9 provinsi dengan resiko gempa tinggi. Untuk SLB, sebanyak 1.147 sekolah
dari total 1.455 sekolahnya beresiko terkena gempa. Begitu pula dengan SMP yang berjumlah 18.855 sekolah dari total 26.277 juga berada dalam
resiko gempa tinggi. Sementara dari total 10.239 SMA di Indonesia, sebanyak 7.237 sekolahnya berada di kawasan dengan resiko gempa yang
cukup tinggi Data Bank Dunia dalam berita http:news.okezone.com. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Indonesia merupakan
Negara yang rawan terjadi bencana alam di mana hal tersebut menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa dan masih banyak sekolah yang belum
menerapkan pendididkan mitigasi bencana, maka Pendidikan Mitigasi Bencana dirasa sangat penting dalam membantu menyebarluaskan ilmu
tentang Mitigasi Bencana. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebijakan mitigasi bencana yang ada pada SMA N 2 Klaten melalui
program SWALIBA yang menerapkan pendidikan berwawasan lingkungan dan mitigasi bencana agar seluruh masyarakat baik masyakarat sekolah
maupun masayarakat di lingkungan sekitar mengerti penanganan bencana alam baik sebelum terjadi maupun sesudah terjadi bencana alam. Peneliti
juga ingin mengetahui jenis mitigasi, kegiatan yang sudah diterapkan, dan mengetahui lebih dalam tentng faktor pendukung dan faktor penghambat
pada penerapan Kebijakan Mitigasi Bencana di SMA Negeri 2 Klaten.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka teridentifikasi
permasalahan sebagai berikut:
10 1.
Keberadaan Indonesia diapit dua Pegunungan Mediteranian pada sebelah barat dan Pegunungan Sirkum di bagian timur tersebut membuat
Indonesia kaya akan gunung berapi yang selalu aktif yang rawan akan bencana Gunung Meletus seperti yang terjadi pada tahun 2010 yaitu
meletusnya Gunung Merapi yang berada di Jawa Tengah. 2.
Indonesia merupakan salah satu negara rawan bencana karena Indonesia terletak di antara 3 lempeng yaitu lempeng samudra Hindia-Australia,
lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia yang rawan terjadi Bencana Tsunami dan Gempa Bumi Tektonik, seperti yang terjadi pada Juli 2008
yaitu tsunami di Pangandaran Jawa Barat dan tahun 2009 terjadi gempa bumi di Sumatera Barat.
3. Pada tanggal 27 Mei 2006 terjadi gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa
Tengah yang menyebabkan jatuhnya 1.064 korban meninggal dunia, 20.272 orang luka-luka.
4. Erupsi Gunung Merapi pada bulan November 2010 yang mengakibatkan
165 rumah hancur, dengan Kecamatan Kemalang dan Desa Balerante mengalami kerusakan terparah.
C. Batasan Masalah
Berbagai kompleksitas permasalahan muncul terkait dengan objek yang dikaji. Oleh karena itu, pembatasan masalah perlu dilakukan agar
penelitian tidak jauh menyimpang dari topik yang ingin dikaji. Hal ini dilakukan untuk memfokuskan arah penelitian dari tujuan penelitian.
Adapun batasan masalah yang perlu ditekankan dalam penelitian ini hanya
11 meneliti mengenai kebijakan sekolah tentang mitigasi bencana yang
diterapkan di SMA Negeri 2 Klaten. D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana Kebijakan Sekolah tentang Mitigasi Bencana di SMA N 2
Klaten ? 2.
Bagaimana penerapan Kebijakan Mitigasi Struktural dan Non-Struktural di SMA N 2 Klaten ?
3. Bagaimana program-program sekolah mengenai Mitigasi Bencana SMA
N 2 Klaten ? 4.
Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan Kebijakan Mitigasi Bencana di SMA N 2 Klaten ?
E. Tujuan Penelitian