39 sekolah, beberapa guru dan beberapa siswa di SMA N 2 Klaten,
sedangkan pada penelitian Akhmad Jufriadi 2012 menggunakan sampel penelitian masyarakat yang merupakan kader pemberdayaan
masyarakat desa dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan TKSK di daerah Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang yang
merupakan daerah rawan bencana Banjir, Gelombang PasangTsunami dan Longsor. Untuk persamaan terletak pada topic yang diambil yaitu
mengenai Mitigasi Bencana.
C. Kerangka Berpikir
Potensi bencana alam yang tinggi pada dasarnya tidak lebih dari sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis yang sangat khas
untuk wilayah tanah air kita. Indonesia merupakan negara kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar dunia bertemu, yaitu Lempeng Indo-
Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Indonesia sendiri dilalui oleh dua pegunungan yakni Mediteranian pada sebelah barat dan
pegunungan Sirkum di bagian timur. Keberadaan Indonesia diapit dua pegunungan tersebut membuat Indonesia kaya akan gunung berapi yang
selalu aktif serta rawan akan bencana. Letak geografis yang demikian ini, menjadikan Negara Indonesia sering terjadi bencana, seperti bencana
gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan gunung meletus. Pendidikan mitigasi bencana dianggap sangatlah penting untuk membekali siswa agar
mereka tanggap dan mampu mengkondisikan diri ketika terjadi bencana
yang sifatnya sewaktu-waktu bisa terjadi.
40 Kebijakan sekolah dalam menerapkan program sekolah
berwawasan lingkungan dan mitigasi bencana sangatlah selaras dengan program pemerintah tentang sekolah siaga bencana. Pengetahuan
tentang bencana dan segala macam hal dalam menangani bencana baik sebelum terjadi maupun sesudah terjadi bencana harus disampaikan
kepada seluruh masyarakat Indonesia. Namun pada kenyataannya masih banyak sekolah yang belum merespon program pemerintah
tersebut, hal tersebut dapat dilihat dengan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui mitigasi bencana, terbukti ketika terjadi
bencana gempa bumi di sekolah banyak guru yang panik berlarian keluar kelas dan tidak menghiraukan siswanya, serta masih banyaknya
korban jiwa akibat bencana. Dengan menerapkan kebijakan mitigasi
bencana di sekolah-sekolah maka siswa-siswi memperoleh bekal ilmu tentang kebencanaan dan mitigasi bencana dimana pendidikan mitigasi
bencana sangatlah penting diintergrasikan disekolah, agar tidak banyak korban jiwa yang timbul akibat adanya bencana yang bisa datang
sewaktu-waktu. SMA Negeri 2 Klaten menerapkan program SWALIBA yaitu
sekolah berwawasan lingkungan dan mitigasi bencana. suatu program yang diharapkan mampu membekali siswanya untuk mencintai
lingkungan, mengerti tentang kebencanaan dan tanggap ketika ada bencana yang bisa terjadi kapanpun tanpa disadari.
41 Berikut skema kerangka berpikir berdasarkan permasalahan yang
menjadi fokus dalam penelitian
D. Pertanyaan Penelitian