67
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor Moleong, 2005: 4 mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dari hasil mengamati orang dan atau perilaku. Jenis penelitian yang digunakan yaitu
metode studi kasus. Creswell Haris Herdiansyah, 2010: 76 menjelaskan bahwa studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif yang
memiliki batasan dalam hal waktu, tempat, dan kasus yang diangkat. Jenis penelitian studi kasus menekankan adanya penggalian data secara lebih
mendalam melibatkan beragam sumber informasi tentang individu atau suatu unit sosial dalam kurun waktu tertentu.
Pada dasarnya penelitian dengan jenis studi kasus bertujuan untuk mengetahui sesuatu hal secara mendalam. Burhan Bungin 2006: 20
mendefinisikan studi kasus adalah suatu studi yang bersifat komprehensif, intens, rinci, dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya menelaah
masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer, kekinian. Oleh karena itu, dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus untuk
mengungkapkan tentang gambaran resiliensi diri dan faktor yang melatarbelakangi resiliensi pada mantan penyalahguna NAPZA.
68
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian menggunakan cara
purposive
yaitu berdasarkan tujuan dari penelitian ini.
Purposive
merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya: orang tersebut dianggap paling
tahu tentang apa yang diharapkan, orang tersebut paham situasi sosial yang diteliti, dsb. Subjek penelitian ditentukan berdasarkan ciri dan karakteristik
tertentu. Adapun ciri dan karakteristik yang digunakan yaitu individu dewasa awal yang berusia 18-40 tahun, telah menjalani rehabilitasi di salah satu panti
rehabilitasirumah pemulihan, telah bebas dari ketergantungan dan penyalahgunaan NAPZA, telah memiliki pekerjaan, dan berdomisili di
Yogyakarta. Dalam penelitian ini terdapat tiga subjek penelitian, sebagai berikut:
1. Fn 27 tahun adalah seorang laki-laki yang berasal dari Yogyakarta. Fn
mengenal NAPZA dari usia 12 tahun, pertama kali Fn mengenal NAPZA dari tetangga rumahnya. Motif Fn memakai NAPZA pertama kali adalah
coba-coba hingga pada akhirnya Fn menyalahgunakan kokain dan heroin sampai akhirnya mengalami ketergantungan sehingga mengharuskan Fn
mengikuti serangkaian progam rehabilitasi sebanyak tiga kali. Saat ini Fn telah terbebas dari ketergantungan NAPZA selama kurang lebih sembilan
bulan dan Fn telah bekerja di salah satu instansi pemerintahan sebagai konselor adiktif.
2. Rz 31 tahun adalah seorang laki-laki yang berasal dari Jakarta tetapi saat
ini Rz sudah berdomisili di Yogyakarta. Rz mengenal NAPZA dari kakak
69
kandungnya. Pada liburan kenaikan kelas SMP Rz telah diperkenalkan dengan heroin campuran, dosis pemakaian NAPZA yang dikonsumsi Rz
semakin meningkat hingga pada akhirnya Rz mengalami ketergantungan terhadap NAPZA. Rz mengikuti rehabilitasi sebanyak empat kali, terakhir
Rz mengikuti rehabilitasi di Malaysia selama kurang lebih delapan bulan. Ketika masa pemulihan paska rehabilitasi Rz dipilih untuk mengikuti
pelatihan ketrampilan konselor
Day TOP
di luar negeri. Saat ini Rz telah terbebas dari penyalahgunaan NAPZA kurang lebih sekitar sebelas tahun,
dan sekarang ini Rz bekerja disalah satu instansi pemerintahan, serta aktif dalam Organisasi Anti Narkoba di Yogyakarta.
3. Dk 31 tahun adalah seorang laki-laki yang berasal dari Jakarta dan saat
ini telah berdomisili di Yogyakarta. Pertama kali mengenal NAPZA yaitu dari ajakan teman bermainnya. Dk mengkonsumsi ganja pada saat SMP
dengan motif ingin menambah kepercayaan diri. Dk telah mencoba berbagai macam jenis NAPZA kecuali suntik sampai Dk masuk ke bangku
kuliah. Dk berhasil terbebas dari dari penyalahgunaan NAPZA melalui
body system peer community
yang dimiliki Dk. Dk telah terbebas dari penyalahgunaan NAPZA kurang lebih selama delapan tahun dan saat ini
Dk bekerja di salah satu kantor avokasi di Yogyakarta, serta aktif dalam Organisasi Anti Narkoba di Yogyakarta.
70
C. Lokasi Penelitian