Keadaan Ekonomi. Keadaan Sosial Budaya dan Keagamaan.

28 Konon riwayatnya pada tahun Saka 833 911 Masehi, Raja Singhamandawa mengizinkan penduduk Turunan Trunyan membangun kuil. Kuil berupa bangunan bertingkat tujuh ini merupakan tempat pemujaan Bhatara Da Tonta. Desa Trunyan merupakan desa Tua di Bali, yang masih memegang teguh warisan dan tradisi leluhur. Untuk menjangkau lokasi, ada dua akses yaitu yang pertama adalah lewat askes dengan menggunakan sarana angkutan penyeberangan perahu tempel dan dayung, dan dari darat. Dari dermaga Kedisan, perjalanan bisa ditempuh kira-kira 15 menit, sedangkan dari dermaga di Desa Trunyan perjalanan memakan waktu separuhnya atau sekitar 7 menit. 2

3.2. Sistim Sosial Masyarakat Trunyan

3.2.1 Keadaan Ekonomi.

3 Desa Trunyan masih sangat bercorak agraris yang menitik beratkan pada sektor pertanian. Hal ini didukung oleh penggunaan lahan pertanian yang masih mempunyai porsi terbesar sebanyak 100 dari total penggunaan lahan desa. Juga 80 mata pencaharian penduduk menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Hasil komoditi sebagai andalan adalah hasil pertanian. Beberapa sektor ekonomi yang tergolong Economic Base dan menonjol di samping pertanian adalah peternakan dan perikanan. Pada sektor perdagangan sebagai penggerak ekonomi masyarakat fasilitas pasar yang ada yaitu pasar satu buah. Pada sektor jasa, yang menonjol adalah tumbuhnya lembagaistitusi Keuangan Mikro berupa Koperasi LPD sebagai pendukung ekonomi 2 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Trunyan 3 Data Desa tentang kondisi Desa trunyan 29 desa. Hal ini diharapkan akan membawa dampak positif dalam perkembangan ekonomi desa secara keseluruhan.

3.2.2. Keadaan Sosial Budaya dan Keagamaan.

4 Jumlah penduduk Desa Trunyan berdasarkan hasil sensus pada tahun 2013 sebanyak 2.886 jiwa, terdiri dari 1.497 jiwa penduduk laki-laki dan 1.389 jiwa penduduk perempuan, yang terdiri dari 759 KK. Struktur penduduk menurut pendidikan menunjukkan kualitas sumber daya manusia yang dipunyai Desa Trunyan, yaitu Tidak Bersekolah 1.221 jiwa, SD sebanyak 1395 jiwa, SLTP sebanyak 137 jiwa, SLTA sebanyak 113 jiwa, Perguruan tinggi sebanyak 20 jiwa sedangkan yang berusia 16 tahun usia di atas pendidikan dasar yang belum pernah bersekolah 44,21 sedangkan yang mengikuti pendidikan 48,1 dan sisanya 9,2 tidak bersekolah lagi baik pada tingkat lanjut dan perguruan tinggi. Potensi yang dimiliki Desa Trunyan pada umumnya dipergunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan seluruh masyarakat terkait dengan pelayanan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Potensi khusus yang dimiliki oleh Desa Trunyan adalah sebagai objek pariwisata, Desa Trunyan memiliki objek wisata yang sangat unik dan menarik yang tidak dimiliki oleh daerah-daerah lain seperti kuburan yang unik, Puratempat ibadah serta wisata alam yang belum dikembangkan dan dikelola dengan baik. Desa Trunyan tidak mempunyai sistim kasta seperti pada masyarakat Bali pada umumnya atau Bali Besar, karena desa ini merupakan Desa Tua Bali atau sering disebut 4 Data Desa berdasarkan Hasil Sensus Tahun 2010 30 dengan Bali Tua. Kesejahteraan bersama menjadi tujuan masyarakat Trunyan, untuk ini kebersamaan, keramahan, serta menjaga dan memelihara segala warisan dari nenek moyang menjadi kewajiban dan bagian dari kehidupan masyarakat Desa Trunyan. Struktur penduduk menurut agama menunjukkan sebagian besar penduduk Desa Trunyan beragama Hindu 100, sehingga kebudayaan Desa Trunyan tidak terlepas dan diwarnai oleh Agama Hindu dengan konsep “Tri Hita Karana”hubungan yang selaras, seimbang, dan serasi antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan. Sebagaimana simbol-simbol dan upacara-upacara yang dilakukan penganut agama Hindu masyarakat Bali pada umumnya di Trunyan juga ada Pura, ada dewa-dewa yang dipercaya oleh masyarakat, serta ada upacara Ngaben bagi orang meninggal.

3.3. Sistim Kepercayaan Masyarakat Trunyan