KOIL DAN TAHANAN BALLAST

Kesimpulan : sudut dwell adalah sudut putar kam distributor pada saat kontak pemutus menutup B sampai kontak pemutus mulai membuka C pada tonjolan kam berikutnya. Hubungan sudut dwel dengan celah kontak pemutus Sudut dwell besar → celah kontak pemutus kecil Sudut Dwell kecil → celah kontak pemutus besar Sudut dwell ≈ 60 x sudut pengapian ≈ 60 x Sudut pengapian = Celah kontak pemutus besar • Sudut buka besar β • Sudut Dwell kecil α β Celah kontak pemutus kecil • Sudut buka kecil β • sudut Dwell besar α β Contoh : Menghitung sudut dwel motor 4 silinder dan 6 silinder Besar sudut Dwell dan kemampuan pengapian Kemampuan pengapian ditentukan oleh kuat arus primer. Untuk mencapai arus primer maksimum, diperlukan waktu pemutusan kontak pemutus yang cukup. • Sudut dwell kecil • Sudut dwel besar Waktu penutupan kontak pemutus pendek • Arus primer tidak mencapai maksimum • Kemampuan pengapian kurang. Motor 4 silinder Sudut pengapian = 90 4 360 360 = = z P.K Sudut dwel = 60 x 90 = 54 toleransi ± 2 Besar sudut dwel = 54 ± 2 Motor 6 silinder Sudut pengapian = 60 6 360 360 = = z P.K Sudut dwel = 60 x 60 = 36 toleransi ± 2 Besar sudut dwel = 2 36 ±

3. Kelompok 3

A. CARA KERJA SISTEM PENGAPIAN

Secara sederhana sistem pengapian konvensional dapat digambarkan dengan skema di bawah ini. Baterai memberikan arus yang besar sekitar 4 A pada kumparan primer yang mempunyai tahanan kecil. Kontak pemutus yang dibuka oleh cam dengan cepat memutus aliran arus primer I sehingga arusnya menjadi nol. Perubahan medan magnet yang sangat cepat pada kumparan primer saat kontak pemutus terbuka menghasilkan tegangan induksi. Jumlah kumparan sekunder yang jauh lebih banyak dibandingkan kumparan primer bekerja seperti transformator penaik tegangan yang dapat meningkatkan tegangan menjadi sangat tinggi pada kumparan sekunder. Kondensor dapat meredam percikan api di antara kontak pemutus saat kontak pemutus terbuka. Kemampuan pengapian baik, tetapi waktu mengalir arus terlalu lama maka kontak pemutus menjadi panas dan kontak pemutus cepat aus. Cara kerja sistem pengapian konvensional terjadi pada saat breaker point tertutup dan pada saat breaker point terbuka yang dijelaskan sebagai berikut : 1 Breaker Point Tertutup Pada saat breaker point tertutup maka arus dari baterai mengalir melalui terminal positif kumparan primer primary coil, terminal negatif dan breker point, selanjutnya ke masa. Akibatnya, garis-garis gaya magnet akan terbentuk disekeliling kumparan. Garis-garis Gaya Magnet Saat Breaker Point Tertutup 2 Breaker Point Terbuka Bila poros engkol memutarkan cam shaft sehingga distributor cam membuka breaker point, menyebabkan arus yang mengalir melalui kumparan primer tiba-tiba terputus. Breaker Point Terbuka Sebagai akibatnya, garis-garis gaya magnet yang telah terbentuk pada kumparan primer mulai berkurang. Karena self-induction pada kumparan primer dan mutual induction pada kumparan sekunder, maka EMF Electro

Dokumen yang terkait

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MEMANFAATKAN PANEL DAN WIRING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN PADA SISWA KELAS XI TKR DI SMK NEGERI 2 MEDAN.

0 2 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISTEM KELISTRIKAN PADA SISWA KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK PARULIAN 3 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

1 3 26

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN CHASIS OTOMOTIF KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 1 68

KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KELISTRIKAN OTOMOTIF SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA.

0 7 142

PENGARUH KELENGKAPAN PERALATAN PRAKTIK BENGKEL OTOMOTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN KELAS XI JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN.

4 16 103

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEORI PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN KELAS XI JURUSAN TKR SMK 45 WONOSARI.

0 7 208

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran TIK

0 0 2

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM KELISTRIKAN DI KELAS XII TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MUHAMMADIYAH PAKEM TAHUN PELAJARAN 2016/2017

0 0 10

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM REM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 13