36
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan  kerangka  pikir  di  atas,  hipotesis  yang  diajukan  dalam penelitian ini adalah penggunaaan metode bercerita dapat mengatasi tingkah laku
agresif pada anak Kelompok B di TK ABA   Tegal Domban, kecamatan Tempel, kabupaten Sleman.
37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian  ini  merupakan  jenis  penelitian  tindakan  kelas  atau  action research.  Penelitian  tindakan  kelas  adalah    suatu  penelitian  tindakan  action
research  yang  dilakukan  oleh  guru  yang  sekaligus  sebagai  peneliti  di  kelasnya atau  bersama-sama  dengan  orang  lain  kolaborasi  dengan  jalan  merancang,
melaksanakan,  serta  merefleksikan  tindakan  secara  kolaborati  dan  partisipatif. Penelitian  ini  memiliki  tujuan  untuk  memperbaiki  atau  meningkatkan  mutu
kualitas proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan yang dilakukan dengan  tujuan  memperbaiki  mutu  kualitas  proses  pembelajaran  di  kelasnya
melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus Kunandar, 2008: 44-45. Menurut  Suharsimi  Arikunto  2006:  91  penelitian  tindakan  kelas  adalah
suatu kegiatan mengamati kegiatan pembelajaran yang sengaja dimunculkan, dan terjadi  dalam  sebuah  kelas.  Selain  itu  menurut  Suharsimi  Arikunto  2006:  92
penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus, tidak satu kali intervensi saja.  Model  yang  dikembangkan  oleh  Lewin  dalam  Suharsimi  Arikunto,  2006:
92  didasarkan  pada  konsep  pokok  bahwa  penelitian  tindakan  terdiri  dari  empat komponen  pokok  di  mana  komponen  tersebut  menunjukkan  langkah,  yaitu
perencanaan atau planning, tindakan atau acting, pengamatan atau observing, dan refleksi atau reflecting.
Model Kurt Lewin tersebut dikembangkan Oleh Kemmis dan Mc Taggart. Kedua ahli tersebut menggabungkan dua komponen yang kedua dan ketiga, yaitu
38
tindakan  acting  dan  pengamatan  observing.  Jadi  dalam  model    Kemmis  dan Mc  Taggart  langkah  yang  pertama  adalah  adanya  perencanaan.  Selanjutnya
tindakanperlakuan  dan  pengamatan  dijadikan  sebagai  satu  kesatuan.  Hasil  dari pengamatan  ini  selanjutnya  dijadikan  sebagai  dasar  langkah  selanjutnya  yaitu
refleksi. Dari terselesainya refleksi disusun sebuah modifikasi yang diaplikasikan dalam  bentuk  tindakan  dan  pengamatan  lagi,  begitu  seterusnya  Suharsimi
Arikunto,  2006:  92.  Model  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  model Kurt  Lewin  yang  dikembangkan  oleh  Kemmis  dan  Mc  Taggart  yang  terdiri  dari
tiga komponen yaitu perencanaan, tindakan serta pengamatan, dan refleksi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian  ini  dilakukan  di  TK  ABA  Tegal  Domban,  kecamatan  Tempel, kabupaten Sleman.
2. Waktu Penelitian
Penelitian  ini  dilakukan  secara  bertahap  yang  mulai  dilaksanakan  bulan Maret 2013 sampai Juni  2014,
a. Tahap persiapan
: Maret 2013 – September  2013
b. Tahap Pelaksanakan  : Oktober- November 2013
c. Tahap Pelaporan
: Juni 2014
39
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh anak Kelompok B2 di TK ABA Tegal Domban, kecamatan Tempel, kabupaten Sleman yang berjumlah 27 anak.
D. Objek Penelitian
Objek  penelitian  adalah  penggunaan  metode  mendengarkan  cerita  dalam mengatasi tingkah laku agresif.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam satu kegiatan pembelajaran siklus tindakan kelas.  Pada  Siklus  I  dilakukan  tiga  pertemuan  kegiatan  pembelajaran.  Kegiatan
pembelajaran  pada  Siklus  I  Pertemuan  Pertama  mendasari  penentuan  Pertemuan Kedua  dan  selanjutnya.  Begitu  pula  Siklus  I  mendasari  penentuan  dan
pengembangan  pada  Siklus  II,  apabila  Siklus  II  diperlukan.  Pada  akhir  kegiatan pembelajaran  dalam  Siklus  I,  peneliti  melakukan  evaluasi  dan  refleksi  dengan
teman  sejawat  kolaborator  untuk  mengetahui  efektivitas  pembelajaran, tersampainya  pesan,  kemanfaatan,  dan  kemungkinan  berbagai  kesulitan  atau
kendala yang dijumpai. Peneliti  mengikuti  model  Kemmis  dan  Mc  Taggart.  Kedua  ahli  tersebut
menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berulang. Langkah yang pertama adalah adanya  perencanaan.  Selanjutnya  tindakanperlakuan  dan  pengamatan  dijadikan
sebagai  satu  kesatuan.  Hasil  dari  pengamatan  ini  selanjutnya  dijadikan  sebagai