Bila tidak senilai, namanya bukan ganti rugi, tetapi sekedar pemberian pengganti atas tanahnya yang tergusur. Prinsip dan tujuan UUPA harus
dimaknai bahwa ditempuhnya prosedur penggusuran tidak berarti akan merendahkan nilai ganti rugi tanah, bangunan dan tanamannya serta
benda-benda lain yang melekat pada bangunan dan tanah”.
117
Dalam pemberian ganti rugi tersebut, hal-hal yang harus diperhatikan adalah ganti rugi yang layak. Untuk itu, perlu dirumuskan pengertian dari kata
“layak” tersebut, yang secara awam dapat saja kita sebut dengan “harga yang wajar” atau titik tengah dari harga pasar dengan harga dalam tagihan pajak nilai
jual objek pajakNJOP.
118
Namun demikian ada pendapat yang patut dipedomani dari pengertian layak ini, yakni sebagaimana yang ditegaskan oleh AP.
Parlindungan:
119
“bahwa orang yang dicabut haknya itu tidak berada dalam keadaan lebih miskin ataupun akan menjadi miskin kelak karena uang ganti pembayaran
rugi itu telah habis dikonsumsi, minimal dia harus dapat dalam situasi ekonomi yang sekurang-kurangnya sama seperti sebelum dicabut haknya,
syukur kalau bertambah lebih baik, atau minimal harus dapatlah dia pengganti yang wajar, misalnya dengan pemberian ganti rugi tersebut yang
bersangkutan dapat membeli tanah di tempat lain yang memungkinkan dia membangun rumah kembali dan melanjutkan kehidupannya di tempat
yang baru.”
3. Penilaian Ganti Kerugian
Penilaian ganti kerugian ditetapkan oleh penilai pertanahan yang ditetapkan oleh lembaga pertanahan Badan Pertanahan NasionalBPN RI.
Sesuai Pasal 1 angka 11 UU 22012, Penilai Pertanahan adalah:
117
Adrian Sutedi, Op.Cit., hal 184.
118
Ibid.
119
A.P. Parlindungan, Pencabutan Dan Pembebasan Hak Atas Tanah Suatu Studi Perbandingan, Op.Cit , hal 42-43.
Universitas Sumatera Utara
“orang perseorangan yang melakukan penilaian secara independen dan professional yang telah mendapat izin praktek penilaian dari Menteri
Keuangan dan telah mendapat lisensi dari lembaga BPN untuk menghitung nilaiharga objek pengadaan tanah”.
Penilaian besarnya nilai ganti kerugian oleh penilai dilakukan bidang per bidang tanah, meliputi:
120
1. Tanah;
2. Ruang atas tanah dan bawah tanah;
3. Bangunan;
4. Tanaman;
5. Benda yang berkaitan dengan tanah; danatau
6. Kerugian lain yang dapat dinilai.
Dalam UU 22012 tidak menyebutkan dasar perhitungan ganti rugi sebagaimana sebelumnya diatur dalam Perpres 362005 Jo. Perpres 652006.
Apakah penetapan ganti rugi berpedoman kepada NJOP atau nilai nyata pada saat dilaksanakan pengadaan tanah. Penilaian harga tanah diserahkan kepada penilai
pertanahan atau lembaga penilai. Adanya lembaga penilai harga tanah di dalam pengadaan tanah tersebut
dapat dikatakan merupakan langkah maju, sudah cukup lama disarankan oleh para ahli di bidang pertanahan karena pada peraturan tentang pengadaan tanah
sebelumnya tidak dikenal lembaga seperti ini. Hanya saja lembaga penilai harga tanah ini haruslah memiliki kredibilitas yang dapat dipertanggungjawabkan dan
terpercaya serta tidak memihak atau obyektif dalam melakukan penilaian terhadap nilai tanah.
Mencermati tugas lembaga penilai yaitu melakukan penilaian terhadap harga tanah, jadi yang dinilai adalah harga tanah bukan nilai tanah. Nilai tanah
120
Pasal 33 UU 22012.
Universitas Sumatera Utara
mengandung makna yang lebih luas dari harga tanah. Harga tanah memuat makna yang lebih sempit yaitu harga secara fisik atau terbatas pada konsep ekonomi.
121
Bagi masyarakat Indonesia, tanah tidak hanya mengandung nilai ekonomis semata akan tetapi lebih luas dari hal itu, ada nilai-nilai lain yang terdapat pada sebidang
tanah, seperti nilai magis religius, nilai budaya dan lain sebagainya. Hal-hal ini sulit untuk diukur atau dinilai dengan sejumlah uang.
4. Bentuk Ganti Rugi Dalam Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum