Ten.] Steenis)

0 5 93

Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

2 21 89

Pengaruh Jenis Eksplan dan Komposisi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Induksi Kalus dan Metabolit Sekunder Pada Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)

0 11 74

POLIPLOIDISASI PADA TANAMAN BINAHONG (Anredera cordifolia [Ten.] steen.).

0 4 25

PENGARUH LUMUT (BRYOPHYTA) SEBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.).

14 109 125

PENGARUH AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP PERBANYAKAN MIKRO TANAMAN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis)

0 1 9