61
c. Tahap eksekutif
The executive stage
merupakan fase yang terjadi
pada masa dewasa madya, dimana individu bertanggung jawab terhadap sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial. Pada fase ini,
individu membangun pemahaman tentang bagaimana organisasi sosial
bekerja dan berbagai hubungan kompleks yang terkait di dalamnya. d. Tahap reintegratif
The reintegrative stage
ialah fase terakhir di
masa dewasa dimana orang dewasa yang lebih tua memilih untuk memfokuskan tenaga mereka terhadap tugas dan kegiatan yang
bermakna bagi mereka.
Dari teori perkembangan Schale dapat disimpulkan bahwa tahap perkembangan kognitif pada dewasa dini yaitu tahap pencarian prestasi,
tahap tanggung jawab, tahap eksekutif, dan tahap reintegratif.
6. Perkembangan Emosi, Sosial, dan Moral
Pada masa dewasa dini, perkembangan emosi dan sosial sangat berkaitan dengan adanya perubahan minat. Adapun kondisi-kondisi yang
mempengaruhi perubahan minat pada masa ini adalah perubahan kondisi kesehatan, perubahan status ekonomi, perubahan dalam pola kehidupan,
perubahan dalam nilai, perubahan peran seks, perubahan status dari belum menikah ke status menikah, menjadi orangtua, perubahan tekanan budaya
dan lingkungan Rita Eka Izzaty, 2008: 161. Erikson Hurlock, 1991; Rita Eka Izzaty, 2008: 161 mendefinisikan
masa dewasa dini merupakan masa kritis isolasi. Hal ini dikarenakan kegiatan sosial pada masa dewasa dini sering dibatasi karena berbagai
62
tekanan pekerjan dan keluarga. Hal tersebut dapat mempengaruhi kondisi persahabatan, pengelompokan sosial, serta nilai-nilai yang diberikan pada
popularitas individu. Rita Eka Izzaty 2008: 161 juga menambahkan bahwa tuntutan untuk melakukan tanggung jawab secara moral atas segala
perilaku dan keputusan hidup merupakan suatu hal yang menjadi pegangan individu dalam hidup di masyarakat.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui masa dewasa dini dapat dilihat dari berbagai aspek perkembangan diantaranya yaitu perkembangan fisik,
kognitif, emosi, sosial, dan moral.
D. Karangka Berfikir
Masalah penyalahgunaan NAPZA meningkat setiap tahunnya, berbagai upaya telah digalangkan oleh pemerintah dan masyarakat untuk meredam laju
kenaikan prevelensi angka penyalahgunaan NAPZA di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh BNN diketahui bahwa angka terbesar dari penyalahguna
NAPZA adalah diusia produktif dan angka kedua adalah diusia remaja. Hal ini mengancam nasib generasi muda dan bangsa Indonesia. Dampak yang
diperoleh dari penyalahgunaan NAPZA mempengaruhi kehidupan secara kompleks baik dampak secara fisik, kognitif, maupun sosial penyalahguna.
Dampak fisik bagi penyalahguna NAPZA adalah ganggunan kesehatan dan yang paling besar adalah munculnya penyakit bawaan dari penyalahgunaan
NAPZA. Contohnya: HIV AIDS, Hapatitis B, Hepatitis C yang ketiga penyakit tersebut belum ditemukan obatnya. Dampak kognitif adalah
terganggunya susunan sistem saraf pusat yang berpengaruh pada kognitif