25 dan bangunan; memiliki hasil penjualan lebih dari Rp300.000.000,00
sampai Rp2.500.000.000,00. 3.
Perusahaan dengan usaha ukuran menengah, memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 sampai Rp10.000.000.000,00 tidak
termasuk tanah dan bangunan; memiliki hasil penjualan lebih dari Rp2.500.000.000,00 sampai Rp50.000.000.000,00.
4. Perusahaan dengan usaha ukuran besar, memiliki kekayaan bersih lebih
dari Rp10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan; memiliki penjualan lebih dari Rp50.000.000.000,00.
2.1.5 Financial Leverage
Metode akuntansi persediaan yang digunakan oleh perusahaan, tergantung oleh tingkat financial leverage perusahaan. Zmijewski dan
Hagerman dalam Taqwa, 2001 menyatakan,”apabila perusahaan mempunyai tingkat financial leverage yang tinggi maka perusahaan akan
berusaha memilih metode yang menaikkan laba yaitu metode FIFO”. Pernyataan tersebut memaparkan, perusahaan yang memiliki tingkat
financial leverage tinggi akan cenderung menggunakan metode FIFO dan
sebaliknya perusahaan dengan tingkat financial leverage yang rendah akan menggunakan metode rata-rata.
2.1.6 Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas dapat diukur dengan menggunakan
rasio lancar current ratio. Menurut Kasmir 2008 : 134, “rasio lancar atau
Universitas Sumatera Utara
26 current ratio
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiaban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”. Menurut Crushing dan Le Clere 1992 dalam Marwah, 2012 bahwa,
“perusahaan yang memiliki rasio lancar yang rendah akan berusaha menaikkan labanya agar dapat menunjukkan kinerja perusahaan yang baik,
yaitu dengan metode FIFO, sedangkan perusahaan yang memiliki rasio lancar tinggi biasanya memilih metode rata-rata yang menghasilkan laba
yang rendah sehingga dapat menghemat pengeluaran pajak”.
2.1.7 Laba Sebelum Pajak
Laba sebelum pajak adalah laba usaha ditambah dengan pendapatan lain-lain dikurang dengan beban lain-lain sebelum tarif pajak yang berlaku
sesuai dengan peraturan perpajakan. Laba sebelum pajak bisa berpengaruh dengan pemilihan metode
penilaian persediaan. Ini sehubungan dengan political cost hypothesis, yang menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki laba yang tinggi menjadi
perhatian oleh konsumen dan media yang nantinya akan menarik perhatian pemerintah yang pada akhirnya menimbulkan biaya politis, seperti
pengenaan pajak yang lebih tinggi, oleh sebab itu perusahaan yang memiliki laba tinggi akan lebih memilih menggunakan metode rata-rata untuk
mengurangi laba.
Universitas Sumatera Utara
27
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan, antara lain:
Tabel 2.7 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Variabel yang
Digunakan Hasil Penelitian
Salma Taqwa
2001 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Pemilihan Metode Akuntansi
Persediaan pada Perusahaan
Manufaktur di BEJ
Variabel independen
: ukuran perusahaan,
struktur kepemilikan, financial leverage
, variabilitas persediaan,
rasio lancar Variabel dependen:
metode persediaan Ukuran perusahaan dan
variabilitas persediaan berpengaruh signifikan
terhadap pemilihan metode persediaan.
Struktur kepemilikan, financial leverage
, rasio lancar, tidak berpengaruh
signifikan terhadap pemilihan metode
persediaan.
Mukhlasin 2001
Analisis Pemilihan Metode
Akuntansi Persediaan dan
Dampaknya Terhadap Earnig
Price Ratio Variabel independen:
variabilitas persediaan, variabilitas laba
akuntansi, ukuran perusahaan, intensitas
modal, intensitas persediaan, variabilitas
harga pokok penjualan Variabel dependen:
pemilihan metode akuntansi persediaan
Ukuran perusahaan, intensitas modal,
intensitas persediaan, variabilitas harga pokok
penjualan, berpengaruh signifikan terhadap
pemilihan metode persediaan. Variabilitas
persediaan dan variabilitas laba
akuntansi, tidak berpengaruh secara
signifikan.
Universitas Sumatera Utara