86 Program  diatas  merupakan  beberapa  bentuk  upaya  mitigasi  struktural
dan non-struktural yang dilakukan SMA N 2 Klaten. Selain program tersebut SMA  Negeri  2  Klaten  juga  mendukung  program  mencintai  lingkungan
dengan  berbagai  upaya  pembersihan  tong  sampah  setiap  pramuka, penanaman  TOGA,  hari  bersih  setiap  tanggal  9,  workshop  pengelolaan
lingkungan, pengelolaan sampah organik dan anorganik. Berdasarkan  program-program  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa
sekolah  sudah  berusaha  mengembangkan  Pendidikan  Mitigasi  Bencana secara komperhensif.
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Kebijakan Mitigasi Bencana
a. Faktor pendukung
Dalam penerapan kebijakan mitigasi bencana di SMA N 2 Klaten, ada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan dari kebijakan mitigasi
bencana. Berikut penjabarannya dari faktor pendukung kebijakan mitigasi bencana :
1. Kemampuan  menjalin  kerjasama  dengan  lembaga-lembaga  diluar
sekolah  untuk  menjalin  mitra  kerja  dalam  melaksanakan  kebijakan mitigasi  bencana  sangat  penting.  Sekolah  menjalin  kerjasama  dengan
BPBD, BLH, PMI Klaten, Puskesmas Klaten Selatan, BPPTK 2.
Kemampuan  menjalin  hubungan  dengan  Alumni  untuk  menggali  ide- ide  yang  berkaitan  dengan  Kebijakan  Mitigasi  Bencana.  Sekolah
memiliki  wadah  untuk  alumni  yang  akan  memberikan  ide  tau
87 gagasannya,  dan  terbukti  gagasan  pendidikan  mitigasi  bencana  yang
dijalankan merupakan ide dari alumni SMA N 2 Klaten. 3.
Bantuan  dari  Pemerintah  Kabupaten  Klaten  dalam  penyusunan Kurikulum  Pendidikan  Kebencanaan.  Pemerintah  Kabupaten  Klaten
bersama  BPBD  sangat  mendukung  kebijakan  mitigasi  bencana  yang dijalankan  SMA  N  2  Klaten,  terbukti  dalam  penyusunan  kurikulum
SMA  N  2  Klaten  dan  keluarnya  peraturan  Bupati  Klaten  No  6  Tahun 2014  mengenai  panduan  pembelajaran  kebencanaan  di  Kabupaten
Klaten.
b. Faktor Penghambat
Dalam  pelaksanaan  kebijakan  Mitigasi  Bencana  di  SMA  Negeri 2  Klaten  terdapat  faktor  penghambat.  Faktor  penghambat  adalah
faktor-faktor  yang  membuat  kebijakan  ini  berjalan  lambat  dan menyebabkan  kebijkan  ini  berjalalan  kurang  maksimal,  faktor
penghambat di SMA Negeri 2 Klaten antara lain : 1.
Lemahnya kesadaran tentang Pendidikan Mitigasi Bencana. 2.
Rendahnya  pengaplikasian  teori  tentang  mitigasi  bencana.  sekolah masih kurang mengaplikasian teori yang diberikan kepada siswanya
tentang Mitigasi  Bencana sehingga masih banyak siswa  yang tidak mengerti.
3. Tidak  semua  guru  mendukung  kebijakan  mitigasi  bencana.
Sebagian  guru  hanya  sebatas  tahu  tanpa  mengikuti  perkembangan kebijakan  Mitigasi  Bencana  ini,  dan  mereka  kurang  mengetahui
88 mengenai  kebijakan  Mitigasi  Bencana  sehingga  hanya  beberapa
guru  yang  mengembangkannya  hal  tersebut  dapat  menyebabkan ketidakmaksimalan  program  Mitigasi  Bencana  yang  diterapkan
SMA N 2 Klaten. 4.
Kekurangan  dana  dalam  melaksanakan  kegiatan  mitigasi  bencana. Kegiatan  yang  dilakukan  SMA  N  2  Klaten  harus  didukung  dana
untuk  mendatangkan  materi  dan  menyiapkan  alat-alat.  Kurangnya dana  menyebabkan  kebijakan  mitigasi  bencana  pada  SMA  N  2
Klaten terkendala atau berjalan kurang maksimal. 5.
Sulitnya  mencari  percontohan  sekolah  mitigasi  bencana.  Sekolah mengalami  kesulitan  dalam  pengembangan  Kebijakan  Mitigasi
Bencana karena masih sedikit sekolah yang menerapkan Kebijakan Mitigasi  Bencana.  Hal  tesebut  membuat  SMA  N  2  Klaten
melakukan  kebijakan  ini  hanya  atas  dasar  bimbingan  dari  BPBD dan lembaga-lembaga lainya.
Dari  pemaparan  di  atas  secara  garis  besar  dapat  disimpulkan bahwa  faktor  penghambat  kebijakan  ini  adalah  lemahnya  kesadaran
tentang  pendidikan  mitigasi  bencana,  rendahnya  pengaplikasian  teori tentang  mitigasi  bencana,  tidak  semua  guru  mendukung  kebijakan
mitigasi  bencana,  kekurangan  dana  dalam  melaksanakan  kegiatan mitigasi  bencana  dan  sulitnya  mencari  percontohan  sekolah  yang
menerapkan kebijakan mitigasi bencana yang menyebabkan kebijakan mitigasi bencana di SMA Negeri 2 Klaten belum berjalan maksimal.
89 Dengan  demikian  Kebijakan  Mitigasi  Bencana  masih  harus
dioptimalkan  lagi  mengingat  masih  banyaknya  faktor  penghambat yang menyebabkan kebijakan ini belum berjalan maksimal.
90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Kebijakan Sekolah Tentang Mitigasi  Bencana Di SMA Negeri 2 Klaten maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Kebijakan Mitigasi Bencana di SMA Negeri 2 Klaten memiliki tujuan untuk  menciptakan  sekolah  yang  mampu  memiliki  wawasan  tentang
lingkungan  hidup,  mitigasi  bencana  dan  memunculkan  masyarakat yang peduli terhadap lingkungan. Rencana kebijakan mitigasi bencana
ini  merupakan  suatu  rencana  dari  Prof.  Suratman.  Program  yang dijalankan  oleh  sekolah  meliputi  pemberian  materi  dari  Badan
Penanggulangan  Bencana  Daerah  BPBD  yang  berkaitan  dengan kebijakan  mitigasi  bencana  serta  mengadakan  pelatihan  simulasi
bencana  dan  upaya  pertolongan  Keputusan  antara  stakeholder  dengan Pemerintah  Daerah  Klaten  dan  pada  tahun  2012  yang  menjadikan
SMA  N  2  Klaten  sebagai  Sekolah  Swaliba  pertama  di  Indonesia. Dampak  dari  kebijakan  tersebut  adalah  komponen  sekolah
mendapatkan  pengetahuan  dan  kesiapan  mengenai  kebencanaan sehingga dapat mempraktekan ilmu kebencanaan di masyarakat.
2. Penerapan Kebijakan Mitigasi  Bencana di SMA N 2 Klaten meliputi
Struktural  dan  Non-struktural.  Penerapan  Kebijakan  tersebut  sudah dapat  dikatakan  komprehensif  karena  sudah  mencangkup  beberapa
aspek seperti bentuk mitigasi struktural dengan memperkuat bangunan