Loving, empathic, and altruistic

164 Ditambahkan pula oleh Pearson and Hall 2012: 4 bahwa ketika individu merasa diinginkan dan dicintai, hal tersebut membantu mereka melewati masa-masa sulit dalam hidupnya. Ketiga subjek dalam penelitian ini merasakan rasa cinta dan kasih sayang dari orang- orang terdekatnya, hal tersebut menjadi salah satu sumber kekuatan mereka untuk melawan suggeti sepanjang hidupnya. Rasa dicintai ini juga membuat mereka dapat melewati masa-masa sulit kehidupan paska residen NAPZA.

b. Loving, empathic, and altruistic

rasa cinta, empati, dan altruistik Setiap individu memiliki caranya masing-masing dalam mengekspresikan rasa sayangnya kepada orang lain Grotberg, 1995: 16. Ketiga subjek susah mengungkapkan rasa sayang secara lisan tetapi tetap menunjukannya melalui tindakan berupa perhatian kepada orang-orang yang mereka sayang. Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Grotberg 1995:16 bahwa salah satu wujud dari kepedulian individu terhadap orang lain akan diekspresikan melalui tindakan atau kata-kata sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa mereka juga turut merasakan apa yang dialami oleh individu tersebut. Ketika orang di sekitarnya terkena masalah, ketiga subjek berusaha untuk membantunya dengan kemampuan yang mereka bisa. Fn suka membantu orang lain hingga terkadang membantu yang berlebihan sehingga menyusahkan diri sendiri dan keluarga. Rz memiliki jiwa sosial tinggi, walaupun tidak bisa membantu secara material Rz akan 165 memberikan tenaganya untuk membantu orang lain. Dk adalah orang yang tidak perhitungan ketika membantu orang lain dan sering kali mengalah untuk membantu orang lain dengan mengorbankan kepentingan sendiri. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Grotberg 1995: 16 bahwa individu dapat merasakan ketidaknyamanan dan penderitaan orang lain dan ingin melakukan sesuatu untuk menghentikan atau membagi penderitaan tersebut atau memberikan kenyamanan. Ditambahkan oleh Grotberg 1999:113 bahwa ketika individu merasakan penderitaan orang lagi saat menghadapi masalah, pada saat itu individu tersebut sedang mendorong orang lain untuk resilien dan memperkuat dirinya sendiri. Teori tersebut dikuatkan oleh pendapat dari Reivich and Shatte 2002: 44 bahwa individu yang resilien yaitu individu yang mampu untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain.

c. Autonomous and responsible