46
Wawancara juga dilakukan pada guru mengenai pengggunaan metode mendengarkan cerita agar dapat mengetahui masalah-masalah yang timbul.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru Berkaitan Penggunaan Metode Mendengarkan Cerita
Aspek yang ditanyakan Deskripsi pertanyaan
Penggunaan metode mendengarkan cerita
a. Pendapat guru mengenai upaya mendengarkan cerita
dalam menangani tingkah laku agresif b.
Keefektifan penerapan mendengarkan cerita untuk mengatasi tingkah laku agresif
c. Hambatan-hambatan yang ditemui
d. Kelebihan dan kekurangan
H. Validitas Instrumen
Menurut Sukardi 2003: 122 validitas menunjuk pada derajat yang menunjukkan di mana suatu instrumen mengukur apa yang hendak diukur.
Sugiono 2006: 175 membedakan validitas menjadi dua macam: 1.
Validitas Internalrasional, terdiri dari dua macam yaitu validitas isi content validity dan validitas konstruksi construct validity
2. Validitas eksternalempiris yang dikembangkan berdasarkan fakta-fakta
empiris yang telah terbukti dan terjadi di lapangan. Jenis-jenis validitas menurut Sutrisno Hadi 2001: 122-128 adalah:
1. Face validity, adalah validitas yang dipandang suatu alat pengukur yang
benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. 2.
Logical validity atau konsep validitas logic, adalah validitas yang bertitik tolak dari konstraksi teoritik tentang faktor-faktor yang hendak diukur oleh satuan alat
ukur. Dari konstraksi teoritik ini dilahirkan definisi-definisi yang digunakan oleh pembuat alat pengukur sebagai pangkal kerja dan sebagai ukuran valid tidaknya
alat pengukur yang dibuatnya.
47
3. Factorial validity yaitu penilaian terhadap validitas suatu alat pengukur harus
ditinjau dari segi apakah item yang disangka mengukur faktor-faktor tertentu telah benar-benar dapat memenuhi fungsiya dalam mengukur faktor-faktor yang
dimaksudkan. 4.
Content validity atau disebut juga validitas isi. Kini pendapat perhatian yang makin besar dalam pengukuran-pengukuran terhadap kemajuan belajar atau
achievement. 5.
Empirical validity, selalu menggunakan sebagai kriteria bagaimana derajat kesesuaian antara apa yang dinyatakan oleh hasil pengukuran dengan keadaan
yang senyatanya. Mengacu pendapat di atas, instrument dalam penelitian ini menggunakan
validitas isi content validity. Instrument penelitian ini dikatakan mempunyai validitas isi karena validitas ini diperoleh melalui cara-cara yang yang benar dan
disesuaikan dengan aspek-aspek yang ada sehingga menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki. Pengujian validitas isi dapat dilakukan
dengan membandingkan antara isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Sugiono 2006: 175 mengatakan uji validitas content validity dapat dilakukan dengan
membandingkan program yang ada dan konsultasi ahli. Uji validitas dalam intrumen penelitian ini menggunakan
expert judgment dengan cara mengkonsultasikan dengan ahli.