47
3. Factorial validity yaitu penilaian terhadap validitas suatu alat pengukur harus
ditinjau dari segi apakah item yang disangka mengukur faktor-faktor tertentu telah benar-benar dapat memenuhi fungsiya dalam mengukur faktor-faktor yang
dimaksudkan. 4.
Content validity atau disebut juga validitas isi. Kini pendapat perhatian yang makin besar dalam pengukuran-pengukuran terhadap kemajuan belajar atau
achievement. 5.
Empirical validity, selalu menggunakan sebagai kriteria bagaimana derajat kesesuaian antara apa yang dinyatakan oleh hasil pengukuran dengan keadaan
yang senyatanya. Mengacu pendapat di atas, instrument dalam penelitian ini menggunakan
validitas isi content validity. Instrument penelitian ini dikatakan mempunyai validitas isi karena validitas ini diperoleh melalui cara-cara yang yang benar dan
disesuaikan dengan aspek-aspek yang ada sehingga menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki. Pengujian validitas isi dapat dilakukan
dengan membandingkan antara isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Sugiono 2006: 175 mengatakan uji validitas content validity dapat dilakukan dengan
membandingkan program yang ada dan konsultasi ahli. Uji validitas dalam intrumen penelitian ini menggunakan
expert judgment dengan cara mengkonsultasikan dengan ahli.
48
I. Teknik Analisis Data
Suharsimi Arikunto 2006: 12 mengungkap terdapat dua cara dalam menganalisis data, yaitu:
1. Kuantitatif yaitu teknis analisis data dengan menggunakan rumus statistika.
Pada penelitian kuantitatif dituntut menggunakan angka sejak dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penafsiran hasilnya.
2. Kualitatif yaitu tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan dan dalam
menafsirkan hasilnya. Dalam penelitian ini teknik analis data yang digunakan bersifat deskriptif
kualitatif dan kuantitif di mana analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan data hasil observasi. Data yang telah diperoleh kemudian dikaji dan dievaluasi oleh
peneliti kemudian diolah untuk ditarik kesimpulan. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang berupa informasi berbentuk kalimat.
Proses analisis data penelitian ini menggunakan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan Kunandar, 2008: 101. Sementara deskriptif kuantitatif
digunakan untuk menganalisis data berupa angka, yang digunakan untuk mengukur peningkatan jumlah anak sebagai pengaruh dari setiap tindakan melalui
perhitungan persentase. Adapun rumus yang digunakan menurut Anas Sudijono 2010: 43 adalah sebagai berikut:
× 100 Keterangan:
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = number of cases jumlah frekuensi yang sedang dicari persentasenya
P = angka persentase
49
Setelah dihitung menggunakan rumus tersebut, selanjutnya data diinterpretasikan ke dalam lima tingkatan menurut Suharsimi Arikunto 2009:
156. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4: Kriteria Kemunculan Anak Menampilkan Tingkah Laku Agresif No
Kriteria Jumlah anak dalam persen
1. Kriteria sangat baik
21 2.
Kriteria baik 21-40
3. Cukup
41-60 4.
Kurang 61-80
5. Kurang sekali
81-100
J. Kriteria Keberhasilan
Penelitian ini dinyatakan berhasil jika frekuensi kemunculan tingkah laku agresif pada setiap anak di Kelompok B kurang dari 20.