Promotif pembinaan Preventif pencegahan Kuratif penyembuhan

50 e. Tahap habituasi yaitu tahap dimana pemakaian dan penyalahgunaan NAPZA sudah menjadi kebiasaan yang mengikat. f. Tahap adiksidependensi yaitu tahap keterikatan pada NAPZA yang sudah mendalam sehingga tidak dapat terlepas, dan mulai mengalami gejala putus obat yang berat. g. Tahap intoksikasi adalah tahap yang ditandai dengan mulai munculnya keracunan yang disebabkan karena mengkonsumsi NAPZA secara berlebihan, pada fase ini pemakai mengalami kerusakan pada organ tubuh dan otak, hingga hilang kesadaran. h. Tahap yang terakhir adalah kematian, pada fase ini organ tubuh sudah rusak terutama otaknya. Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa ada delapan fase pada penyalahgunaan NAPZA yaitu tahap kompromi, tahap coba-coba, tahap toleransi, tahap eskalasi, tahap habituasi, tahap adiksidepedensi, tahap intoksikasi, dan terakhir yaitu kematian.

6. Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA

Ada lima bentuk penanggulangan masalah NAPZA, yaitu sebagai berikut Subagyo Partodiharjo, 2007: 100:

a. Promotif pembinaan

Progam ini ditujukan kepada masyarakat yang belum memakai atau bahkan belum mengenal NAPZA. Prinsipnya adalah dengan meningkatkan peranan atau kegiatan agar kelompok ini secara nyata lebih sejahtera sehingga tidak pernah berfikir untuk memperoleh 51 kebahagian semu dengan memakai NAPZA Subagyo Partodiharjo, 2007: 100. Bentuk progam diantara lain yaitu pelatihan dialog interaktif, kelompok olahraga, seni budaya, atau kelompok usaha tani, dagang, bengkel, koperasi, kerajinan, dan lain-lain. Penekanan dalam progam promotif adalah peningkatan kualitas kinerja agar lebih bahagia dan sejahtera. Pengenalan terhadap masalah narkoba hanya peringatan sepintas lalu Subagyo Partodiharjo, 2007: 100.

b. Preventif pencegahan

Progam ini ditujukan kepada masyarakat sehat belum mengenal NAPZA agar mengetahui seluk beluk NAPZA sehingga tidak tertarik untuk menyalahgunakannya. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan pada upaya pencegahan diantaranya yaitu Subagyo Partodiharjo, 2007: 100-102: 1 Kampaye anti penyalahgunaan NAPZA 2 Penyuluhan seluk beluk NAPZA 3 Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya peer group 4 Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan distribusi NAPZA di masyarakat

c. Kuratif penyembuhan

Progam kuratif ditunjukan kepada pemakai dan penyalahguna NAPZA. Tujuannya adalah mengobati ketergantungan dan menyembuhkan penyakit sebagai akibar dari pemakaian NAPZA, 52 sekaligus menghentikan pemakaian NAPZA. Bentuk kegiatan adalah pengobatan penderita atau pemakai, meliputi Subagyo Partodiharjo, 2007: 102: 1 Penghentian pemakaian NAPZA. 2 Pengobatan gangguan kesehatan akibat penghentian dan pemakaian NAPZA detoksifikasi. 3 Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat NAPZA. 4 Pengobatan terhadap penyakit lain yang masuk bersamaan NAPZA penyakit yangtidak langsung disebabkan oleh narkoba seperti HIVAIDS, hepatitis BC, sifilis, pneumonia, dan lain-lain. Subagyo Partodiharjo 2007: 103 mengungkapkan bahwa pengobatan terhadap pemakai dan penyalahguna NAPZA tidak sederhana, tetapi sangat kompleks dan berbiaya mahal. Selain itu, kesembuhannya pun merupakan tanda tanya besar. Keberhasilan penghentian penyalahgunan NAPZA tergantung pada jenis NAPZA yang disalahgunakan, kurun waktu pemakaian, besar dosis NAPZA yang disalahgunakan, sikap atau kesadaran penderita, sikap dari keluarga penderita, dan hubungan penderita dengan sindikat pengedar.

d. Rehabilitatif pemulihan