39 13
Kalbe Farma Tbk KLBF
X
14
Langgeng Makmur Industry Tbk
LMPI
Sampel 6 15
Martina Berto Tbk MBTO
X
16
Merck Tbk MERK
Sampel 7 17
Multi Bintang Indonesia MLBI
X
18
Mustika Ratu Tbk MRAT
Sampel 8 19
Mayora Indah Tbk MYOR
X
20
Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN
X
21
Pyridarma Farma Tbk PYFA
Sampel 9 22
Bantoel International Investama Tbk
RMBA
X
23
Schering Plough Indonesia Tbk
SCPI
Sampel 10 24
Sekar Laut Tbk SKLT
Sampel 11 25
Siantar Top Tbk STTP
X
26
Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
SQBI
Sampel 12 27
Mandom Indonesia Tbk TCID
Sampel 13 28
Tempo Scan Pacific Tbk TSPC
X
29
Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
ULTJ
Sampel 14 30
Unilever Indonesia Tbk UNVR
Sampel 15
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan
kepada masyarakat pengguna data Erlina, 2011:22. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia BEI yaitu
www.idx.co.id , buku-buku referensi, internet, dan literatur ilmiah lainnya yang
berhubungan dengan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
40
3.6 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara memperolehnya dari jurnal ilmiah, studi pustaka, buku-buku yang berhubungan dengan penelitian,
dokumentasi, laporan keuangan, dan informasi yang berhubungan dengan penelitian yang didapat melalui internet.
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah:
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen, atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau
tidak. Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis nonparametik dapat digunakan. Jika data berdistribusi normal, analisis parametik termasuk
model-model regresi dapat digunakan. Jika angka signifikan 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika angka signifikan 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal Umar, 2008:79-81. Pengujian ini diperlukan untuk melakukan uji t dan uji F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah kecil sampel Erlina, 2011:100.
3.7.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi yang kuat antar variabel
Universitas Sumatera Utara
41 independen. Jika terjadi korelasi yang kuat, terdapat masalah multikolinieritas
yang harus diatasi Umar, 2008:82. Cara yang digunakan untuk melihat adanya multikolinieritas dapat
dilakukan dengan dua pengujian yaitu dengan melihat nilai VIF dan korelasi antara variabel independen. Jika nilai VIF labih besar dari 10, maka terjadi
multikolinieritas yang cukup berat diantara variabel independen atau apabila jika korelasi diantara variabel independen lebih besar dari 0,8
Erlina,2011:103
3.7.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi berguna untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar
data yang ada pada variabel-variabel penelitian Umar, 2008:86. Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model
regresi linear pada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka terdapat
problem autokorelasi Erlina, 2011:106.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson, dengan kriteria :
1. Bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas atau Upper
Bound DU dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol,
berarti tidak ada autokorelasi.
Universitas Sumatera Utara
42 2.
Bila nilai DW lebih rendah dari batas bawah atau Lower Bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi
positif. 3.
Bila nilai DW lebih besar dari pada 4 – DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.
4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas DU dan batas bawah DL atau
DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya dapat disimpulkan, Ghozali, 2001 dalam Erlina, 2011.
3.7.4 Menguji Keseluruhan Model
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antara -2 Log Likelihood
-2LL pada awal block=0 dengan -2 Log Likelihood pada akhir block=1. nilai -2 Log Likelihood yang mengalami penurunan mengindikasi
bahwa model regresi semakin baik.
3.7.5 Menguji Kelayakan Model Regresi
Untuk menilai kelayakan model regresi logistik yang digunakan, dapat diukur dengan uji Hosmer and Lemeshow yaitu dengan Goodness Of Fit Test.
Uji ini merupakan suatu alat statistik yang digunakan untuk pengujian kebaikan atau kecocokan model yang diuji dibandingkan dengan data yang
diamati, kriteria model diantaranya: 1.
Jika nilai signifikan Hosmer and Lemeshow ≤ 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara model dengan nilai observasi sehingga
kelayakan model tidak baik karena model tidak dapat memperbaiki nilai observasinya.
Universitas Sumatera Utara
43 2.
Jika nilai signifikan Hosmer and Lemeshow ≥ 0,05, maka model mampu memprediksi nilai observasinya atau model dapat diterima karena sesuai
dengan data observasinya.
3 .8 Pengujian Hipotesis Regresi Logistik
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan pengujian regresi logistik. Regresi logistik sebenarnya sama dengan regresi berganda hanya saja-
menggunakan variabel dummy atau varaiabel kualitatif, dimana variabel dalam model diberi nilai 1 dan 0 untuk masing-masing kategori. Penelitian ini
memberikan nilai 0 untuk FIFO dan 1 untuk average FIFO = 0, Average = 1. Model yang digunakan:
��
� 1
−�
= a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
Dimana : + e
P =
pemilihan metode penilaian persdiaan a
= konstanta
X
1
X =
ukuran perusahaan
2
= X
financial leverage
3
b =
laba sebelum pajak
1…
b
3
e =
error =
koefisien regresi
Dalam penelitian pada umumnya menggunakan tingkat signifikan 1, 5, atau 10. Jika dalam suatu pengujian hipotesis menggunakan α = 5. Artinya,
peneliti yakin bahwa dari 100 anggota sampel, probabilitas anggota sampel yang tidak memiliki karakteristik populasi lebih dari 5 adalah 5 Algifari, 2001:21.
Universitas Sumatera Utara
44 Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis adalah:
1. Apabila nilai signifikansi 0,05 maka hipotesis ditolak.
2. Apabila nilai signifikansi 0,05 maka hipotesis diterima.
Untuk melihat pengujian regresi logistik secara parsial dapat dilihat dalam tabel variabel in the Equation, sedangkan untuk pengujian regresi secara simultan
dapat dilihat dalam tabel Omnibus Test of Model Coefficients.
Universitas Sumatera Utara
45
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Singkat Objek Penelitian
Populasi penelitian ini terdiri dari perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel, yaitu purposive
sampling maka diperoleh 15 perusahan yang dijadikan sampel dari 30 perusahaan
populasi yang ada, seperti yang terdapat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Gambaran Perusahaan Penelitian
No Keterangan
Jumlah Perusahaan 1.
Total perusahaan yang menjadi populasi 30 perusahaan
2. Perusahaan yang merubah kebijakan
perusahaan pada periode penelitian 6 perusahaan
3. Perusahaan yang menerapkan lebih dari satu
metode persediaan secara konsisten 9 perusahaan
4. Perusahaan yang memenuhi kriteria
15 perusahaan Sumber : Diolah Oleh Peneliti, 2013
Jumlah sampel yang diperoleh dari populasi yang ada sebanyak 15 perusahaan yang terdiri dari dua kelompok, yaitu perusahaan yang menggunakan
metode rata-rata dan metode FIFO, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
46
Tabel 4.2 Kelompok Sampel Perusahaan Berdasarkan Metode Persediaan dan
Persentase
No Metode
Jumlah Persentase
1 Rata-rata
9 60
2 FIFO
6 40
Jumlah 15
100 Sumber :Diolah Oleh Peneliti, 2013
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan yang menggunakan metode rata-rata di Indonesia lebih banyak dari perusahaan yang menggunakan
metode FIFO. Terdapat 9 perusahaan yang menggunakan metode rata-rata dan 6 perusahan yang menggunakan metode FIFO dari 15 perusahaan, hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Taqwa 2001 dan Mukhlasin 2001 yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia
lebih banyak menggunakan metode rata-rata.
4.2 Analisis Data dan Hasil Penelitian